Aneh, Sebelumnya Subsidi dipangkas Semua, Tiba-tiba RAPBN 2018 Subsidi Dinaikan, Persiapan Pemilu 2019?
Dakwah Media - Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mencurigai peningkatan dana bantuan sosial dan hibah pada rancangan anggaran penerimaan belanja negara (RAPBN) 2018 atau jelang Pemilu tahun 2019 merupakan ‘akal-akalan’ rezim Jokowi untuk membujuk rakyat. Kalau tujuannya untuk mempersempit ketimpangan, tentu tidak dilakukan ‘jor-joran’ baru sekarang ini.
Hal tersebut terungkap dalam pidato nota keuangan yang disampaikan Presiden Jokowi dalam sidang Paripurna DPR RI.
“Agak sulit kita pisahkan dana bantuan sosial dan subsidi di RAPBN 2018. Itu adalah tahun Pemilu. Dan memang agak aneh dana bantuan sosial dan subsidi tiba-tiba melonjak drastis,” kata Heri dalam siaran tertulisnya, di Jakarta, Minggu (20/8).
Tidak hanya itu, Heri menambahkan, belanja negara 2018 yang direncanakan pemerintah sebesar Rp2.204,4 triliun yang diarahkan utamanya untuk pengurangan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Misalnya, jelas Heri, penambahan penerima manfaat Program Keluarga Harapan menjadi Rp 10 juta per keluarga dari sebelumnya Rp 6 juta per keluarga dan penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang skemanya diubah dari pembagian beras sejahtera (rastra).
“Perluasan penerima sejumlah program tersebut tercermin dari peningkatan anggaran Kementerian Sosial pada tahun depan sebesar Rp 34 triliun, atau naik hampir dua kali lipat dari anggaran tahun ini yang mencapai Rp 17,2 triliun,” paparnya.
Artinya, kata dia, secara keseluruhan, pemerintah menganggarkan program penanggulangan kemiskinan dan dukungan masyarakat berpendapatan rendah sebesar Rp 292,8triliun.
Anggaran itu terdiri dari subsidi di luar subsidi pajak Rp 161,6 triliun; Program Keluarga Harapan Rp17,3 triliun, dan Program Indonesia Pintar Rp 10,8 triliun. Bahkan, anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi warga miskin sebesar Rp 25,5 triliun; bantuan pangan Rp 13,5 triliun, bidik misi Rp 4,1 triliun; serta dana desa Rp 60 triliun.
“Semua hal tersebut sudah pasti ada maunya, ada udang di balik batu. Kalau memang benar-benar untuk pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, kenapa baru sekarang jor-joran begini,” sebut politikus Gerindra itu.
“Ini kan sepertinya hanya untuk membujuk hati rakyat yang sebelumnya dijepit oleh potongan subsidi dan kenaikan harga listrik dan BBM,”pungkasnya. [smc]
Hal tersebut terungkap dalam pidato nota keuangan yang disampaikan Presiden Jokowi dalam sidang Paripurna DPR RI.
“Agak sulit kita pisahkan dana bantuan sosial dan subsidi di RAPBN 2018. Itu adalah tahun Pemilu. Dan memang agak aneh dana bantuan sosial dan subsidi tiba-tiba melonjak drastis,” kata Heri dalam siaran tertulisnya, di Jakarta, Minggu (20/8).
Tidak hanya itu, Heri menambahkan, belanja negara 2018 yang direncanakan pemerintah sebesar Rp2.204,4 triliun yang diarahkan utamanya untuk pengurangan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
Misalnya, jelas Heri, penambahan penerima manfaat Program Keluarga Harapan menjadi Rp 10 juta per keluarga dari sebelumnya Rp 6 juta per keluarga dan penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang skemanya diubah dari pembagian beras sejahtera (rastra).
“Perluasan penerima sejumlah program tersebut tercermin dari peningkatan anggaran Kementerian Sosial pada tahun depan sebesar Rp 34 triliun, atau naik hampir dua kali lipat dari anggaran tahun ini yang mencapai Rp 17,2 triliun,” paparnya.
Artinya, kata dia, secara keseluruhan, pemerintah menganggarkan program penanggulangan kemiskinan dan dukungan masyarakat berpendapatan rendah sebesar Rp 292,8triliun.
Anggaran itu terdiri dari subsidi di luar subsidi pajak Rp 161,6 triliun; Program Keluarga Harapan Rp17,3 triliun, dan Program Indonesia Pintar Rp 10,8 triliun. Bahkan, anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi warga miskin sebesar Rp 25,5 triliun; bantuan pangan Rp 13,5 triliun, bidik misi Rp 4,1 triliun; serta dana desa Rp 60 triliun.
“Semua hal tersebut sudah pasti ada maunya, ada udang di balik batu. Kalau memang benar-benar untuk pengentasan kemiskinan dan ketimpangan, kenapa baru sekarang jor-joran begini,” sebut politikus Gerindra itu.
“Ini kan sepertinya hanya untuk membujuk hati rakyat yang sebelumnya dijepit oleh potongan subsidi dan kenaikan harga listrik dan BBM,”pungkasnya. [smc]
0 Response to "Aneh, Sebelumnya Subsidi dipangkas Semua, Tiba-tiba RAPBN 2018 Subsidi Dinaikan, Persiapan Pemilu 2019?"
Post a Comment