Mudah Diucap, Sulit Dilakukan
TERKADANG ketika mengatakan sesuatu itu cukuplah mudah. Apalagi menyangkut hal-hal yang baik bagi dirinya maupun orang lain. Hanya saja, dalam pelaksanaannya, tidaklah semudah seperti berbicara. Butuh proses yang cukup sulit untuk merealisasikan apa yang telah terucap.
Bila kita menasihati orang lain, mulut ini terasa begitu fasih berbicara. Seakan-akan apa yang dikatakan itu terasa mudah bila nanti dilaksanakan. Kita juga merasa bisa untuk melakukan hal itu. Hingga, segala rancangan atas apa yang nantinya akan kita lakukan sudah dipersiapkan dalam benak kita.
Hingga tiba satu masa pelaksanaan, ternyata ada saja kendala yang membuat tercapainya tujuan itu menjadi terhambat. Misalnya saja, ketika aku mencoba untuk menjadi orang yang penyabar.
Saat ku putuskan untuk mengubah diri ini menjadi orang yang penyabar ternyata begitu mudah. Segala hal yang telah ku rancang agar tercapainya tujuan itu telah ku susun dengan rapih. Aspek-aspek penunjang agar aku tetap bertahan dalam kesabaran juga telah kurencanakan. Bahkan, hasil yang akan ku terima pun telah ku bayangkan.
Tapi, siapa sangka, bahwa apa yang telah ku persiapkan itu tak berjalan seperti yang ku harapkan. Ada saja suatu perkara yang dapat menghapuskan salah satu dari susunan rencana itu. Alih-alih mengharapkan suatu hal yang dapat ku peroleh bila bersabar pun akhirnya berguguran, bersama dengan rencana-rencana yang sedikit demi sedikit berjatuhan.
Bersabar telah menjadi suatu hal yang memang harus bisa dimiliki oleh setiap insan. Hanya, ya itu dia, melaksanakannya cukup sulit. Sama seperti kita menasihati akan hal itu pada orang lain, kita pun belum tahu apakah kita bisa atau tidak melakukannya. Padahal, hadiah berupa rasa tenang, tentram dan nyaman akan kita peroleh. Mengapa begitu sulit sekali merealisasikan apa yang kita ucap? Apa yang salah dalam diri kita?
Menjadi seseorang yang sabar kini memang terbilang cukup langka. Tapi, sesungguhnya bila kita benar-benar yakin dengan niat yang besar, maka akan terasa mudah bagi kita melakukannya. Begitu pula dengan yang ku rasakan.
Menjadi seorang guru TK perlu adanya tingkat kesabaran yang cukup tinggi. Karena bila hal itu tak ku miliki, maka akan berakibat fatal. Dengan penuh keyakinan dan terus mencoba, walau terasa sulit diawal, akhirnya sedikit demi sedikit rasa sabar mulai tumbuh. Dan bila ku terus menjaga kesabaran itu, insya Allah rasa sabar akan terus berkembang. Hingga, ku akan bisa mengendalikan diri agar dapat melangkah ke arah yang baik.
Semua itu memang butuh proses. Perlu adanya tahapan-tahapan khusus yang harus kita lalui. Dan yang menjadi modal utama bagi kita ialah niat dan rasa yakin yang kuat agar dapat menjadi motivasi tersendiri bagi kita. Hingga, ketika kita mulai merasa pesimis, bila hal itu kita ingat, maka rasa optimis itu akan muncul kembali.
Sesungguhnya, tak ada yang sulit di dunia ini. Karena Allah SWT telah memerintahkan sesuatu pasti sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Semua itu tergantung dari keseriusan kita dalam melakukannya. Bila kita yakin dan percaya bahwa kita mampu, maka insya Allah kita pasti mampu. Tapi sebaliknya, bila kita sudah merasa ragu dengan kemampuan diri sendiri, maka suatu hal yang mustahil bila kita dapat melakukan hal itu. [rika/islampos]
Redaktur: Rika Rahmawati
0 Response to "Mudah Diucap, Sulit Dilakukan"
Post a Comment