Yang Kecil yang Terabaikan
Dalam keseharian sebagai orang tua, ada dua hal kecil yang tanpa sadar sering terbaikan oleh kita. Yang pertama adalah si kecil alias anak-anak kita dan yang kedua adalah ungkapan-ungkapan kecil.
Mungkin karena interaksi yang terjadi terus menerus antara orang tua dan anak, membuat segala sesuatu sudah menjadi biasa-biasa saja. Terkadang sulit bagi orang tua untuk membuat moment atau interaksi yang istimewa dengan anak. Akibatnya, hubungan yang terbangun menjadi hambar, kering dan miskin makna.
Hal itu diperparah oleh kondisi dimana orang tua sudah merasa bahwa dia adalah “atasan” bahkan tidak jarang merasa menjadi “raja” bagi anak-anaknya. Sehingga interaksi yang terjadi sangat terstruktur dan normatif sebagaimana bawahan dengan atasan. Atau rakyat dengan penguasa. Pada hal, rumah tangga adalah perahu besar yang mesti didayung bersama menuju syurga.
Kondisi-kondisi seperti di atas menggiring para orang tua kepada sikap yang abai kepada hal-hal kecil tapi sangat penting dan berpengaruh besar dalam perkembangan jiwa si kecil sebagai manusia sepertinya. Apa saja hal-hal kecil yang terbaikan bagi si kecil itu?
Yang pertama adalah ungkapan terima kasih kepada anak. Ini sangat sederhana memang. Entah kenapa, bagi sebagian besar orang tua, setidaknya yang diamati penulis, begitu berat untuk selalu mengucapkan terima kasih kepada anak. Apakah itu ketika anak memberikan sesuatu, menolong dan sebagainya.
Begitu pelitnya orang tua dengan sekedar mengucapkan terima kasih kepada anak, telah membuat hal ini menjadi barang yang langka dan jarang didapatkan para anak. Padahal ucapan ringan dan sepertinya kecil itu sangat berpengaruh besar dalam banyak hal bagi anak. Terutama perkembangan jiwanya dan kedekatan dengan orang tuanya.
Hal kecil yang terabaikan kedua bagi si kecil adalah memuji anak. Memang anak-anak kita tidak meminta dipuji. Tapi secara psikologisnya setiap manusia senang dipuji, apalagi si kecil. Semua manusia lebih suka diapresiasi dan dihargai. Apalagi ana-anak, mereka lebih cenderung disebut berharap. Hebatnya, bagi si kecil, pujian sudah lebih daari cukup sebagai ungkapan dari apresiasi dan penghargaan itu.
Hal kecil ketiga yang sering terabaikan pada si kecil adalah meminta maaf. Banyak yang berpandangan bahwa aneh, tidak pantas atau tidak seharusnya jika orang tua meminta maaf kepada anak-anaknya. Apakah meminta maaf langsung ketika ada kekhilafan atau saat-saat dimana tidak ada kesalahan langsung terhadap anak. Padahal jika orang tua selalu meminta maaf kepada anak-anaknya, baik saat ada kekhilafan yang tampak atau secara berkala sebagai wujud kejujuran dan pengakuan seorang manusia biasa yang tak pernah luput dari dosa, tidak dapat dibayangkan betapa anak merasa dihargai dan mereka akan merasa segan dengan orang tuanya. Apalagi ungkapan maaf yang dibarengi dengan pelukan cinta. Sungguh akan sangat mendekatkan.
Mari tidak abaikan hal kecil bagi si kecil ini. Itu adalah bagian dari hak mereka dan kewajiban kita. Apalagi, selain membuat kedekatan pada anak menjadi lebih dekat, hal-hal kecil ini juga akan membuat hidup lebih hidup, karena di sana cinta menemukan bahasanya. Salam manusia juara!
Mamanto Fani
0 Response to "Yang Kecil yang Terabaikan"
Post a Comment