Hakim di Lagos: Melarang Anak Sekolah Berhijab Tidak Melanggar HAM

Berita Internasional Update

Anak-anak Muslim di Lagos merayakan Idul Fitri 2012.

Hidayatullah.com–Seorang hakim di Lagos hari Jumat (17/10/2014) mengukuhkn larangan berhijab di lingkungan sekolah-sekolah negeri, sebuah kebijakan yang menurutnya tidak melanggar hak asasi manusia (HAM), lansir AFP.

Persatuan Pelajar Muslim Nigeria menggugat larangan hijab di sekolah-sekolah dasar dan menengah yang diberlakukan di negara bagian Lagos tahun lalu.

Hakim Modpue Onyeabo, wanita yang memimpin sidang gugatan itu, dalam putusannya mengatakan, “Larangan penggunaan hijab di sekolah-sekolah negeri di Lagos tidak melanggar hak-hak fundamental beragama penggugat karena Nigeria sebagai sebuah negara sekuler yang tidak mengakui agama apapun sebagai agama negara.”

Lebih lanjut hakim wanita itu mengatakan bahwa memperbolehkan hijab di sekolah justru berarti mengistimewakan agama tertentu dari agama lainnya dan bisa jadi hal itu akan menimbulkan ketegangan sosial.

Hakim juga mengatakan bahwa seragam sekolah diadakan untuk ketertiban umum, serta sebagai identifikasi persatuan di lingkungan sekolah negeri. Semua pelajar di sekolahnegeri harus mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah, termasuk soal seragam.

Pemerintah negara bagian Lagos memberlakukan larangan berhijab itu Mei 2013, tiga bulan setelah kelopok Muslim memprotes seorang kepala sekolah menengah yang mencambuk seorang pelajar putri karena mengenakan hijab ke sekolah.

Nigeria secara konstitusional merupakan negara sekuler. Komposisi penduduknya di wilayah utara didominasi oleh warga Muslim, sementara di selatan didominasi warga Kristen.

Meskipun negara mengakut paham sekuler, namun unsur agama tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakatnya sehari-hari. Politisi menonjolkan identitas agamanya masing-masing, sementara ketegangan di kalangan masyarakat kerap dilatarbelakangi oleh perbedaan agama yang dianut warga.

Pengacara penggugat, Shakirullahi Obale, mengatakan Persatuan Pelajar Muslim Nigeria tidak puas dengan keputusan hakim itu dan akan mengajukan banding.

Tidak kurang dari 200 pelajar putri yang berhijab memenuhi arena di dalam maupun di luar ruang sidang guna mendukung penggugat dalam persidangan itu.*

Plis Like Fanpage Kami ya