Felix Siauw – Yusuf Mansur Larang Salam Natal, Ulil Abshar ‘Sewot’
Di dunia maya pun, para dai tak henti mendakwahkan larangan merayakan Natal bagi seorang Muslim. Ustadz Yusuf Mansur sempat berpesan agar Presiden Jokowi tidak ikut bernatalan.
Muh. Abdus Syakur/Hidayatullah.com
(Kiri-kanan) Felix Siauw, Yusuf Mansur, dan Ulil Abshar
Hidayatullah.com–Seperti biasa setiap bulan Desember, persoalan Natal dan toleransi beragama meramaikan kicauan di jejaring sosial, termasuk twitter. Baru-baru ini, aktivis dakwah Felix Siauw melontarkan pernyataan larangan orang Islam mengucapkan selamat Natal.
“Kalau mengucap selamat ke hari raya agama lain itu boleh, tentu Rasulullah dan Sahabat sudah mencontohkan lebih dulu,” ujar Felix melalui akunnya @felixsiauw, Sabtu (13/12/2014).
Pendapat Felix rupanya ditanggapi aktivis Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla. Ulil, seakan sewot terhadap kicauan tersebut, membuat postingan tandingan yang berlawanan dengan pendapatnya Felix.
“Kebalik: Kalau memang ucapan Selamat Natal tidak boleh, pasti Nabi kan akan melarangnya. Tapi kan ngga ada. :),” kicaunya lewat akun @ulil, Ahad (14/12/2014).
Sebelumnya, Ulil juga menanggapi kicauan Ustadz Yusuf Mansur. Lewat akunnya, @Yusuf_Mansur, Pimpinan Ponpes Daarul Quran ini mengimbau kaum Muslimin tidak mengucapkan selamat Hari Raya Natal.
Pengamatan hidayatullah.com , Selasa (09/12/2014), sang ustadz berkicau, “Bagi kawan-kawan, jangan ngucapin selamat Natal. (Jika) papasan (dengan non-Muslim), beri senyum, salaman dengan salaman terbaik dan hangat. Bila ingin menyapa, ucapin, ‘Libur, Bro?’.”
Ulil menimpalinya dengan berkicau, “@Yusuf_Mansur Ngga ada larangan, baik di Qur’an maupun di hadis, untuk ucapkan Selamat Natal, Ustadz. Coba aja dicari, :-).”
Dalam twit selanjutnya, Ulil berkicau, “Yang mengharamkannya (mengucap Selamat Natal. Red), menurut saya, keliru.”
Yusuf Mansur pun menegaskan, hukum orang Islam mengucapkan selamat Natal atau merayakannya adalah haram, karena sudah masuk ranah aqidah.
“Soalan jangan ngucapin selamat natal, asli. Ini soal akidah. Kawan-kawan jangan anggap enteng. Juga tentang pemakaian atribut-atribut Natal,” kicaunya, Jumat (12/12/2014).
“Beberapa ulama yang hati-hati, malah menghukumnya bukan haram, tapi sudah jatuh kepada kafir. Nah, untuk yang masih debatable, bukannya sebaiknya kita hindari?” lanjutnya menjelaskan.
Pesan untuk Jokowi
Terkait toleransi beragama, Felix dan Yusuf Mansur bersikap tegas. Felix mengatakan, toleransi itu memahami bukan mengakui, membiarkan bukan membenarkan. Sedangkan ikut memakai atribut agama lain, itu bukan ajaran Islam.
“Toleransi itu sederhana | “bagimu agamamu, bagiku agamaku” :),” kicaunya tegas, Senin (08/12/2014).
Menurut Yusuf Mansur, toleransi beragama harus tetap dijaga tanpa mengorbankan aqidah. Seorang Muslim yang tidak mengucapkan selamat hari raya non-Islam atau tidak merayakannya, bukan berarti tidak toleran.
Contoh bertoleransi dalam agama, kata dia, dengan tidak mengganggu perayaan Natal, serta menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
Ia juga sempat menasihati Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak menghadiri perayaan Natal, termasuk di Papua. Alasannya, Jokowi adalah seorang penganut agama Islam.
“Dari sekarang saya bicara, sebaiknya Pak Jokowi tidak menghadiri Natal Bersama. Cukup beliau memastikan bahwa Natal, aman,” pesannya, Selasa (09/12/2014).
Sekadar informasi, hingga Senin (15/12/2014) sore, akun @Yusuf_Mansur dan @felixsiauw masing-masing diikuti oleh 1,65 juta dan 1,1 juta pengikut (follower). Sedangkan follower akun @ulil ‘hanya’ 421 ribu.*
0 Response to "Felix Siauw – Yusuf Mansur Larang Salam Natal, Ulil Abshar ‘Sewot’"
Post a Comment