-->

Andai Berdakwah Wajib Izin Penguasa, Tentu Tidak Ada Kisah Fir'aun dan Musa



Dakwah Media -  Andai Dakwah Itu Wajib Idzin, mungkin Islam tidak akan sampai ke negeri kita, karena Rasulullah saw bukan saja tidak diidzinkan dakwahnya, bukan hanya dihalang-halangi, namun juga dianiaya bahkan mau dibunuh dan dicerca.

Andai meyakini sesuatu itu wajib idzin, tentu tukang sihir yang melawan Nabi Musa juga tidak akan bisa beriman, setelah sebelumnya melihat mu’jizat Nabi Musa a.s.

Benar, iman dan dakwah berbeda dengan nikah, kita beriman dan berdakwah bukan atas dasar idzin manusia. Berbeda dengan nikah, kita perlu idzin dari wali calon mempelai perempuan, berbeda pula dengan Khutbah Jum’at, kita tidak bisa nyelonong naik ke mimbar.

Dakwah tidak demikian, mengobrol, menulis status, memberikan tulisan, berinteraksi dengan menunjukkan prilkau yang syar’i, menunjukkan sikap tidak suka kepada kemungkaran, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berdakwah, mengeluarkan uang untuk melancarkan aktivitas dakwah, bahkan hanya sekedar hadir untuk menambahi jumlah orang yang menyuarakan Islam, semua itu termasuk dakwah, dan tidak membutuhkan idzin.

Meskipun seharusnya tanpa idzin dakwah seperti itu boleh, bahkan wajib dilakukan, namun bukan berarti meminta idzin tidak boleh. Jangankan meminta idzin, jiwar (perlindungan) untuk dakwahpun juga boleh, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para Sahabat.

Adalah sebuah kemestian bahwa dakwah, baik mendapat idzin atau tidak, para syaithan dan bala tentaranya, baik dari kalangan jin dan manusia, akan senantiasa menghalang-halanginya dengan berbagai cara.

Ketika “dialog” lewat kekuatan sihir melawan mukjizat Nabi Musa berakhir dengan tersungkurnya para tukang sihir dan mereka menyatakan beriman kepada Musa dan kepada agama yang dibawanya, sebagaimana firman Allah:

وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ (120) قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (121) رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ
Dan ahli-ahli sihir itu serta-merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun." (QS. Al A’raf : 120-122).

Fir’aun yang kekuasaan telah membutakan mata bathinnya, tidak mampu mengakui kebenaran itu, justru dia mempertanyakan sikap tukang sihir andalannya yang beriman tanpa idzinnya, dan menuduh mereka telah melakukan makar bersama Musa. Allah jelaskan:

قَالَ فِرْعَوْنُ آمَنْتُمْ بِهِ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّ هَذَا لَمَكْرٌ مَكَرْتُمُوهُ فِي الْمَدِينَةِ لِتُخْرِجُوا مِنْهَا أَهْلَهَا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (123)

Firaun berkata: "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini); (QS. Al A’raf : 123).

Dalam ayat yang lain, Fir’aun membuat tuduhan palsu bahwa Nabi Musa sebagai guru sihir yang telah mengajarkan sihirnya kepada para ahli-ahli sihir tersebut, untuk bersama-sama memperdayakan Firaun untuk mengusirnya dan para pengikutnya dari negeri Mesir. agar mereka kemudian dapat memegang kekuasaan di negeri Mesir. Fir’aun berkata:

إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ

“Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang telah mengajarkan sihir kepadamu.” (Q.S Taha: 71)

Tidak cukup dengan membuat tuduhan palsu, dia juga menebar ancaman:

لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ ثُمَّ لَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ (124)

Sungguh aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik , kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya." (QS. Al A’raf : 124).

Bahkan Fir’aun juga menebar propaganda agar bisa membunuh Nabi Musa secara legal, dengan menuduhnya membuat kerusakan di muka bumi.

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَن يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَن يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ -٢٦-

Dan Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhan-nya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan mengganti agama kalian dan membuat kerusakan di muka bumi....

---
Tuduhan dusta, propaganda negatif, dan halangan dakwah itu suatu hal yang biasa. [m212]

0 Response to "Andai Berdakwah Wajib Izin Penguasa, Tentu Tidak Ada Kisah Fir'aun dan Musa"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close