-->

Malu Banget, Dikomplen Anak Kecil

banner-widia-2


ANAK-anak bermain di sekolah itu dengan riang gembira seperti biasanya. Hari ini mereka akan kedatangan guru baru. Guru ini baru saja menyelesaikan studinya dalam bidang Ekonomi Islam. Waktu menunjukan pukul 07.30 pagi. Semua anak sudah memasuki ruangan bersiap mengikuti kegiatan.


Waktu menunjukan pukul 09.00 tepat. Tiba-tiba wulan dari kelompok A menghampiri saya. “bu Widya, anak-anak di kelas A diberi permen oleh ibu guru baru, ayo ke sana,” ujarnya seraya menarik tangan saya. Raut wajahnya menandakan kepanikan. Memastikan agar saya segera bergerak menuju kelompoknya.


Saya menghampiri wali kelas Wulan kemudian bertanya apa yang terjadi. Akhirnya diketahui bahwa guru baru hendak berkenalan dengan mereka. Setelah berkenalan setiap anak mendapat hadiah permen. Wulan menolak karena ia tahu aturannya ke sekolah tidak boleh membawa permen. Namun tiba-tiba ada orang dewasa yang membawanya.


Saya menghampiri guru baru tersebut lalu bertanya, “Apakah benar kejadiannya seperti itu?”


“Iya,Bu Wid, saya kan nggak tahu gimana caranya merayu mereka di hari pertama masuk, apalagi saya sarjana ekonomi gak ngerti tentang pendidikan. Jadi saya bujuk mereka dengan permen agar mau berkenalan dengan saya. Toh saya pikir ngerti apa mereka, kan cuma anak kecil,” ujar sang guru baru.


“Oh begitu rupanya. Di sini aturannya anak tidak boleh membawa permen. Wulan sudah tahu aturan. Ia tidak terima kalau ada guru yang melanggar aturan sekolah,” tukas saya.


“Tadi saya malu banget Bu, dikomplen sama anak kecil. Maaf saya baru tahu ternyata mereka tidak bisa dianggap sepele,” tuturnya seraya tersipu malu.


Beberapa teman guru anak usia dini juga mengalami kesulitan serupa ketika memutuskan menjadi guru. Hari pertama tidak tahu harus berbuat apa. Ada juga yang syok, pusing, bingung menghadapi para muridnya.


Idealnya, ketika sesorang memutuskan memilih menjadi guru PAUD,TK, atau RA tentu guru bagi anak-anak manusia maka akan mempersiapkan diri mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang anak-anak . Namun karena anggapan masyarakat umum bahwa sangat mudah menjadi guru bagi anak usia dini, hal ini tidak dilakukan. Anggapan kebanyakan orang menjadi guru anak usia dini mudah karena hanya akan mengajarkan mewarnai, tepuk tangan, menulis,bernyanyi, berhitung, dan selesai.


Namun berdasarkan hasil penelitian para ahli akhir-akhir ini, kesuksesan hidup sesorang tergantung pada pendidikan yang diterimanya dari para gurunya pada saat usia dini. Para guru ini yaitu orang tua, guru di sekolah dan lingkungan. Maka dari itu penting bagi para guru anak-anak usia dini memiliki banyak pengetahuan agar anak-anaknya sukses ketika dewasa nanti.


Pengetahuan yang wajib dimiliki para guru yaitu harus memiliki sikap akhlakul kharimah. Salah satunya sikap hormat. Menganggap remeh anak kecil yang bisa dibujuk dengan permen menandakan guru belum memiliki sikap hormat ini. Menganggap mudah menjadi guru anak usia dini, menyebabkan para guru lalai untuk belajar banyak pengetahuan. Akibatnyanya harus malu karena kelalaian, hari pertama mengajar dikomplen anak kecil.


Para guru anak usia dini harus menjadi guru yang kaya ilmu. Karena dari guru yang kaya lahir anak yang kaya begitu juga dari guru yang miskin lahir anak yang miskin pengetahuan. Mari para guru anak usia dini, semangatlah memperkaya pengetahuan dengan terus belajar. []



Redaktur: Saad Saefullah


0 Response to "Malu Banget, Dikomplen Anak Kecil"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close