-->

Menangkal Virus (Mematikan) Merah Jambu

Siapa yang tidak mengenal virus ini? Nampaknya setiap detik yang terlewat tidak terlepas dari incaran virus ini. Tanpa mengenal menyerah virus ini terus menyebar, berupaya mengjangkiti anak-anak manusia. Tidak hanya mereka yang kerjaannya galau dan hura-hura bahkan aktivis dakwah pun bisa saja terkena. Virus ini bukan virus biasa, karena dampaknya sangat luar biasa. Ada orang yang tega membunuh (aborsi) karena virus ini, ada pula yang rela kehilangan kehormatannya (seks bebas) karena virus ini, virus merah jambu ini juga bisa membuat orang mengakhiri hidupnya sendiri (bunuh diri). Efek terkecilnya mungkin bisa menyebabkan galau akut, nggak mau makan, terus mati!

Penyebarannya seperti penyebaran penyakit influenza, virus tidak memilih pada siapa ia akan datang, karena semua tempat pasti akan disambangi sesuai dengan kemana angin membawanya pergi. Siapa saja yang berada di dekatnya pasti akan diserang. Kemudian muncul pertanyaan, jika virus mendatangi semua orang, lalu mengapa tidak semua orang terkena flu? Yup. Pertanyaan yang wajib ada jawabannya. Apa kemudian yang mempengaruhinya? Jawabannya adalah sistem imun atau daya tahan tubuh. Setiap orang memiliki daya tahan tubuh yang berbeda bahkan bisa saja berubah sewaktu-waktu. Yang biasanya lebih mudah terserang flu adalah orang yang sistem imun tubuhnya sedang lemah, sedangkan jika sistem imun tubuhnya sedang baik jarang sekali orang tertular flu. Benar apa benar?

Nampaknya itu juga yang terjadi antara virus merah jambu dan kita. Saat sistem imun kita melemah akan sangat mudah bukan virus itu menjalar dan merasuki tubuh kita? Dan sebaliknya, saat sistem imun kita dalam kondisi kuat tidak mudah virus itu menyerang dan melumpuhkan kita. Artinya, tugas kita adalah membuat sistem imun kita selalu dalam kondisi stamina. 
Apa sebenarnya sistem imun itu, sistem imun yang bisa menjaga kita dari virus merah jambu? Menurut saya, sistem imun yang ada haruslah tiga, yaitu: 


Pertama, ketaqwaan seorang hamba.  Ini adalah kunci sukses utama, seorang hamba yang bertaqwa pastilah selalu mengingat kematian dan nasibnya di akhirat kelak. Ia tidak pernah lalai untuk melaksanakan kewajiban dan enggan melakukan kemaksiatan. Dengan kondisi yang seperti ini, tentu ia mampu mengendalikan dirinya saat muncul godaan dari si virus merah jambu. Karena Allah sudah jelas memerintahkan agar menghindari perbuatan terlarang. Dengan ketaqwaan ini, seseorang akan terus berusaha memahami siapa dirinya, mencari konsep-konsep kehidupan untuknya. Seluruh manusia di muka bumi ini hanya memliki dua potensi hidup, yaitu hajatul udhowiyah (kebutuhan dasar hidup, misal makan, minum, buang air dll) dan ghorizah (naluri manusia yaitu: pertama, ghorizah tadayyun/naluri mensucikan sesuatu. Kedua, ghorizah baqo’/naluri eksistensi diri. Ketiga, gharizah nau’/naluri melestarikan jenis). Dua potensi ini memiliki karakter yang berbeda. Untuk hajatul udhowiyah (kebutuhan dasar hidup) maka hukumnya wajib untuk dipenuhi, jika tidak bisa mengakibatkan kematian. Sedangkan gharizah (naluri) maka ia merupakan dorongan yang tidak berasal dari tubuh manusia itu sendiri, melainkan dorongan dari luar, sehingga ketika tidak dipenuhi tidak akan mengakibatkan kematian, hanya sekedar gelisah saja.
Berada di posisi yang mana virus merah jambu ini? Ternyata ini soal cinta, yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya, yang kita bisa hanyalah mengendalikannya. Ya..ini tentang ghorizah (naluri manusia), fitrahnya manusia. Ini sangat perlu dikelola, agar ia tiba tepat pada saatnya. Jika sudah siap maka menikahlah, jika belum berpuasalah, itu yang Allah perintahkan. Yang pasti tidak ada istilah pacaran! Ketaqwaan inilah kuncinya, agar manusia terhindar dari berbuat dosa.

Related

Kedua, Masyarakat yang menjaga. Imun ini tidak kalah pentingnya, penyebaran virus merah jambu yang merusak generasi salah satu penyebabnya adalah masyarakat yang sudah tidak peduli.  masyarakat menganggap persoalan pacaran sudah biasa, bahkan akibatnya juga sudah biasa. Tidak heran jika saat ini begitu marak perzinaan, bahkan mereka melakukannya dirumah sendiri. Remaja yang MBA (Married By Accident)/ Menikah karena “kecelakaan” pun dibiarkan bahkan dinikahkan. Dibutuhkan masyarakat yang peduli dan bersama-sama menjaga agar virus “mematikan” ini tidak menyebar dengan mudah. Maka dibutuhkan pula masyarakat yang sadar syariat, masyarakat yang bertaqwa. Inilah imun yang kedua.

Dan ketiga, aturan oleh negara. Disinilah peran stategis yang sesungguhnya, imun yang terkuat. Bayangkan saja, jika individu sudah bertaqwa dan masyarakat juga sudah menjaga, namun kemudian ada aturan Negara yang melegalkan semuanya, termasuk perzinaan (Gedubrak!!!). Tentu menjadi tidak mudah bagi individu dan masyarakat untuk mempertahankan, dengan perlahan ketaqwaan ini akan tergerus oleh aturan yang kebablasan. Contohnya saja saat ini, ada seseorang yang sudah paham bahwa islam melarang pacaran, tapi Negara tidak punya aturan penjagaan interaksi laki-laki dan perempuan. Ini jelas tidak akan nyambung, di satu sisi ia berusaha membentengi, di sisi lain ia digempur dimana-mana, tengok kanan menggoda, tengok kiri juga sama. Oleh karena itu, kita membutuhkan Negara yang menerapkan syariat secara menyeluruh. Dengan syariat ini menyebarnya virus merah jambu akan dapat ditangani. Kemudian tentang cinta, dia akan ada ketika waktunya tiba. Bisakah Negara Demokrasi mewujudkan kondisi ini? Jawabannya jelas “Tidak!!” bagaimana mungkin dalam kehidupan sekuler (Memisahkan agama dari kehidupan dan negara) yang menjadi asas bagi demokrasi ini mau untuk menjadikan ketaqwaan sebagai pilar utama? Bagaimana mungkin demokrasi dengan teori kebebasannya mampu menjadikan individu dan masyarakat terhindar dari dosa? Yang ada adalah bahwa dalam Negara Demokrasi virus ini dijaga dan dipelihara, bahkan penyebarannya difasilitasi negara, masih ingat bukan Pekan Kondom Nasional (PKN) yang diselenggarakan pada bulan Desember 2013 kemarin? Juga semaraknya Valentine Days setiap tahunnya? Agenda-agenda inilah yang menyuburkan adanya virus merah jambu, mempercepat penyebarannya. Lalu, dalam negara apa kita bisa terjaga? Tentu, hanya dalam Negara Khilafah jawabannya. negara yang aturannya  hanya berlandaskan hukum Allah semata. Bahkan individu yang awalnya tidak bertaqwa akan menjadi bertaqwa ketika negara memberikan aturan yang sesuai fitrahnya. Insya Allah dengan adanya ketiga imun ini, pada virus merah jambu kita ucapkan saja “Bye Bye…!!
Plis Like Fanpage Kami ya

Related Posts

0 Response to "Menangkal Virus (Mematikan) Merah Jambu"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close