Jangan Menunggu Ia Tiada
Cahyadi Takariawan
Ingat kisah film Ainun & Habibie? Sangat mendalam
kebersamaan Habibie dengan Ainun. Rasa cinta Habibie terhadap sang isteri
sedemikian besar, hingga ia merasakan kekosongan dalam relung jiwanya saat sang
istri tiada.
Konon, kira-kira dua pekan setelah kematian Ainun, suatu
hari Habibie memakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir, sambil
memanggil “Ainun... Ainun…” Ia mencari Ainun di setiap sudut rumah.
Ainun adalah perempuan istimewa di mata Habibie. Ia menepati
janji untuk selalu mendampingi Habibie sampai akhir hidupnya, di kala susah
maupun senang. Bahkan pada detik-detik terakhir menjelang kepergiannya, ia
tetap memikirkan Habibie.
“Saya tidak bisa, saya tidak bisa berjanji akan menjadi
istri yang sempurna untukmu. Tapi saya akan selalu mendampingimu, saya janji
itu.”
Itu janji Ainun ketika dilamar oleh Habibie. Dan ia
membuktikannya. Setia mendampingi Habibie sampai akhir hayatnya.
Ada lagi kisah cinta seorang ulama besar di Indonesia, Buya
Hamka. Putra beliau, Irfan Hamka, menuturkan kondisi Buya sepeninggal istrinya.
“Setelah aku perhatikan bagaimana Ayah mengatasi duka lara
sepeninggal Ummi, baru aku mulai bisa menyimak. Bila sedang sendiri, Ayah
selalu kudengar bersenandung dengan suara yang hampir tidak terdengar.
Menyenandungkan ‘kaba’. Jika tidak Ayah menghabiskan 5 - 6 jam hanya untuk
membaca Al Qur-an".
Demikian kuat Ayah membaca Al Qur-an, suatu kali pernah aku
tanyakan:
“Ayah, kuat sekali Ayah membaca Al Qur-an?” tanyaku kepada
ayah.
“Kau tahu, Irfan. Ayah dan Ummi telah berpuluh-puluh tahun
lamanya hidup bersama. Tidak mudah bagi Ayah melupakan kebaikan Ummi. Itulah
sebabnya bila datang ingatan Ayah terhadap Ummi, Ayah mengenangnya dengan
bersenandung. Namun, bila ingatan Ayah kepada Ummi itu muncul begitu kuat, Ayah
lalu segera mengambil air wudhu. Ayah shalat Taubat dua rakaat. Kemudian Ayah
mengaji. Ayah berupaya mengalihkannya dan memusatkan pikiran dan kecintaan Ayah
semata-mata kepada Allah,” jawab Ayah.
“Mengapa Ayah sampai harus melakukan shalat Taubat?” tanyaku
lagi.
“Ayah takut, kecintaan Ayah kepada Ummi melebihi kecintaan
Ayah kepada Allah. Itulah mengapa Ayah shalat Taubat terlebih dahulu,” jawab
Ayah.
***********
Luar biasa kisah kasih Habibie dan Buya Hamka. Dua tokoh
legendaris di Indonesia. Kita harus bisa mengambil hikmahnya.
Mereka berdua memberikan inspirasi keindahan sebuah
keluarga. Kisah kasih yang dirajut dengan sangat mesra sampai akhir hayat.
Bagaimana dengan kita?
Sahabat, mumpung Allah masih berikan kesempatan kepada kita
untuk bersama pasangan tercinta, berikan hal terbaik untuknya selagi kita bisa.
Jangan menunggu ia tiada mendahului kita dan kita baru
menyesal belum melakukan hal terbaik untuknya.
Bahkan ada suami yang belum sempat menyatakan perasaan cinta
kepada istrinya sampai sang istri meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan. Ia
menyesal selama duapuluh tahun hidup bersama belum pernah menyatakan cinta
kepada istrinya.
Ya. Jangan menunggu berita buruk baru kita merasa menyesal
belum berbuat yang terbaik untuk pasangan kita.
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "Jangan Menunggu Ia Tiada"
Post a Comment