Jubir Taliban Surati Trump, Ini Isinya
Dakwah Media - Melalui sebuah pesan surat yang panjang, juru bicara Taliban memperingatkan Presiden AS Donald Trump bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi Amerika untuk meninggalkan Afghanistan.
Surat yang juga dibagikan kepada para jurnalis lewat email pada hari Rabu (25/01) itu ditulis dengan mengatasnamakan Imarah Islam Afghanistan. Jubir Taliban, Zabihullah Mujahid, mengingatkan Trump bahwa perdamaian tidak akan pernah terwujud selama pasukan asing masih bercokol di bumi Afghan.
Mujahid menambahkan, kemerdekaan dari cengkeraman dominasi asing merupakan satu-satunya aset yang saat ini dimiliki oleh sebuah bangsa yang miskin seperti Afghanistan.
Surat itu ditulis dalam Bahasa Inggris, termasuk dua bahasa utama lokal Afghan, Bahasa Pashto & Bahasa Dari. Empat halaman surat ini mengungkap banyak hal di antaranya tentang sejarah Afghanistan, berbagai kekalahan pasukan asing yang mencoba menjajah Afghanistan, dan masalah terkini soal korupsi yang menyebar luas di pemerintahan boneka Afghanistan hari ini.
Dalam artikel lain yang dirilis pada hari Ahad sebelumnya, Taliban menggambarkan acara pelantikan pemimpin baru AS itu sebagai sebuah teka-teki bagi rakyat Amerika sendiri dan bagi milaran masyarakat dunia lainnya. Artikel tersebut mengatakan bahwa orang-orang Afghan berharap Trump dan kabinet barunya nanti tidak akan mengikuti langkah dan kebijakan pemerintahan sebelumnya.
AS menginvasi Afghanistan sejak 7 Oktober 2001 lalu menyusul serangan 11 September sebagai upaya untuk menjatuhkan Taliban yang dituding melindungi al-Qaidah. Invasi ini kemudian membuat Amerika terjebak dalam operasi militer yang seolah tiada akhir, dan menjadi intervensi militer terlama sejak perang Vietnam.
Di samping itu, kebijakan militer masif itu juga telah menggerogoti keuangan Amerika Serikat dengan menghabiskan lebih dari US$ 100 milyar (sekitar Rp 1.350 Trilyun) sejak 2001.
Namun demikian, di bawah pendudukan pasukan asing justru Afghanistan semakin tidak aman akibat perlawanan gencar Taliban terhadap pasukan lokal dan asing terutama sejak 2015 di mana operasi keamanan Afghanistan diserahterimakan dari pasukan NATO ke militer pemerintah Afghan.
“Meskipun Amerika tidak berpengalaman menghadapi perang yang begitu lama dalam sejarahnya, tetapi jika mereka tetap ingin melanjutkan kebijakan arogan mereka yang gagal, maka orang akan bisa memperkirakan bahwa Amerika akan hancur dan sulit untuk diperbaiki kembali akibat kekalahan yang memalukan dan bersejarah,” tulis artikel tersebut.
Hingga saat ini Trump masih belum secara meyakinkan menyatakan sikap resminya terkait kebijakan pemerintahannya di Afghanistan, namun ancaman Taliban sebelumnya telah berhasil memaksa pendahulunya, Barack Obama, untuk memperlambat rencana pengurangan pasukan negaranya di Afghanistan. Diperkirakan sekitar 8.400 tentara Amerika masih akan tetap dipertahankan di Afghanistan tahun ini dari jumlah semula 5.500 pasukan yang direncanakan. [kiblat]
0 Response to "Jubir Taliban Surati Trump, Ini Isinya"
Post a Comment