Pelajarilah Bukan Celalah
Saya termasuk orang yang tidak setuju bila pejabat negara bertato dan merokok di ruang publik dan disaksikan banyak orang. Namun saya tidak akan ikut-ikutan mencela apalagi sibuk mencari sisi negatif dari kehidupan wanita pengusaha ini. Apalagi meremehkan pendidikannya yang hanya SMP.
Seharusnya para pencela yang pendidikannya lebih tinggi dan merasa lebih baik dibandingkan ibu Susi Pudjiastuti malu dan tahu diri. Seharusnya para pencela bertanya pada diri sendiri, “Saya sarjana kok kalah prestasinya dengan anak lulusan SMP.” Atau, “Saya merasa lebih baik kok kalah kepeduliannya dengan wanita ini, ya. Dia turun mengerahkan pesawatnya untuk membantu korban tsunami, sementara apa yang saya lakukan.”
Saya tidak meminta atau mendorong Anda mengidolakan wanita asal Pangandaran ini. Namun, berhentilah mencela. Ambilah pelajaran yang bisa kita ambil dari wanita kelahiran 15 Januari 1965 ini. Bagaimana kiat wanita asal Pangandaran ini berbisnis hingga bisa merambah ke berbagai negara? Apa rahasianya sehingga ia berhasil meraih berbagai penghargaan? Pelajaran hidup apa yang bisa kita ambil dari wanita bersuamikan orang Jerman ini.
Rajin mengambil pelajaran hidup dari orang lain membuat kita kaya wawasan, pandangan dan ilmu kehidupan. Sementara sibuk mencela membuat kita semakin tertinggal sementara yang dicela justru maju dan berlari meninggalkan kita. Maka perhatikanlah, orang-orang yang hobinya mencela biasanya kehidupannya tertinggal dibandingkan yang lainnya.
So, pelajarilah hidup orang lain dan jangan sibuk mencela. Akur?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di FB
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "Pelajarilah Bukan Celalah"
Post a Comment