Banjir di Jakarta Hanya Retorika
Dakwah Media - Bukit duri banjir lagi 16022017. SMA 8 Jakarta tergenang banjir. Padahal Ahok waktu kampanye berucap, tak akan ada banjir lagi setelah penggusuran wilayah Bukit Duri.
Kawan-kawan, ngomongin tentang banjir di Jakarta rasanya menjadi masalah menarik termasuk dalam kampanye Pilkada Jakarta.
Ok, soal banjir Jakarta saya coba akan melihatnya dari satu faktor kecil yaitu sempadan sungai.
Tak bisa dipungkiri sempadan sungai di Jakarta sudah gak normal. Seharusnya kanan kiri sungai sepanjang 10-20 m tak boleh ada pemukiman atau bangunan permainan, tetapi kenyataannya padat luar biasa.
Untuk masalah ini Ahok berkeras menggusur pemukiman penduduk dengan landasan hukum PP 38/2011 tentang Sungai dan UU 37/2014 tentang Konservasi Tanah dan Air. Anehnya mengapa gedung bertingkat milik pemodal besar tetap bisa berdiri di sempadan sungai?๐๐.. Terus mengapa dia juga absurd terkait terus melindungi Reklamasi Teluk Jakarta yg sangat jelas akan menambah problem lingkungan di Jakarta??๐๐
Plus Ahok memindahkan penduduk ke rusun tanpa memikirkan secara serius keberlanjutan mata pencaharian (livelihood apptoach) jelas ciri pemimpin yang otoritarian.
Tetapi solusi Agus-Sylvi yo lucu menurutku... : membuat rumah apung dan "penggeseran" sementara. Solusi ini tetap tak bisa menyelesaikan masalah ekologis yg ada. Hanya tambal sulam.
Sedangkan pasangan Anies-Sandi malah blunder juga yaitu "melegalkan kepemilikan". Kita kan tahu semua ada banyak sertifikat tanah ganda, mainan aparat dan juga preman agar masyarakat dapat sertifikat di lokasi yg bermasalah.
Jadi piye soal banjir? Mumet kayak benang kusut.
Ini belum soal masalah di hulu... daerah Bogor. Bagaimana mungkin air hujan bisa terserap ke dalam tanah kalo lahan di hulu sudah di babat jadi villa dan perkebunan teh plus resort wisata.
Oya, saya pernah mendampingi masyarakat di sekitar Kali Krukut dan Pesanggrahan Jaksel... Rata2 yg tinggal di sempadan sungai masyarakat luar Jakarta. Ya mereka mengais rezeki di Jakarta karena di kampung stres mikir kerja. Siapa yg bertanggung jawab soal ini.
Inilah masalah sistemik itu. Bagaimana solusinya?
Siapapun gubernurnya, saya yakin hanya bisa beretorika terkait banjir Jakarta.
Kita membutuhkan tak sekedar orang, tetapi juga sistem yang baik untuk menuntaskan problem kemanusiaan, termasuk banjir.
Wis balik saja pada "karepe" Gusti Allah agar barokah dan maslahat untuk seluruh alam.
16022017
Agung Wisnuwardana
@MasAgungWisnu
Related
Tak bisa dipungkiri sempadan sungai di Jakarta sudah gak normal. Seharusnya kanan kiri sungai sepanjang 10-20 m tak boleh ada pemukiman atau bangunan permainan, tetapi kenyataannya padat luar biasa.
Untuk masalah ini Ahok berkeras menggusur pemukiman penduduk dengan landasan hukum PP 38/2011 tentang Sungai dan UU 37/2014 tentang Konservasi Tanah dan Air. Anehnya mengapa gedung bertingkat milik pemodal besar tetap bisa berdiri di sempadan sungai?๐๐.. Terus mengapa dia juga absurd terkait terus melindungi Reklamasi Teluk Jakarta yg sangat jelas akan menambah problem lingkungan di Jakarta??๐๐
Tetapi solusi Agus-Sylvi yo lucu menurutku... : membuat rumah apung dan "penggeseran" sementara. Solusi ini tetap tak bisa menyelesaikan masalah ekologis yg ada. Hanya tambal sulam.
Sedangkan pasangan Anies-Sandi malah blunder juga yaitu "melegalkan kepemilikan". Kita kan tahu semua ada banyak sertifikat tanah ganda, mainan aparat dan juga preman agar masyarakat dapat sertifikat di lokasi yg bermasalah.
Jadi piye soal banjir? Mumet kayak benang kusut.
Ini belum soal masalah di hulu... daerah Bogor. Bagaimana mungkin air hujan bisa terserap ke dalam tanah kalo lahan di hulu sudah di babat jadi villa dan perkebunan teh plus resort wisata.
Oya, saya pernah mendampingi masyarakat di sekitar Kali Krukut dan Pesanggrahan Jaksel... Rata2 yg tinggal di sempadan sungai masyarakat luar Jakarta. Ya mereka mengais rezeki di Jakarta karena di kampung stres mikir kerja. Siapa yg bertanggung jawab soal ini.
Inilah masalah sistemik itu. Bagaimana solusinya?
Siapapun gubernurnya, saya yakin hanya bisa beretorika terkait banjir Jakarta.
Kita membutuhkan tak sekedar orang, tetapi juga sistem yang baik untuk menuntaskan problem kemanusiaan, termasuk banjir.
Wis balik saja pada "karepe" Gusti Allah agar barokah dan maslahat untuk seluruh alam.
16022017
Agung Wisnuwardana
@MasAgungWisnu
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "Banjir di Jakarta Hanya Retorika"
Post a Comment