Menulis Tanpa Bakat
“Aku ga punya bakat nulis, tiap kali mau nulis pasti awalannya selalu ‘Pada Suatu Hari’”
Penulis memang bukan pekerjaan bagi para pemalas. Tapi mengambinghitamkan bakat karena tidak bisa menulis adalah perbuatan para pengecut!
Menulis bukan bakat. Menulis murni skill. Yang perlu Anda lakukan hanyalah duduk, nyalakan laptop Anda dan coba bumikan apa yang saat ini mengawang-awang dalam pikiran Anda.
Lakukan itu terus menerus setiap hari. Bernazarlah untuk menyediakan waktu khusus setiap harinya demi menulis. Berjanjilah pada diri Anda sendiri, pada jam tersebut tidak akan ada aktivitas lain yang Anda kerjakan selain menulis.
Satu jam per hari bisa menghasilkan satu halaman. Maka jika Anda rutin serta konsekuen melakukannya setiap hari, jangan salahkan saya jika Anda kaget menemui tulisan Anda sudah beratus-ratus halaman.
“Lalu apakah tulisan yang saya hasilkan dari proses seperti itu berharga?”
Lupakan itu dulu, PR pertama Anda adalah membuat menulis sebagai sebuah kebiasaan. Masalah tata bahasa, kedalaman makna, sistematika, penggunaan tanda baca dan lain-lain adalah PR Anda berikutnya untuk mempelajari skill nya.
Dosa besar para penulis pemula adalah
TERBURU-BURU MENJADI EDITOR BAGI TULISANNYA SENDIRI
Kalo itu dosa, mulai sekarang hilangkan kebiasaan itu. Saya, sampai saat ini jika mulai menulis satu buku baru akan menulis dengan monitor mati. Monitornya saja yang mati, laptopnya tetap menyala. Disitulah saya akan menulis tanpa edit. Menulis tanpa “del” dan tanpa “backspace”.
Ketika ide sudah dirasa cukup membumi semua, monitor saya nyalakan kembali dan proses editing pun saya mulai. Dengan cara itu saya bisa memulai menulis tanpa menjadi kejam terhadap karya saya sendiri.
Jika ini berhasil pada saya, kenapa tidak pada Anda?
@BriliAgung
0 Response to "Menulis Tanpa Bakat"
Post a Comment