-->

Menjawab Salah Kaprah, HIJRAH NABI BUKAN DI BULAN MUHARRAM




Tiap tahun baru Islam, biasanya kita merayakannya. Di antara motivnya adalah biar kita punya perbedaan dengan 'orang lain', bahwa kita punya tahun baru sendiri. Yang lain merayakannya dengan doa akhir tahun dan awal tahun, lepas dari perbedaan pendapat tentang dalilnya.
Yang lain lagi mencoba jadi juru tafsir tentang hakikat hijrah. Misalnya para penceramah terus saja mengulang-ulang hijrah itu bukan hanya fisik saja, tetapi juga hijrah dari kebodohan, kemiskinan, kemalasan dsb. Sayangnya, walau pun tiap tahun diceramahi seperti itu, tapi mereka masih saja berkutat dengan kebodohan, kemiskinan dan kemalasan.

Related

Yang perlu diingat adalah bahwa peristiwa hijrah nabi itu sendiri tidak terjadi di bulan Muharram. Meski ada banyak versi namun yang paling kuat menurut Dr. Said Ramadhan Al-Buthy, penulis Fiqhus-Sirah, beliau dan Abu Bakar meninggalkan Mekkah dan masuk bersembunyi ke Gua Tsaur pada tanggal 2 bulan Rabiul Awal., bertepatan dengan 20 September 622 Masehi. Dan beliau tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul-Awwal, sebagaimana disebutkan oleh Al-Mas'udi.
So, kalau kita di bulan Muharram ini, sebenarnya kita tidak merayakan peristiwa hijrahnya. Sebab hijrahnya bukan bulan Muharram tapi terjadi di bulan Rabiul-Awwal.
Terus yang kita rayakan apa dong?
Yang kita rayakan sebenarnya adalah hitungan tahun yang dicetuskan oleh Khalifah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu'anhu, dimana beliau menetapkan bahwa hitungan tahun Islam dimulai sejak Rasulullah SAW berhijrah.
Sebenarnya ketika Nabi SAW masih hidup, tidak ada perayaan tahun baru. Bahkan di masa pemerintahan Abu Bakar yang cuma dua tahun itu juga tidak ada. Sebab saat itu hitungan kalender Islam belum ditetapkan. Khalifah Umar lah yang menetapkan kalender Islam. Beliau menetapkan bahwa tahun dimana peristiwa di masa nabi yang dijadikan sebagai tonggak penghitungan.
Ada beberapa penyebab pembuatan kalender hijriyah. Di antaranya yang paling masyhur adalah datangnya surat dari shahabat Nabi SAW yang berada di Yaman. Abu Musa al-Asy'ari menulis kepada Umar bahwa surat-surat dari Umar datang kepada mereka tanpa tanggal.
Dan memang Umar sendiri merasakan masalah dari ketiadaan tanggal pada surat-surat yang masuk. Suatu saat ada surat penting kepada Umar dan hanya tertulis pada surat tersebut Bulan Sya'ban. Umar bingung dan bertanya: Apakah ini Sya'ban yang akan datang atau Sya'ban yang sekarang?
Maka Umar menggelar diskusi dengan para pembesar. Intinya akan membahas pembentukan kalender Islam. Dan pembahasan pertama tentang hitungan untuk tahun pertama, dimulai dari peristiwa apa. Awalnya ada beberapa usulan. Ada yang mengusulkan agar perhitungan tahunnya ikut masyarakat Romawi yang telah menghitung tahun mereka dimulai dari sejarah Dzul Qornain. Usulan ini ditolak rapat dengan alasan di antaranya adalah terlalu panjang.
Ada juga yang usul ikut kalender Persia. Usulan ini juga ditolak dengan alasan bahwa setiap ganti pemimpin, maka dia mengganti hitungan tahun sesuai kehendaknya sendiri dan membuang hitungan tahun yang telah ada sebelumnya.
Rapat akhirnya memutuskan untuk memulai hitungan tahun dari sejarah Rasulullah sendiri.
Setelah sepakat, kemudian muncul lagi masalah, yaitu peristiwa apakah yang akan dijadikan momentum dari 23 tahun perjuangan Rasulullah?
Aada yang mengusulkan agar dimulai dari diutusnya Nabi pertama kali. Ada juga yang usul dari lahirnya Nabi SAW. Bahkan ada juga yang usul bahwa kalender dimulai sejak wafatnya Rasulullah SAW. Tapi semua tidak sepakat. Tetapi ketika ada usul dihitung sejak tahun dimana peristiwa hijrah terjadi, akhirnya semua sepakat. Para sahabat di bawah pimpinan Umar memutuskan untuk memulai tahun pertama dari hijrah Rasulullah.
Kenapa peristiwa hijrah jadi begitu penting? Ini pertanyaan menarik. Ya, kenapa jadi begitu penting?
Jawabnya karena kalender itu tidak dibuat kecuali oleh sebuah negara. Ketika Nabi SAW diangkat jadi utusan Allah, beliau belum punya negara sendiri. Tetapi ketika beliau hijrah ke Madinah, maka saat itulah sebenarnya hari dimana negara Islam pertama di dunia didirikan. Sejak itulah kita, umat Islam sedunia, pertama kali punya negara sendiri, berdaulat dan menjalankan syariat Islam.
Peristiwanya berurutan, Nabi SAW tiba di Madinah, kemudian langsung mendirikan masjid, yang fungsinya selain sebagai tempat ibadah, terutama adalah sebagai pusat pemerintahan. Kemudian beliau mempersaudarakan antara muhajirin dan anshar, serta mengikat seluruh penduduk Madinah dengan Piagam Madinah.
Sejak berdirinya negara Madinah itulah, ayat-ayat yang turun lebih banyak terkait dengan syariat ketimbang aqidah. Disyariatkannya zakat, puasa, haji, hudud, waris, nikah, talak, zhihar, lian, dan sebagainya.
Jadi saya pribadi lebih cenderung mengatakan bahwa Tahun Baru Islam adalah ulang tahun syariat Islam. Karena sejak itulah turun ayat-ayat syariat secara lebih gencar, mengalir dan dipraktekkan dalam sebuah institusi negara.
Selamat Tahun Baru Islam 1436 Hijiryah, Selamat menjalankan syariat Islam..
Plis Like Fanpage Kami ya

Related Posts

0 Response to "Menjawab Salah Kaprah, HIJRAH NABI BUKAN DI BULAN MUHARRAM "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close