-->

Waspada Promosi LGBT di Berbagai Media


Bahasan Utama

Jumat 22 Zulhijjah 1435 / 17 October 2014 17:25



Related

Laporkan iklan?


why Waspada Promosi LGBT di Berbagai Media



Laporkan iklan ?


PUBLIK seolah terbiasa dengan tokoh-tokoh ‘banci’ yang diperankan beberapa selebritis di layar kaca. Padahal, tanpa disadari mereka telah menyebarkan paham bahwa homoseksual adalah hal yang biasa dan bisa diterima di masyarakat.


Namun, sebagai seorang Muslim, tindakan homoseksual merupakan sebuah dosa, dan tak pernah bisa diterima dengan alasan apapun. Berbeda dengan kalangan liberal, mereka tak pernah berhenti mempromosikan tindakan LGBT, terutama lewat media cetak maupun elektronik.


Salah satu contoh promosi LGBT yang pernah terjadi adalah adalah dari buku yang diterbitkan oleh Elek Media dari Kompas Gramedia group. Buku berjudul “Why Puberty” ini berkedok pengetahuan dasar tentang pubertas. Padahal di beberapa halaman yang beredar di internet ini terdapat kata-kata kontroversial, seperti:

“Setiap orang punya hak untuk mencintai dan dicintai. Dan bila mereka mencintai sesama jenis, itu adalah pilihan. Jika boleh memilih, tentu saja mereka bisa memilih mencintai lawan jenis.”


Beberapa kalimat yang terdapat pada komik tersebut sungguh menyesatkan. Belum lagi ilustrasi yang ditampilkan yaitu dua orang laki-laki sedang berpegangan tangan dan saling bertatapan memberikan kesan bahwa mereka adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Buku ini selain dijual umum di toko buku juga sudah berada banyak di ruangan perpustakaan seluruh Indonesia hasil dari sumbangan.


Tak hanya itu, LGBT di Indonesia juga seolah mendapat “angin segar” karena mendapat dukungan dari seorang profesor salah satu perguruan tinggi negeri Islam. Untuk memperjelas pandangan mengenai LGBT, Musdah Mulia tentang hubungan/perkawinan sejenis (homoseksual dan lesbian), ada baiknya kita simak beb erapa tulisan dan wawancaranya di sejumlah media massa. Dalam sebuah makalah ringkasnya yang berjudul ”Islam Agama Rahmat bagi Alam Semesta”, dosen pasca sarjana UIN Jakarta ini menulis:


“Menurut hemat saya, yang dilarang dalam teks-teks suci tersebut lebih tertuju kepada perilaku seksualnya, bukan pada orientasi seksualnya. Mengapa? Sebab, menjadi heteroseksual, homoseksual (gay dan lesbi), dan biseksual adalah kodrati, sesuatu yang “given” atau dalam bahasa fikih disebut sunnatullah. Sementara perilaku seksual bersifat konstruksi manusia, Jika hubungan sejenis atau homo, baik gay atau lesbi sungguh-sungguh menjamin kepada pencapaian-pencapaian tujuan dasar tadi maka hubungan demikian dapat diterima.” (Uraian lebih jauh, lihat, Majalah Tabligh MTDK PP Muhammadiyah, Mei 2008).


Di samping itu, promosi LGBT juga tak hanya menyerang orang-orang dewasa, tapi juga anak-anak. Sejumlah media massa AS melaporkan bahwa kartun Spongebob mempomosikan homoseksualitas. “Ada yang ganjil”, kata Alex Fung, seorang desainer di New York kepada media, “Ia tak begitu menampakkan karakter maskulin, terlalu lembut.”


Ketika pencipta kartun Spongebob dan pengisi suaranya, Stephen Hillenburg dan Tom Kenny diwawancarai untuk acara talkshow di TV atau radio, mereka selalu menghindar ketika diminta menjelaskan orientasi seksual mereka. Hillenburg bersikukuh menolak bahwa tokoh kartunnya diarahkan menjadi gay.


Tetapi para penggemarnya mengungkapkan bahwa karakter-karakter yang diperlihatkan oleh Spongebob sebagai ciri-ciri homoseksualitas a.l: flamboyan, penuh emosi, selalu telihat periang dan tak jarang bernyanyi bersama rekan prianya, Patrick dan teman wanitanya yang berotot, Sandy Squirrel.


“Aku harus selalu memesan ulang hal ini berulang kali lebih daripada yang bisa kuhitung,” kata Roger Roth, seorang pemilik toko kedai yang baru di Manhattan, mengomentari boneka-boneka Spongebob yang selalu menyanyikan kata, “go self.”


Dalam sebuah VCD yang dibagikan kepada 61.000 ribu sekolah di seluruh negeri, para aktivis homoseksual menggunakan karakter-karakter TV populer untuk anak-anak seperti Spongebob squarepants dan si dinosaurus Barney untuk mendoktrin anak-anak supaya mereka nanti mengikuti gaya hidup mereka.


Maka sepatutnya, kita sebagai seorang Muslim perlu berhati-hati dalam menonton acara berbau LGBT, karena bisa berpengaruh buruk pada kita dan generasi selanjutnya. [sm/islampos/berbagaisumber]



Laporkan iklan ?




Redaktur: Sodikin Maulana


« LGBT dalam Perjalanan Sejarah (2-Habis)



















Plis Like Fanpage Kami ya

Related Posts

0 Response to "Waspada Promosi LGBT di Berbagai Media"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close