Banyak Anak, Banyak Rezeki? (1)
Related
BERAPA banyak anak Anda? Tiga, empat, ataukah lima? Seluruh ajaran Nabi SAW adalah pedoman hidup terbaik. Tuntunan hidup yang murni membawa kemanfaatan. Taat dan patuh kepada beliau adalah sumber kebahagiaan dan kemuliaan.
Prinsip mulia ini harus selalu ada pada diri setiap muslim. Sehingga, ia akan bermanfaat dan berlapang dada dalam melaksanakan setiap sunnah beliau. Tidak terkecuali anjuran Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam untuk memperbanyak anak.
Terkadang, seseorang hanya mengandalkan logika, mengedepankan hawa nafsu dalam menilai permasalahan. Atau mungkin sudah terpengaruh propaganda kafir yang tidak ingin melihat jumlah kaum muslimin semakin bertambah banyak. Sehingga, muncullah persepsi bahwa banyak anak hanya akan menyusahkan hidup. Ada pula yang berasumsi bahwa banyak anak akan membuat seseorang jatuh miskin dan serba repot.
Jika hal tersebut dijadikan sebagai alasan utama untuk membatasi jumlah anak, maka jelas ini merupakan kekeliruan yang nyata. Karena, Alloh-lah yang menjamin rezeki seluruh hamba. Jangankan manusia, binatang pun telah dijamin rezekinya oleh Alloh. Sebagaimana dalam ayat-Nya yang mulia, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberi rezekinya.” [QS. Hud ; 6]
Kalau kita cermati, ternyata alasan ini pula yang membuat orang-orang jahiliyah tega membunuh anak-anak mereka sendiri. Mengenai mereka, Alloh berfirman, “Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka, dan juga kepada kalian. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” [QS. Al-Israa’ ; 31]
Dalam ayat ini, Alloh tegaskan bahwa Dia-lah yang akan memberikan jaminan rezeki kepada mereka. Bahkan, setiap anak yang terlahir ke dunia telah membawa bagian rezekinya masing-masing. Sejak umur 4 bulan dalam kandungan, hal itu telah ditetapkan.
Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, dikumpulkan penciptaan kalian dalam perut ibumu selama empat puluh hari. Kemudian dalam waktu yang sama menjadi segumpal darah. Kemudian dalam waktu yang sama menjadi sekerat daging. Kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya, juga diperintahkan dengan empat hal ; untuk menuliskan rezekinya, ajalnya, amalnya, dan termasuk orang yang sengsara atau bahagia.” [HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallohu ‘anhu]. Sehingga, kekhawatiran orang-orang jahiliyah tersebut sungguh tidak beralasan.
Ada benarnya ungkapan orang tempo dulu yang menyatakan bahwa banyak anak berarti banyak rezeki. Ayat dan hadits di atas adalah buktinya. Karena setiap jiwa membawa rezekinya masing-masing.
Bahkan anak itu sendiri adalah rezeki dari Alloh. Anak merupakan anugerah yang sangat besar. Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga memberikan kebahagiaan yang tiada tara bagi sepasang suami istri. Dan ini pun adalah rezeki. Karena rezeki bisa berupa materi atau imateri. Yang berupa imateri inilah banyak orang yang tidak paham.
BERSAMBUNG
Redaktur: Saad Saefullah
0 Response to "Banyak Anak, Banyak Rezeki? (1)"
Post a Comment