-->

Pede Ngga Pede Tergantung Mindset


Dakwah Media - Bro, Pede - ga pede itu masalah mindset (pola pikir ) seseorang . Jangan sampe maindset kita membuat langkah belajar jadi lambat. Semua yang kita kerjakan sekarang itu sangat amat mempengaruhi hasil kita dimasa mendatang dan akan berdampak pada diri kita sendiri bukan orang lain. Seseorang itu bisa sukses itu karna dia pede dgn dirinya n tahu kalo apa yang dia kerjakan ditujukan pada dirinya sendiri bukan orang lain.orang lain mah ga perlu disumbang, yang perlu disumbang itu mah kalo ada pembangunan renofasi masjid, ada sodara yang lagi kena musibah, atau kalo ada kegiatan disekolah. jadi  Seorang pelajar itu harus pede sebagai pelajar n tau posisi sebagai pelajar.

So, selanjutnya kalo badanmu kurus dan pendek, jangan berkecil hati. Itu bukan berarti kamu nggak bisa jadi lelaki sejati, Bro. Di saat mereka yang tegap malah keder kalo disuruh jadi imam shalat, kamu malah berani menjadi khatib Jumat. Di saat yang lain hanya mengeluarkan uang untuk jajan, kamu malah mengeluarkan uang untuk jajanin mereka yang kelaparan. Di saat yang lain beraninya hanya sebatas pacaran, kamu malah mendatangi ortunya, membawa keluarga besar, mengajukan proposal nikah. Itu super! Itulah lelaki sejati.

Ngomongin jumlah lelaki sejati saat ini, kira-kira, apakah mereka mayoritas atau sebaliknya? Jawabannya, bisa kamu amati sendiri dari lingkungan sekitarmu. Kamu bisa amati di sekolahmu, di kampungmu, di tempat kursusmu, di mana saja. Tapi yang jelas, salah satu ciri lelaki sejati itu adalah berani. Berani apa? Berani memikul tanggung jawab.

Amati, berapa banyak lelaki di sekitarmu yang lebih berani ngajakin pacaran daripada ngajakin nikah. Kalo seorang lelaki itu beraninya hanya sebatas pacaran, dan giliran ditanya kapan nikah, jawabannya ngelantur ke mana-mana, maka dia itu bukanlah lelaki sejati. Terlepas apakah dia kurus atau berotot. Karena lelaki yang nggak sejati itu, maunya hanya enaknya doang. Ribetnya nggak mau. Bicara soal tanggung jawab perihal berumah tangga, dia tiba-tiba pusing. Hehe..
Masalahnya sebenarnya nggak selesai sampai di sini, Bro. Banyak lelaki di luar sana yang memilih jalan hidup bukan sebagai seorang lelaki sejati. Ada yang belum tahu bahwa kelelakiannya belum sejati, ada pula yang tahu namun tetap ia pertahankan. Istilahnya, betah dengan ketidaksejatiannya. Kok bisa. Bisa saja. Tergantung dari alasan lelaki itu mempertahankan ketidaksejatiannya. Ada yang karena alasan uang, ada yang karena pergaulan, macam-macam.

Dunia hiburan zaman ini, begitu menuntut sesuatu yang unik. Meskipun keunikan itu sendiri melabrak norma-norma budaya ketimuran bahkan agama. Menurut mereka nggak masalah. Karena ukuran keberhasilan zaman sekarang, salah satunya adalah duit. Sesuatu yang jelek, tapi menghasilkan duit yang melimpah, pasti akan dipertahankan. Ya karena itu, UUD, alias ujung-ujungnya duit.

Meskipun gaya klemer-klemer di televisi itu menunjukkan gaya lelaki yang nggak sejati, asalkan mendatangkan duit, bagi mereka why not? Parahnya, masyarakat juga menyukai gaya seperti ini. Sehingga acaranya tetap laku. Tetap memiliki rating yang tinggi.

Contoh lain, meskipun berpacaran adalah ciri lelaki yang nggak sejati, namun tetap saja banyak yang melakukannya. Alasannya bisa karena pergaulan. Di mana kalo nggak pacaran, biasanya dikatain lelaki kuno, nggak laku, belum gede, dan seabrek tuduhan menyebalkan lainnya.

Padahal, laku atau nggaknya seseorang itu nggak bisa diukur dari seberapa getolnya dia berpacaran. Saya punya teman, aktivis pacaran sejati. Namun apa yang terjadi? Dia malah disalip nikahnya sama teman saya yang lain, yang mencari jodoh nggak melalui jalan pacaran. Aktivis pacaran sejati tadi nggak pernah kesampaian menikah. Kerjaannya hanya gonta-ganti pacar doang.

Oya, selain pacaran, juga lelaki yang merokok. Aktivitas satu ini biasanya memang begitu sulit dihentikan. Di samping karena sudah ketagihan, mereka yang mau berhenti merokok juga biasanya kenyang dikata-katain sebagai lelaki yang nggak gentle, pecundang, belum gede, dan lain sebagainya.
Rasulullah, dalam sejarahnya, dalam setiap perilakunya, mencerminkan beliau adalah seorang lelaki sejati. Di dalam kehidupan berumahtangga, beliau adalah seorang lelaki sejati. Betapa beliau dikenal paling bertanggungjawab atas istri-istrinya. Memperlakukan seluruh istrinya dengan adil.
Dalam urusan dakwah, beliau juga lelaki sejati. Dalam urusan jihad, beliau juga lelaki sejati. Beliau memimpin langsung banyak pertempuran. Turun tangan langsung. Menjadi yang terdepan menghajar musuh-musuh Allah Ta’ala. Pokoknya, setiap menangani urusan apa pun, beliau selalu bertindak sebagai seorang lelaki sejati. Keren kan?

Kerennya lagi Bro, lelaki sejati itu biasanya akan selalu diingat meskipun orangnya sudah pergi meninggalkan dunia ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai seorang lelaki yang paling sejati, hingga saat ini namanya tetap harum semerbak. Bahkan hingga hari kiamat kelak, nama beliau akan tetap ada. Tak akan terhalang masa.
Yuk, mulai saat ini dan selamanya, nyalakan terus api tauhid dan semangat membela Islam dengan keyakinan yang benar dan melakukannya dengan penuh keikhlasan. Tumbuhkan semangat juang dan mudah berkorban demi Islam mulia dan kemaslahatan kaum muslimin.

Oleh: Muhammad Habib Arrohim

0 Response to "Pede Ngga Pede Tergantung Mindset"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close