Pedagang Pasar Sentil Mendag Enggar yang Suruh Tanam Cabai
Dakwah Media - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menilai harga cabai yang meroket bukti abai pemerintah terhadap nasib rakyat Indonesia. Apalagi, dengan kondisi saat ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sempat melontarkan pernyataan yang kurang sedap didengar.
Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri mengungkapkan, pemerintah seharusnya mampu melancarkan program jangka pendek dan jangka panjang untuk menjaga ketersediaan pasokan agar harga cabai tidak melambung kian tinggi.
Beberapa pekan terakhir, harga komoditas cabai melambung tinggi. Bahkan, menyentuh Rp100 ribu per kilogram (kg). Di Kalimantan dan Papua, harga cabai tembus Rp150 ribu sampai Rp200 ribu per kg.
“Ini bukti pemerintah abai, tidak peduli rakyat. Kalau tanam sendiri, rakyat seharusnya tak butuh pemerintah untuk menjaga stabilisasi harga pangan,” ujarnya, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (6/1).
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyebutkan, melambungnya harga cabai disebabkan oleh pengaruh curah hujan yang tinggi. Sehingga, membuat pasokan cabai terkuras di beberapa sentra produksi. Belum lagi muncul kendala dari terhambatnya jalur distribusi. Misalnya, jalan yang rusak.
Terkait hal ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, ada solusi yang tak lazim, yakni menanam sendiri komoditas cabai untuk menanggulangi harga cabai yang terus meroket.
“Tanam sendiri cabai atau pakai cabai kering. Di negara yang empat musim, sudah mulai dengan cabai kering,” terangnya, beberapa hari lalu.
Memang, sambung Abdullah, pasokan cabai kian susut akibat curah hujan yang kemudian berakibat pada gagal panen petani cabai, serta kendala distribusi.
Namun demikian, ia menekankan, seharusnya skema distribusi berhasil diatasi oleh pemerintah. Bahkan pemerintah sebenarnya bisa melakukan subsidi distribusi.
Subsidi distribusi, lanjutnya, bisa dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan mendata sentra produksi cabai mana saja yang masih memiliki pasokan tinggi untuk disebar dengan cepat ke titik-titik yang pasokannya tipis.
Ia mencontohkan, untuk Kalimantan dan Papua yang mengalami keterbatasan pasokan seharusnya bisa disuplai dari panen cabai di Jawa Timur, yang merupakan salah satu sentra produksi cabai.
“Seharusnya, Kementan langsung mendata titik mana saja yang kekurangan pasokan. Lalu, Kemendag menyiapkan skema distribusinya dengan cepat,” imbuhnya.
Kenyataannya, Abdullah melihat kedua kementerian justru mencari celah melempar tanggungjawab, menunjukkan koordinasi yang tak beres dan lamban. Alhasil, harga cabai terus melambung tinggi dari hari ke hari.
Abdullah tak mengindahkan jika pemerintah mengambil langkah impor. Pasalnya, impor akan mengacaukan sistem perdagangan di dalam negeri dan hanya menguntungkan para importir.
“Tapi, jangan impor. Impor hanya membuat kita ketergantungan. Nanti, kasihan nasib para petani di dalam negeri, yang untung hanya importir saja,” tutupnya. [kni]
0 Response to "Pedagang Pasar Sentil Mendag Enggar yang Suruh Tanam Cabai"
Post a Comment