-->

Sebelum Aksi Simpatik 55, Perhatikan Seruan Ustadz Bachtiar Nasir



Dakwah Media -  Hari ini, Jumat (5/5), para ulama bersama elemen umat Islam lainnya menggelar Aksi Simpatik 55. Kegiatan ini akan terfokus di Masjid Istiqlal dan akan ada delegasi yang diterima oleh perwakilan Mahkamah Agung RI.

“Perbanyak zikir dan doa, apalagi ini adalah hari jumat, sehingga perbanyaklah membaca Surat al-Kahfi dan Surat al-Mulk. Semoga munajat kita dikabulkan Allah SWT dan Allah turunkan keadilan-Nya untuk Indonesia,” kata Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Ustadz Bachtiar Nasir dalam keterangan pers yang diterima Panjimas, Kamis (4/5).

Sebelum melakukan aksi damai, hendaknya kaum muslimin yang akan mengikuti aksi hari ini, memperhatikan Seruan Simpatik 55 Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Ustadz Bachtiar Nasir. Berikut seruannya:

Assalamu Alaikum wr wb. Salam Spirit 212.

Aksi Simpatik 55 adalah sebuah ekspresi sebagian umat Islam yang merasa terusik keadilannya akibat tuntutan ringan jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan Kasus Penodaan Agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Karenanya, ini adalah aksi untuk mendukung independensi hakim dalam persidangan kasus penodaan agama, untuk menjatuhkan hukum berdasarkan nurani.

Kepada hakim yang terhormat dan hakim yang mulia, kami tidak pada posisi untuk menekan sistem peradilan sedikit pun. Kami hanya bermunajat kepada Allah SWT di Masjid Istiqlal dan menyampaikan aspirasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia, dan setelah itu kami serahkan keputusan kepada yang Mulia Majelis Hakim, dan kami bertawakkal kepada Allah SWT Yang Maha Adil.

Kepada Muslimin dan Muslimat, siapkan empat hal yang harus kita lakukan dalam Aksi Simpatik 55:

Pertama, Bersih. Jagalah kebersihan hati, kebersihan pikiran, kebersihan diri, dan kebersihan lingkungan. Masing-masing membawa kantong plastik dan membuang sampah di tempatnya. Jangan biarkan secarik kertas pun berserakan dan jaga kebersihan bersama.

Kedua, Tertib. Tertib di jalan, tertib di kendaraan, tertib berlalu lintas, tertib di tempat-tempat umum dan sebagai seorang hamba jadilah hamba yang beradab dengan menjaga ketertiban umum dan jangan berpikir untuk melanggar aturan.

Ketiga, Aman. Orang-orang yang beriman menjadikan aman dengan keimanannya dan menjaga keamanan bagi lingkungan sekitarnya. Jika ada provokasi atas nama agama dan itu tidak memberikan rasa aman bukanlah ciri-ciri orang yang beriman.

“Karenanya jangan terprovokasi untuk melakukan tindakan yang menimbulkan kerusakan. Tindakan merusak fasilitas publik diharamkan dalam agama. Kita bermohon kepada Allah dan Allah pasti menurunkan keadilan-Nya di Indonesia untuk hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya.”

Keempat, Damai. Hati yang damai, pikiran yang damai, orasi yang damai, dan sebarkan kedamaian karena Islam adalah agama damai. Sayangi orang di sekeliling kita, para ibu berjalan dan berkumpul sesama kaum ibu, dan para pria jagalah martabat kaum hawa dan jagalah mereka. Persiapkan segala kebutuhan pribadi, mulai dari nakanan, obat-obatan, payung dan persiapan lain agar kita bisa menjaga diri.

Bagi kaum muslimin di Jakarta, mari membantu kaum muslimin yang datang ke Jakarta. Kita bantu mereka yang tidak punya kendaraan, tempat tinggal, konsumsi, dan medis. Masjid-masjid dan majelis taklim, terima kasih jika telah menyediakan tempat dan konsumsi. Jika semua itu berjalan, itu menjadi indikator kesuksesan kita.

Aksi Simpatik 55 adalah ekspresi bermunajat kepada Allah SWT dan Allah pasti kabulkan doa-doa kita, dan kita dimenangkan karena kita memperjuangkan keadilan. Ketahuilah bahwa Allah Maha Adil. Allahu Akbar. Wassalamu Alaikum wr wb. [pmc]

0 Response to "Sebelum Aksi Simpatik 55, Perhatikan Seruan Ustadz Bachtiar Nasir"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close