-->

Indonesia Darurat Krisis Rasa Aman


Dakwah Media - Akhir-akhir ini kasus pembunuhan menjadi trending topik di tengah masyarakat, hampir setiap hari media mengabarkan peristiwa pembunuhan di berbagai daerah. Maraknya kasus cemburu berujung maut, perampokan berujung maut, pemerkosaan berujung mutilasi, pacar bunuh pasangannya, anak bunuh ayah, kakak bunuh adik. Betapa gampangnya nyawa melayang di zaman sekarang.

Diberitakan sebelumnya, Rafika Hasanuddin ditemukan tak bernyawa di rumahnya. Kondisinya tergeletak di depan kamar mandi dan dalam keadaan setengah telanjang, Senin (16/1/17). Kuat dugaan Rafika menjadi korban pembunuhan pasalnya beberapa barang miliknya, seperti kalung tidak hilang.

Kasus pembunuhan yang lain juga adalah Tri Ari Yani Puspo Arum, remaja 22 tahun mahasiswi Universitas Esa Unggul ini ditemukan lemah tak berdaya dalam kamar mandi di indekosnya wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/1) sekitar pukul 10.00 Wib.

Saat ditemukan, sekujur tubuh Arum, begitu ia disapa penuh dengan luka. Yang lebih mengenaskan lagi, terdapat luka tusuk di bagian leher Mahasiswi jurusan Teknik itu.

Arum sempat dilarikan ke RS Siloam, sayang nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Kuat dugaan, Arum menjadi korban pembunuhan. "Diduga korban pembunuhan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya. Belum kasus pembunuhan Arum terungkap, keesokkan harinya sesosok jasad perempuan kembali ditemukan di Cipayung, Jakarta Timur. (Merdeka, 11 Januari 2017)

Wajar saja walaupun sering terjadi, rasanya tak masuk akal, manusia saling bunuh satu sama lain, tapi begitulah realitas masa kini. Kriminolog dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Yesmil Anwar mengatakan, memang banyak terjadi perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat, kondisi itu juga didukung perubahan terhadap nilai kehidupan di masyarakat. Bahkan ada kecenderungan sebagian orang tidak lagi mengetahui mana yang benar dan salah. Akibatnya, orang akan menjadi egois dan orientasi hidupnya hanya harta benda.  Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah merosotnya nilai moral dan agama.

Berdasarkan info grafis akun menghitung pembunuhan perempuan di facebook yang dibentuk oleh Kate Walton, aktivis dan penulis asal Australia, terlihat dari 91 pembunuhan perempuan, sebanyak 90 dilakukan oleh laki-laki dan 48 di antaranya oleh pasangan, dalam enam bulan pertama tahun 2016.
Data sampai Kamis (21/07), korban yang tercatat mencapai 102 orang dan Kate menyebut data melalui akun facebook ini menunjukkan situasi 'darurat kekerasan' dan ia berharap dapat bekerja sama dengan Komnas Perempuan untuk kampanye anti kekerasan terhadap perempuan.    

Sebenarnya ada 3 faktor penyebab pembunuhan, yakni sikap dan mentalnya sudah rusak, misalnya tidak takut dosa, meremehkan nyawa manusia, kehilangan kontrol diri, dan sebagainya. Kedua, faktor  kondisi keluarga atau masyarakat. Misalnya ada  sengketa rumah tangga, terlilit utang, gagal usaha, dan sebagainya. Ini biasa mendorong orang nekat membunuh. Ketiga, faktor lemahnya penegakan hukum oleh negara, misalnya hukum bisa direkayasa atau dibeli, atau hukuman ringan yang tidak menimbulkan efek jera. 

Kondisi seperti ini jika dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan masyarakat semakin rusak. Cerminan masyarakat ini perlu ada solusi yang tidak sekedar pada  penangkapan dan sosialisasi.
Islam sebagai solusi

Islam adalah agama yang sempurna yang bersumber dari Allah, tentulah aturan yang paling pas untuk manusia, termasuk masalah pembunuhan. Islam memandang bahwa membunuh satu jiwa itu seakan-akan membunuh seluruh manusia (QS Al maidah : 32) bahkan jika korban pembunuhan itu seorang muslim, islam menilainya sebagai sesuatu yang sangat besar di sisi Allah, sampai-sampai Nabi SAW bersabda, “sungguh hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim”. 

Muhammad Shiddiq Al Jawi, Anggota DPP HTI mengatakan bahwasanya syariah Islam mengatasi masalah pembunuhan dengan dua cara. Pertama, memperbaiki sikap dan mental individunya dengan memperkuat keimanan dan ketakwaannya. Syariah Islam, misalnya, telah menerangkan bahwa membenci orang lain itu tidak baik, kecuali membenci karena Allah, misalnya membenci orang yang berbuat maksiat. Dendam itu tidak baik, karena yang lebih utama adalah memberi maaf dan bersabar. Dan seterusnya.

Kedua, menyelesaikan akar masalahnya, mengapa kok sampai timbul kebencian, dendam, mudah tersinggung, dll? Jika karena perselisihan rumah tangga, atau karena utang piutang, atau karena sengketa bisnis, syariah Islam mempunyai hukum-hukum syara’ yang sangat mencukupi sebagai solusinya, termasuk solusi berupa pengadilan syariah (al qadha`) yang adil.

Syariat Islam tersebut dapat terlaksana secara sempurna sehingga darah warga negaranya pun terjaga adalah dengan menegakkan sistem pemerintahan yang pro syariah. Itulah khilafah. Karena khilafah sajalah satu-satunya sistem pemerintahan yang menjamin penerapan syariah Islam secara keseluruhan (kaaffah).

Oleh: Darniati Syamsudin  (Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Chapter UIM Makassar)

0 Response to "Indonesia Darurat Krisis Rasa Aman"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close