Trump Telepon Raja Saudi, Berusaha Untuk Masukkan Ikhwanul Muslimin Sebagai Gerakan Teroris
Dakwah Media - Presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump, dan koleganya Raja Salman bin Abdul Aziz menggelar pembicaraan melalui sambungan telepon membahas beberapa permasalahan. Di antara pembahasan utama dalam pembicaraan itu menyangkut gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) dan mengaitkannya dengan pendiri organisasi Al-Qaidah, Syaikh Usamah bin ladin.
Sumber Saudi mengungkapkan, seperti dilansir Arabi21.com, Senin (30/01), kedua kepala negara itu membahas mengaitkan Usamah bin Ladin dengan Ikhwanul Muslimin. Pembicaraan itu berupaya menunjukkan bahwa pendiri Al-Qaidah itu lahir dari rahim IM, begitu juga dengan penggantinya, Syaikh Aiman Adz-Dzawahiri.
Bin Ladin, kata sumber menceritakan isi pembicaraan, telah merencankan serangan 11 September 2001. Ia berhasil merekrut sedikitnya 15 warga Saudi. Dengan terstruktur dan rapih, dia melakukan serangan menargetkan Amerika Serikat.
Sementara dalam pernyataan resmi yang dirilis Gedung Putih dan dilansir banyak media, Raja Salman meminta Trump menguatkan komando militer di Timur Tengah untuk mengalahkan “teroris”. Trump juga diminta membantu pembangunan ekonomi dan sosial Arab Saudi dan Timur Tengah.
Pemerintahan Trump saat ini tengah membahas memasukkan gerakan IM ke dalam daftar kelompok teroris AS. Para pejabat Trump masih berbeda pendapat mengenai hal itu, karena sebagian melihat IM di sejumlah negara sudah melunak.
Terlebih, kubu yang kontra melihat jika hal itu disahkan akan merenggangkan hubungan dengan pemerintah Turki, yang dikenal dekat dengan IM. Mengingat, Turki merupakan sekutu utama dalam perang melawan ISIS.
Sampai saat ini, sudah tiga negara yang memasukkan IM ke daftar kelompok teroris. Arab Saudi, lebih dulu, kemudian disusul Uni Emirat Arab (UEA) dan terakhir Mesir. [kiblat]
Sumber Saudi mengungkapkan, seperti dilansir Arabi21.com, Senin (30/01), kedua kepala negara itu membahas mengaitkan Usamah bin Ladin dengan Ikhwanul Muslimin. Pembicaraan itu berupaya menunjukkan bahwa pendiri Al-Qaidah itu lahir dari rahim IM, begitu juga dengan penggantinya, Syaikh Aiman Adz-Dzawahiri.
Bin Ladin, kata sumber menceritakan isi pembicaraan, telah merencankan serangan 11 September 2001. Ia berhasil merekrut sedikitnya 15 warga Saudi. Dengan terstruktur dan rapih, dia melakukan serangan menargetkan Amerika Serikat.
Sementara dalam pernyataan resmi yang dirilis Gedung Putih dan dilansir banyak media, Raja Salman meminta Trump menguatkan komando militer di Timur Tengah untuk mengalahkan “teroris”. Trump juga diminta membantu pembangunan ekonomi dan sosial Arab Saudi dan Timur Tengah.
Pemerintahan Trump saat ini tengah membahas memasukkan gerakan IM ke dalam daftar kelompok teroris AS. Para pejabat Trump masih berbeda pendapat mengenai hal itu, karena sebagian melihat IM di sejumlah negara sudah melunak.
Terlebih, kubu yang kontra melihat jika hal itu disahkan akan merenggangkan hubungan dengan pemerintah Turki, yang dikenal dekat dengan IM. Mengingat, Turki merupakan sekutu utama dalam perang melawan ISIS.
Sampai saat ini, sudah tiga negara yang memasukkan IM ke daftar kelompok teroris. Arab Saudi, lebih dulu, kemudian disusul Uni Emirat Arab (UEA) dan terakhir Mesir. [kiblat]
0 Response to "Trump Telepon Raja Saudi, Berusaha Untuk Masukkan Ikhwanul Muslimin Sebagai Gerakan Teroris"
Post a Comment