Solusi Tambal Sulam Gagal Atasi Maraknya Kasus Pembunuhan
Dakwah Media - Pembunuhan sadis semakin sering terjadi, baik karena motif perampokan, asmara,konflik keluarga, bahkan sebab ketersinggungan si pelaku karena hal sepele. Sebut saja kasus-kasus pembunuhan paling menarik perhatian sepanjang 2016. Ada kasus Yuyun dan Eno yang diperkosa beramai-ramai dan dibunuh dengan sadis, sedangkan beberapa pelaku pembunuhannya masih di bawah umur. Juga kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap balita Kazia di Sorong Papua yang terungkap pada 10 /1 /2017, dimana salah seorang tersangka pelaku juga masih dibawah umur. Kasus Kezia ini menjadi sorotan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Yohana Yembise, dan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa (13/1/2017) mengatakan, pelaku utama pemerkosaan dan pembunuhan bocah lima tahun, Kezia Mamansa secara sadis di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, pada 10 Januari 2017 terancam hukuman mati sesuai PerPu No 1/2016 tentang Perubahan Kedua UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak termaktub adanya pemberatan hukuman terhadap pelaku kejahatan seksual, mulai dari hukuman seumur hidup sampai hukuman mati. Hukuman tambahan berupa pengumuman identitas pelaku, serta tindakan berupa kebiri kimia dan pemasangan chip. Perppu tersebut telah disahkan sejak Oktober 2016 lalu.
Menteri Yohana dan Khofifah mengingatkan para orang tua dan anggota masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak. UU Perlindungan Anak menyebutkan, tanggung jawab utama memberikan perlindungan terhadap anak adalah orang tua.
Semakin meningkatnya kasus kejahatan yang menghilangkan nyawa mengindikasikan bahwa Manusia semakin luntur rasa kemanusiaannya. Kejahatan bisa terjadi bahkan di rumah dan oleh keluarga. Tak bisa dipungkiri bahwa sistem kehidupan saat ini yang mementingkan materi (kapitalis) dan memisahkan agama dari kehidupan nyata (sekuler) akibat sistem kapitalisme banyak menghasilkan tekanan, begitu pula media dan tontonan yang beredar di masyarakat banyak mencontohkan kekerasan dan kesadisan.
Pembunuhan bisa disebabkan karena hal-hal yang ringan dan spontanitas. Misalnya karena emosi pelaku terpancing sedemikian tinggi sehingga ia gelap mata dan melakukan pembunuhan. Maraknya kasus pembunuhan pun seolah membuat harga nyawa terkesan murah. Orang bisa dengan mudah menghilangkan nyawa orang lain. Kondisi itu juga didukung perubahan nilai kehidupan di masyarakat hingga persoalan hukum yang lemah penegakkannya. Bahkan ada kecenderungan sebagian orang tidak lagi mengetahui mana yang benar dan salah untuk sebuah perilaku. Akibatnya orang akan menjadi egois dan berorientasi pada harta benda.
Sistem sanksi dalam kapitalisme sekuler yang tidak menjerakan membuat kasus-kasus penghilangan nyawa semakin menjamur. Sistem hukum rancangan manusia diterapkan di pengadilan yang rumit berbelit dan butuh banyak dana, untuk menyewa pengacara dan sebagainya. Bisa dibayangkan mereka yang punya banyak uang akan bisa memanipulasi hukum, sehingga tak heran hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Belum lagi hukuman yang diterapkan seringkali terasa tidak adil, tidak member efek jera dan bahkan menimbulkan dampak lain.
Bagaimana agar kejahatan tidak terus meningkat dan bisa diminimalkan? Bagaimana agar keadilan dalam hukum dan segala aspek kehidupan dapat ditegakkan? Bagaimana agar mental masyarakat sehat, saling peduli dan menghargai harkat kemanusiaan ?
Telah ada sistem ideal dan universal yang langsung berasal dari Allah Swt, yang jika sistem ini dipakai oleh negara maka akan terwujud tatanan masyarakat ideal, adil dalam penerapan hukum dan segala aspek kehidupan. Sistem ini ada dalam Islam. Islam dengan sistem negara khilafah menjaga terpeliharanya fitrah kemanusiaan, mencegah terjadinya pelanggaran hak dan memberikan sanksi tegas / menjerakan ketika terjadi tindak kejahatan.
Solusi atas kasus maraknya pembunuhan dan kejahatan tidak bisa hanya dengan memasang CCTV, atau memperketat pengawasan oleh keluarga, tapi harus dengan mencabut kapitalisme dari kehidupan masyarakat. Menggantinya dengan Islam agar ada penataan ulang konsep kehidupan bermasyarakat dan penerapan sistem sanksi yang bersumber dari Tuhan.
Oleh: Hana S. Muti (analis di Muslimah Voice)
0 Response to "Solusi Tambal Sulam Gagal Atasi Maraknya Kasus Pembunuhan"
Post a Comment