Makna Merdeka Menurut Ustad Felix Siauw
Dakwah Media - Kamis (17/8/2017) tepat 72 tahun Indonesia merdeka. Lalu, sudah benar-benar merdekakah kita?
Seperti apakah makna merdeka yang sebenarnya? Ustad muda, Felix Siauw memaparkan pandangannya lewat unggahan tulisan via akun Instagramnya, Rabu (16/8/2017).
Dia memberi judul “Merdeka Dari Kedzaliman”.
Dia mengungakpan di masa-masa dimana kebenaran dan kebatilan seolah tak punya batas yang jelas, maka di situlah kita lebih lagi harus dekat dengan Allah meningkatkan taqwa
“Sebab pada mereka yang bertakwa Allah berikan furqan, yaitu kemampuan untuk melihat yang mana yang benar dan yang mana yang salah secara sebenar-benarnya. Di masa itu kita harus lebih dekat dengan Al-Qur’an, sebab ia akan menjadi furqan juga, pembeda antara haq dan bathil, yang menjadi penjelas akan baik dan buruk,” tulisnya.
Masa-masa itu, lanjutnya akan dipenuhi oleh penipu yang berlagak benar, dan orang-orang benar akan dikriminalkan. Pemberi peringatan akan ditangkap, provokator dilindungi
“Komunis nyata-nyata menentang Ketuhanan, saat ada ulama yang mengingatkan malah diborgol dan diperlakukan hina. Sementara penista agama diperlakukan mulia. Kapitalis yang terbukti menjadi sebab sengsaranya rakyat diberi tempat dan dipuja, hasil bumi asing membanjiri bumi para pribumi yang membakar hasil bumi sebab putus asa,” lanjutnya.
“Kesombongan, keserakahan, kedzaliman apapun, asal dilabeli “saya Indonesia, saya pancasila” mendapat eksepsi, sementara yang nyata mencintai negeri dituduh makar,” tegasnya.
Menurutnya, tak ada tempat buat agama di masa fitnah, apalagi mereka yang merindukan syariat. Sebab menerapkan agama dianggap sebagai penghinaan dan intoleransi
Kejujuran tak lagi dirindukan, sebab tontonan dusta sudah jadi bagian tak terpisahkan, pendusta bergandeng dengan penista, sumringah di tengah-tengah derita ummat.
“Dan di saat-saat itu, kita dipaksa tertawa menyaksikan ummat yang dihibur hanya dengan karung, kerupuk, dan kelereng, sementara bumi mereka dikeruk maling. Tapi kita mencintai Allah, kita mencintai Indonesia, negeri kaum Muslim yang dititipkan para pejuang pada kita, karenanya kita takkan putus asa mengajak manusia taat,” bebernya.
“Karena kemerdekaan hakiki adalah mengajak manusia untuk totalitas menghamba hanya pada Allah, memurnikan ketaatan hanya pada pemberi kemerdekaan pada kita,” pungkasnya. [psi]
Seperti apakah makna merdeka yang sebenarnya? Ustad muda, Felix Siauw memaparkan pandangannya lewat unggahan tulisan via akun Instagramnya, Rabu (16/8/2017).
Dia memberi judul “Merdeka Dari Kedzaliman”.
Dia mengungakpan di masa-masa dimana kebenaran dan kebatilan seolah tak punya batas yang jelas, maka di situlah kita lebih lagi harus dekat dengan Allah meningkatkan taqwa
“Sebab pada mereka yang bertakwa Allah berikan furqan, yaitu kemampuan untuk melihat yang mana yang benar dan yang mana yang salah secara sebenar-benarnya. Di masa itu kita harus lebih dekat dengan Al-Qur’an, sebab ia akan menjadi furqan juga, pembeda antara haq dan bathil, yang menjadi penjelas akan baik dan buruk,” tulisnya.
Masa-masa itu, lanjutnya akan dipenuhi oleh penipu yang berlagak benar, dan orang-orang benar akan dikriminalkan. Pemberi peringatan akan ditangkap, provokator dilindungi
“Komunis nyata-nyata menentang Ketuhanan, saat ada ulama yang mengingatkan malah diborgol dan diperlakukan hina. Sementara penista agama diperlakukan mulia. Kapitalis yang terbukti menjadi sebab sengsaranya rakyat diberi tempat dan dipuja, hasil bumi asing membanjiri bumi para pribumi yang membakar hasil bumi sebab putus asa,” lanjutnya.
“Kesombongan, keserakahan, kedzaliman apapun, asal dilabeli “saya Indonesia, saya pancasila” mendapat eksepsi, sementara yang nyata mencintai negeri dituduh makar,” tegasnya.
Menurutnya, tak ada tempat buat agama di masa fitnah, apalagi mereka yang merindukan syariat. Sebab menerapkan agama dianggap sebagai penghinaan dan intoleransi
Kejujuran tak lagi dirindukan, sebab tontonan dusta sudah jadi bagian tak terpisahkan, pendusta bergandeng dengan penista, sumringah di tengah-tengah derita ummat.
“Dan di saat-saat itu, kita dipaksa tertawa menyaksikan ummat yang dihibur hanya dengan karung, kerupuk, dan kelereng, sementara bumi mereka dikeruk maling. Tapi kita mencintai Allah, kita mencintai Indonesia, negeri kaum Muslim yang dititipkan para pejuang pada kita, karenanya kita takkan putus asa mengajak manusia taat,” bebernya.
“Karena kemerdekaan hakiki adalah mengajak manusia untuk totalitas menghamba hanya pada Allah, memurnikan ketaatan hanya pada pemberi kemerdekaan pada kita,” pungkasnya. [psi]
0 Response to "Makna Merdeka Menurut Ustad Felix Siauw"
Post a Comment