4 Kejanggalan Tembak Mati Terduga Teroris Purwakarta Yang Tidak Mungkin ada di Media Sekuler
Natal berdarah di Tangan densus88. Seperti tak ada waktu yang lebih tepat, Seperti sudah sangat mendesak – maka Minggu 25/12 kemeren densus88 Tembak tewas terduga teroris di Purwakarta.
Tentu saja sebuah narasi tunggal dari pihak kepolisian tak lantas dapat di telan mentah mentah masyarakat. Karena ada banyak kejanggalan yang pantas untuk kita pertanyakan. Berikut redaksi mengumpulkan beberapa kejanggalan dari penangkapan tersebut.
Soal waktu penangkapan/’eksekusi mati Terduga Terorisme.
Jika memang sudah sangat mendesak kenapa kemudian Densus88 Masih sempat sempatnya undang media untuk mengikuti penggerebekan mereka? Kenapa media dengan mudah untuk ikuti setiap langkah teroris dalam penggerebekan? apa hebatnya media harus ikut dalam penggerebekan itu? apa yang diharapkan dengan mengundang Media? tidakah ini menjadi indikasi ada rencana lain dari soal penembakan itu?
Bukankah terorisme merupakan kejahatan luar biasa (Extraordinary Crime) yang membutuhkan pula penanganan dengan cara-cara luar biasa (Extraordinary Measure) sehingga harus memperhatikan aspek HAM dalam penangannya?
Barang Bukti
Kepolisian memaparkan barang bukti. binder yang didalamnya terdapat foto seorang wanita, satu tas plastik berisi robekan kertas yang diduga berhubungan dengan majalah terkait jihad, paku laron, paku ukuran lima dan tujuh masing-masing satu keresek. Barang lainnya berupa timbangan digital, dua modem, headset, kabel USB, kalender 2016, buku catatan keuangan, buku catatan kecil, satu pak kertas folio bertuliskan arab, dan catatan alamat rumah daerah Depok.Polisi juga mengamankan barang berupa tas gendong, kertas setoran kendaraan sepeda motor ke perusahaan pembiayaan Adira, buku catatan pulsa, satu dus buku kitab, sarung dll.
Semua barang bukti itu Hampir hampir bila di racik menjadi bom tak akan membahayakan? Barang bukti tersebut tidaklah sedikitpun terkait dengan sesuatu yang sangat menakutkan. Betapa lebaynya jika bermodalkan barang bukti itu – lantas eksekusi mati langsung di berikan oleh densus 88?
Surat Pengantin
Kepolisian menemukan surat pengantin di dalam barang bukti tersangka teroris yang ditembak mati. Jika dilogikakan hanya surat pengantin satu satunya barang bukti yang paling kuat mendekatkan mereka pada tuduhan teroris – sementara barang bukti lain lemah dari sudut pandang apapun. Apalagi memang terorisme ini di anggab kejahatan atas latar belakang ideologi – bukan hanya kesempatan.
maka menjadi pertanyaan dan wajib di jawab oleh pihak kepolisian bahwa benar tidak itu surat pengantin ada di TKP?
Bom Sebesar efek Bom WTC
Untuk memberian efek ketakutan yang luar bisa kepolisian melalui Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan di Purwakarta, Minggu (25//12/2016) mengatakan efek yang terjadi jikalau 4 orang terduga teroris jadi meledakkan (ntah apa yang diledakkan) dampaknya akan besar bahkan akan lebih besar dari WTC..
“Kalau bendungan ini (Waduk Jatiluhur) diledakkan, seperti apa? Ini (dampaknya) akan lebih besar dari WTC (gedung di Amerika yang diledakkan teroris). Jutaan warga Purwakarta, Bandung, Karawang sampai Jakarta bisa jadi korban,” ungkap Anton.
Kita merasa heran, dari barang bukti tidak ada di temukan soal bahan peledak dan sampai kapanpun bahan peledak tak akan di jumpai jika tidak di adakan oleh kepolisian. Nah mengapa ada statement efek ledakan? jadi yang meledak itu apa? kan aneh…
Jadi penangkapan/penembakan terorisme itu tidak lebih dari membesarkan efek dan opini teror saja – bukan ketakutan yang nyata dari pihak kepolisian. (ui)
0 Response to "4 Kejanggalan Tembak Mati Terduga Teroris Purwakarta Yang Tidak Mungkin ada di Media Sekuler"
Post a Comment