Media Australia Sebut Warga Miskin Jakarta Menolak Pilih Ahok
Dakwah Media - Media Australia Sidney Morning Herald mengulik alasan mengapa warga miskin Jakarta enggan memilih Ahok.
Tulisan berjudul the real reason many poor Jakartans are Opposing in the gubernatorial election tersebut, menceritakan kisah Dharma Diani yang menunjukkan kondisi rumahnya, di kampung nelayan miskin di Jakarta Utara.
Salah satu wilayah yang menjadi target kampanye agresif Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Penggusuran dilakukan dengan dalih untuk mengatasi masalah endemik di tengah kota, seperti banjir, kemacetan lalu lintas, dan kurangnya ruang hijau.
Warga setempat mengaku diberi surat perintah pengusiran 11 hari sebelum rumah mereka dihancurkan pada April tahun lalu.
“Kami tidak pernah diberitahu mengapa (digusur), tapi Ahok di media mengatakan ia ingin mengubah daerah ini menjadi daerah tujuan wisata religi karena ada masjid tua di dekatnya. Ahok terus mengatakan ia ingin merevitalisasi daerah ini, tapi tidak ada yang terjadi sejak penggusuran itu,” kata Dharma.
Dharma mengaku tidak dapat memilih untuk pindah ke rusun murah yang disediakan oleh pemerintah.
“Beberapa dari kami adalah nelayan dan bekerja di pasar ikan. Jika dia memindahkan kami ke suatu tempat sejauh empat jam perjalanan di lalu lintas yang padat, bagaimana kami bisa bekerja? Bagaimana bisa kami bisa membayar?” kata Dharma.
“Ahok melabeli kami sebagai penghuni liar dan ilegal. Ia mengatakan kami hanya bisa menduduki lahan kosong dan menyebarkan penyakit TBC. Kami mencoba untuk bertemu dengannya, tapi dia tidak mau menerima kami. Dia keterlaluan. Dia kejam. Bagi kami, seorang pemimpin seharusnya tidak seperti itu,” kata dia.
Darma beserta warga setempat mengaku dulu pada saat Pilkada 2012, ia mendukung Jokowi-Ahok.
“95 persen dari orang-orang dari kampung ini telah mendukung mereka. Tidak masalah bagi kami jika Ahok adalah Kristen dan Cina. Kami tidak pernah peduli tentang ras dan agama. Sekarang kami mendapatkan masalah ini karena Ahok sendiri. Dia adalah pengacau,” kata Dharma.
Saat ditanya, apakah ia dan warga masih akan memilih Ahok pada 15 Februari mendatang, Darma menggeleng.
“Nol persen. Menurut akal sehat, dia membuat orang miskin menjadi lebih miskin. Hal ini telah membuat banyak orang menjadi lebih politis, termasuk saya,” kata dia. [psi]
Tulisan berjudul the real reason many poor Jakartans are Opposing in the gubernatorial election tersebut, menceritakan kisah Dharma Diani yang menunjukkan kondisi rumahnya, di kampung nelayan miskin di Jakarta Utara.
Salah satu wilayah yang menjadi target kampanye agresif Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Penggusuran dilakukan dengan dalih untuk mengatasi masalah endemik di tengah kota, seperti banjir, kemacetan lalu lintas, dan kurangnya ruang hijau.
Warga setempat mengaku diberi surat perintah pengusiran 11 hari sebelum rumah mereka dihancurkan pada April tahun lalu.
“Kami tidak pernah diberitahu mengapa (digusur), tapi Ahok di media mengatakan ia ingin mengubah daerah ini menjadi daerah tujuan wisata religi karena ada masjid tua di dekatnya. Ahok terus mengatakan ia ingin merevitalisasi daerah ini, tapi tidak ada yang terjadi sejak penggusuran itu,” kata Dharma.
Dharma mengaku tidak dapat memilih untuk pindah ke rusun murah yang disediakan oleh pemerintah.
“Beberapa dari kami adalah nelayan dan bekerja di pasar ikan. Jika dia memindahkan kami ke suatu tempat sejauh empat jam perjalanan di lalu lintas yang padat, bagaimana kami bisa bekerja? Bagaimana bisa kami bisa membayar?” kata Dharma.
“Ahok melabeli kami sebagai penghuni liar dan ilegal. Ia mengatakan kami hanya bisa menduduki lahan kosong dan menyebarkan penyakit TBC. Kami mencoba untuk bertemu dengannya, tapi dia tidak mau menerima kami. Dia keterlaluan. Dia kejam. Bagi kami, seorang pemimpin seharusnya tidak seperti itu,” kata dia.
Darma beserta warga setempat mengaku dulu pada saat Pilkada 2012, ia mendukung Jokowi-Ahok.
“95 persen dari orang-orang dari kampung ini telah mendukung mereka. Tidak masalah bagi kami jika Ahok adalah Kristen dan Cina. Kami tidak pernah peduli tentang ras dan agama. Sekarang kami mendapatkan masalah ini karena Ahok sendiri. Dia adalah pengacau,” kata Dharma.
Saat ditanya, apakah ia dan warga masih akan memilih Ahok pada 15 Februari mendatang, Darma menggeleng.
“Nol persen. Menurut akal sehat, dia membuat orang miskin menjadi lebih miskin. Hal ini telah membuat banyak orang menjadi lebih politis, termasuk saya,” kata dia. [psi]
0 Response to "Media Australia Sebut Warga Miskin Jakarta Menolak Pilih Ahok"
Post a Comment