-->

LGBT Salah Siapa? Takdir? (1)


Bahasan Utama

LGBT di Sekitar Kita Jumat 22 Zulhijjah 1435 / 17 October 2014 20:30



Related

Laporkan iklan?


lgbt LGBT Salah Siapa? Takdir? (1)



Laporkan iklan ?


LGBT yang kini tengah marak didunia bahkan di Indonesia, telah menjadi kontroversi tersendiri. Ada yang memperbolehkan, bahkan dengan memberikan hak asasi bagi pelakunya. Tapi, ada pula yang melarang, salah satunya ialah agama kita, Islam. Dalam ajaran agama kita hal tersebut dilarang, bukan hanya semata-mata suatu perintah saja, tapi maksud dari larangan itu memiliki hikmah tersendiri.


Bila dalam Islam, LGBT itu telah jelas-jelas dilarang, mengapa masih saja ada yang melakukannya? Salah siapa itu terjadi? Takdirkah?


Dalam salah satu station televisi di Indonesia, ditayangkan mengenai seorang transgender yang asalnya seorang pria merubah seluruh tubuhnya menjadi seorang wanita, mengatakan bahwa dirinya tidak ingin berada dalam keadaan seperti itu. Hanya saja, ia berkata bahwa apa yang terjadi pada dirinya itu ialah karena adanya takdir. Entah, benarkah seperti itu atau pun tidak. Tapi, yang pasti, ia merasa nyaman dengan dirinya yang sekarang, dibanding ketika ia masih menjadi pria.


Dalam pembahasan takdir, kita sering mendengar istilah qodho’ dan qodar. Dua istilah yang serupa tapi tak sama. Mempunyai makna yang sama jika disebut salah satunya, namun memiliki makna yang berbeda tatkala disebutkan bersamaan. Jika disebutkan qodho’ saja maka mencakup makna qodar, demikian pula sebaliknya. Namun jika disebutkan bersamaan, maka qodho’ maknanya adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah pada makhluk-Nya, baik berupa penciptaan, peniadaan, maupun perubahan terhadap sesuatu. Sedangkan qodar maknanya adalah sesuatu yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali. Dengan demikian qodar ada lebih dulu kemudian disusul dengan qodho’.


Beriman dengan benar terhadap takdir bukan berarti meniadakan kehendak dan kemampuan manusia untuk berbuat. Hal ini karena dalil syariat dan realita yang ada menunjukkan bahwa manusia masih memiliki kehendak untuk melakukan sesuatu.


Dalil dari syariat, Allah Ta’ala telah berfirman tentang kehendak makhluk,


ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَن شَآءَ اتَّخَذَ إِلىَ رَبِّهِ مَئَابًا {39}


“Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya,” (QS. An Nabaa’: 39).


نِسَآؤُكُمْ حَرْثُ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ… {223}


“Isteri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki,” (QS. Al Baqoroh: 223).


BERSAMBUNG



Laporkan iklan ?




Redaktur: Rika Rahmawati


LGBT Salah Siapa? Takdir? (2-Habis) »

« Benarkah Pelegalan LGBT atas Nama HAM? (3-Habis)



















Plis Like Fanpage Kami ya

Related Posts

0 Response to "LGBT Salah Siapa? Takdir? (1)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close