Pemerintahan Jokowi Seperti Diterjang Air Bah, Apapun Dipegang Untuk Menyelamatkan Diri
Dakwah Media - Indonesia saat ini tidak memiliki narasi yang kuat sebagai bangsa. Padahal narasi itu salah satu modal bangsa Indonesia agar tidak kehilangan arah dan tujuan dalam bernegara.
Demikian Refleksi Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menjelang awal tahun 2017.
Dia mengatakan ada catatan yang perlu digarisbawahi dalam menyongsong tahun baru 2017. Catatan itu bisa dijadikan wacana baik terkait kondisi didalam negeri maupun diluar negeri agar tahun depan lebih baik.
Catatan yang dimaksud politisi PKS ini yakni Indonesia saat ini tidak memiliki narasi yang kuat.
"Padahal sebuah bangsa harus memiliki narasi agar apapun yang terjadi di belahan dunia yang lain, bangsa kita tidak kehilangan arah dan tujuannya" tegas dia
Negara yang tidak memiliki narasi kuat dapat disergap oleh arus seperti air bah yang bisa menyebabkan disorientasi massal.
Makanya dengan mengembangkan dan menetapkan narasi yang kuat akan membuat bangsa Indonesia teguh dalam menjalankan roda bernegara.
"Ini salah satu yang saya khawatirkan air bahnya itu banyak sekali seperti salah satunya gelombang sosial media (sosmed) yang menyebarkan berbagai informasi yang simpang siur," katanya.
Sangat jamak yang namanya diterjang air bah, orang tentunya akan berupaya untuk menyelamatkan diri dan memegang apa saja yang bisa dipegangnya.
Dan jika hal itu dikaitkan dalam konteks pemerintahan, pihaknya melihat pemerintahan Jokowi saat ini kondisinya sedang diterjang air bah sehingga apapun coba dipegang untuk menyelematkan diri, meski itu membahayakan perjalanan bangsa ke depan.
Dunia saat ini menurutnya memang sedang menghadapi kekacauan di dunia maya dan dunia nyata. Tidak hanya di Timur Tengah, tapi juga di benua Amerika maupun Eropa dan termasuk di Asia.
Pernyataan terakhir Presiden Terpilih AS Donald Trump salah satu contoh. Donald Trump mengatakan dirinya akan meningkatkan kapasitas nuklir AS di tengah kampanye perlucutan senjata nuklir yang sedang yang sedang digalakkan para pemimpin dunia. Presiden dari Partai Republik ini memberikan alasan terhadap rencana peningkatan kapasitas nuklirnya tersebut dikarenakan dunia belum aman.
Menufut Fahri, pernyataan Donald Trump itu neningkatkan tensi ancaman perang karena negara-negara yang tidak terima sikap AS itu seperti Iran dan juga negara-negara nuklir lainnya termasuk negara yang belum bersikap akan berpikir ulang terkait perlucutan nuklir dunia.
"Sikap Trump ini berpotensi membahayakan masa depan perdamaian dunia," kata Fahri Hamzah.
Ancaman dan perpecahan pun terjadi bukan hanya di tingkat elit tapi juga sampai pada masyarakat di bawah. Kohesi sosial, sangat rendah dan ini tentunya sangat disayangkan karena terjadi ditengah keinginan untuk membangun bersama.
Kondisi ini bisa jelasnya bisa menjalar ke Indonesia, karena ada gejala bangsa ini bukannya ikut menghentikan dinamika dan ketegangan dunia, tapi malah mengimpor ketegangan tersebut.
Bukannya kita cegah tapi kita justru mengimpor ketegangan seperti dengan mengembangkan nalar yang salah tentang gejolak umat Islam," ujarnya.
Dia melanjutkan, ironisnya kondisi ini mendapat pembenaran karena memang ada kelompok kecil yang melakukan teror dan juga menyebarluaskan isu ekstrem dari luar negara itu di sosmed secara mencolok.
"Padahal yang aktual dan resmi seperti berkumpulnya massa pada aksi 411 dan 212 semua berjalan damai,” tegasnya.
Atas situasi dunIa yang penuh kekacauan ini, Fahri Hamzah mengajak pemerintah untuk bersatu di tahun 2017 yang akan segera datang ini.
Sebab menurut dia lagi, jika para elit di republik ini tidak bersatu, maka rakyat akan sulit bersatu. [rmol]
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "Pemerintahan Jokowi Seperti Diterjang Air Bah, Apapun Dipegang Untuk Menyelamatkan Diri"
Post a Comment