OJK: Perdagangan Produk Syariah Mendominasi Pasar Modal Indonesia
OJK canangkan 2015 sebagai tahun pasar modal syariah dan mempersiapkan program percepatan pengembangannya.
Hidayatulllah.com–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, saat ini 336 saham syariah diperdagangkan dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp 3.011 triliun atau 56,4 persen dari kapitalisasi seluruh saham. Ini menandakan perdagangan produk syariah berkembang pesat dan mampu mendominasi pasar modal Indonesia.
Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal (OJK) mengatakan, hingga 6 Februari 2015 sebanyak 33 perusahaan telah melelang surat utang syariah atau sukuk korporasi sebesar Rp 12,9 triliun. Nilai peredaran (outstanding) sukuk korporasi sejauh ini mencapai Rp 7,1 triliun dengan pangsa pasar 3,2 persen.
“Sedangkan outstanding sukuk negara mencapai Rp 206,7 triliun dengan market share 10,6 persen,” ujarnya di Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Sementara itu, outstanding reksa dana syariah pada periode yang sama mencapai Rp 11,25 triliun dengan pangsa pasar 4,63 persen.
Lebih lanjut, Nurhaida menyatakan, pihaknya mencanangkan pada tahun ini menjadi tahun pasar modal Syariah. Pihaknya telah menyiapkan tiga hal untuk mendukung percepatan pengembangan ini.
“Pertama, penguatan regulasi yang mendukung percepatan pengembangan pasar modal syariah,” ujarnya, dilansir CNN Indonesia.
Dia mengungkapkan, pihaknya sedang memproses beberapa penyempurnaan peraturan terkait penerbitan efek syariah dan penyusunan peraturan baru dengan Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM).
“Kedua, menyusun Road Map Pasar Modal Syariah sebagai pedoman regulator dan stakeholders dalam menentukan arah kebijakan dalam 5 tahun ke depan,” kata Nurhaida.
Ketiga, lanjutnya, peningkatan penetrasi pasar atas produk syariah di pasar modal melalui peningkatan kegiatan awareness dan outreach. Implementasi kegiatan ini antara lain melalui kegiatan entering market untuk BUMN dan calon emiten, juga peningkatan kepedulian kepada ormas keagamaan.*
0 Response to "OJK: Perdagangan Produk Syariah Mendominasi Pasar Modal Indonesia"
Post a Comment