Rizal Ramli: Semua Penista Agama Ditangkap, Energi Bangsa Dihemat untuk Urusan yang Lebih Penting
Dakwah Media - Mantan Menko Maritim dan Sumber Daya, Dr. Rizal Ramli, mempertegas lagi pandangannya menyangkut kasus hukum yang membelit Gubernur non aktif DKI Jakarta, Basuki Purnama alias Ahok.
Menurut Rizal, pemerintahan Joko Widodo sudah cukup lama tersandera oleh perkara satu orang Ahok. Padahal, saat ini banyak permasalahan lain yang lebih penting untuk segera ditangani pemerintah. Urusan-urusan itu jauh lebih rumit ketimbang sekadar urusan Ahok seorang.
"Sebetulnya masalah Ahok ini mudah diselesaikan. Semua penista agama ditangkap. Maka kalau Ahok ditangkap dan ditahan, seperti yang lainnya, energi bangsa bisa kita hemat untuk fokus pada urusan-urusan lebih penting," ujar Rizal dalam keterangan singkatnya.
Menko Perekonomian di awal masa reformasi itu memang beberapa kali melontarkan penyesalannya melihat kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok sampai menimbulkan gejolak sosial di Tanah Air.
Salah satu pandangan paling komprehensif dari Rizal mengenai perkara Ahok ini pernah diterbitkan oleh media asing ternama, The Wall Street Journal, edisi 9 November 2016.
Ia tegaskan, gejolak sosial yang terjadi di ibu kota Indonesia belakangan ini bukan dipicu latar belakang Ahok yang keturunan Tionghoa dan beragama Kristen, seperti diberitakan ragam media massa internasional.
Dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok, kata Rizal, adalah kasus terakhir setelah sebelumnya kebijakan-kebijakan Ahok sebagai gubernur memarjinalkan orang-orang miskin dan meninggalkan jejak skandal keuangan.
Kala itu, Rizal mengatakan, skenario terbaik untuk Ahok adalah mengakui kesalahannya dan mengundurkan diri dari Pilkada Jakarta. Jokowi harus menarik mundur Ahok dan meminta melakukan yang terbaik bagi negara.
"Itu akan meredakan situasi genting dan mencegah fundamentalis untuk mengejar kekuasaan," ungkap Rizal. [rmol]
0 Response to "Rizal Ramli: Semua Penista Agama Ditangkap, Energi Bangsa Dihemat untuk Urusan yang Lebih Penting"
Post a Comment