Beras Berkutu, Empat Desa di Jombang Tolak Beras Bulog
Dakwah Media - Penyaluran beras untuk keluarga miskin (raskin) yang sudah berganti nama menjadi beras sejahtera (rastra), kembali menuai masalah, kemarin (29/8).
Seperti yang terpantau di Kecamatan Plandaan, empat desa menolak kiriman beras Bulog karena diketahui diketahui berwarna kuning dan berkutu.
Empat desa tersebut Desa Bangsri, Pelabuhan, Purisemanding dan Plandaan.
’’Kondisi beras yang dikirim ke desa kami memang parah, dan ini sudah kejadian kedua,” ungkap Kepala Desa Bangsri Suradi, kemarin (29/8). Ia menjelaskan, beras pertama kali dikirim sekira pukul 10.00.
Saat pengecekan kondisi rastra yang dikirim pertama kali, menurutnya melibatkan juga unsur Babinsa (TNI AD) dan Bhabinkamtibmas (Polri).
’’Disaksikan banyak pihak, melihat kondisi beras yang seperti itu kami putuskan untuk dikembalikan ke Bulog. Jadi rastra yang ada di truk belum sempat diturunkan semua, hanya satu atau dua karung saja untuk dicek,” imbuhnya.
Pihaknya berharap pihak Bulog memperbaiki mekanisme pengadaan beras yang selama ini dilakukan.
Karena sebelumnya rastra untuk Desa Bangsri diketahui berkualitas buruk. Kebetulan, jatah Desa Bangsri dan Pelabuhan satu truk. Sehingga langsung mengajukan penukaran.
Selain itu kondisi serupa juga terjadi di Desa Purisemanding dan Desa Plandaan. Jatah rastra dua desa yang diangkut dalam satu truk ini, diketahui berkualitas buruk. Solusinya pun sama, jatah rastra ditarik kembali ke gudang Bulog untuk ditukar.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan Arsyad mengakui adanya penarikan kembali jatah rastra pada empat desa di Kecamatan Plandaan.
’’Hari ini (kemarin) sudah ditukar atau diganti dengan rastra yang lebih bagus,” jawab Arsyad melalui pesan pendek, kemarin (29/8).
Saat ditanya penyebab buruknya kondisi beras pada pengiriman pertama, Arsyad mengaku baru akan melakukan pengecekan. ’’Nanti saya cek lagi,” tambahnya [ipc]
Seperti yang terpantau di Kecamatan Plandaan, empat desa menolak kiriman beras Bulog karena diketahui diketahui berwarna kuning dan berkutu.
Empat desa tersebut Desa Bangsri, Pelabuhan, Purisemanding dan Plandaan.
’’Kondisi beras yang dikirim ke desa kami memang parah, dan ini sudah kejadian kedua,” ungkap Kepala Desa Bangsri Suradi, kemarin (29/8). Ia menjelaskan, beras pertama kali dikirim sekira pukul 10.00.
Saat pengecekan kondisi rastra yang dikirim pertama kali, menurutnya melibatkan juga unsur Babinsa (TNI AD) dan Bhabinkamtibmas (Polri).
’’Disaksikan banyak pihak, melihat kondisi beras yang seperti itu kami putuskan untuk dikembalikan ke Bulog. Jadi rastra yang ada di truk belum sempat diturunkan semua, hanya satu atau dua karung saja untuk dicek,” imbuhnya.
Pihaknya berharap pihak Bulog memperbaiki mekanisme pengadaan beras yang selama ini dilakukan.
Karena sebelumnya rastra untuk Desa Bangsri diketahui berkualitas buruk. Kebetulan, jatah Desa Bangsri dan Pelabuhan satu truk. Sehingga langsung mengajukan penukaran.
Selain itu kondisi serupa juga terjadi di Desa Purisemanding dan Desa Plandaan. Jatah rastra dua desa yang diangkut dalam satu truk ini, diketahui berkualitas buruk. Solusinya pun sama, jatah rastra ditarik kembali ke gudang Bulog untuk ditukar.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bulog Sub Divre II Surabaya Selatan Arsyad mengakui adanya penarikan kembali jatah rastra pada empat desa di Kecamatan Plandaan.
’’Hari ini (kemarin) sudah ditukar atau diganti dengan rastra yang lebih bagus,” jawab Arsyad melalui pesan pendek, kemarin (29/8).
Saat ditanya penyebab buruknya kondisi beras pada pengiriman pertama, Arsyad mengaku baru akan melakukan pengecekan. ’’Nanti saya cek lagi,” tambahnya [ipc]
0 Response to "Beras Berkutu, Empat Desa di Jombang Tolak Beras Bulog"
Post a Comment