Kewajiban Mencintai Saudara (2)
RASULULLAH SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kamu beriman sehingga ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri,” (HR. Bukhori dan Muslim).
Secara garis besar, hadits ini mengandung satu pelajaran, yaitu: mencintai segala bentuk kebaikan untuk saudara kita, sebagaimana kita mencintai segala bentuk kebaikan untuk diri kita sendiri. Namun hadits pendek ini juga mengandung pelajaran yang lain.
3. Pelajaran Fiqih
Jika kita perhatikan dengan seksama, kita akan mendapatkan hukum fiqih terkait hadits tersebut. Misalnya larangan memakan harta orang lain. Logikanya adalah jika kita tidak senang harta kita dimakan oleh orang lain maka demikian pula perasaan saudara kita.
Ada suatu kisah pada zaman Rasulullah SAW. Saat itu datanglah seorang pemuda kepada Rasulullah SAW yang meminta izin untuk berzina. Maka Rasulullah SAW bertanya, “Sukakah engkau jika zina itu terjadi pada ibumu? Anak perempuanmu? Saudara perempuanmu? Dan seterusnya” Maka sang pemuda menjawab, “Tidak mau, bahkan saya siap menjadi tebusannya jika hal itu terjadi pada salah seorang diantara mereka.” (H.R Ahmad, no 21185)
Misalnya lagi adalah larangan bersedekah dengan sesuatu yang buruk. Logikanya jika kita diberi sesuatu yang buruk pastinya kita juga menolak. Begitu juga dengan saudara kita.
4. Pelajaran Politik
Seorang muslim pasti mencintai kedamaian. Karena itulah, muslim hakiki yang meniti tangga kesempurnaan keimanannya niscaya akan menjadi sumber kedamaian bagi lingkungan juga saudaranya. Dalam berpolitik pun akan selalu mengedepankan kebersamaan. [fha/islampos/Musyafa/Ummi]
Bersambung
Dakwah Media Online adalah situs kumpulan Berita dari berbagai macam portal islam terkemuka. Silahkan share, Copyright bukan Milik kami. Semua Hak cipta milih Allah Jika bermanfaat silahkan disebar
0 Response to "Kewajiban Mencintai Saudara (2)"
Post a Comment