Kalah dari Filipina, Indonesia Posisi Terbawah di Asia Timur
Pentingnya sinergi berbagai pihak untuk mewujudkan budaya literasi. Baik negara, institusi pendidikan, serta keluarga, agar Indonesia menjadi bangsa yang unggul.
Related
Muh. Abdus Syakur/Hidayatullah.com
Afrizal Sinaro dalam sambutannya pada acara Refleksi Akhir Tahun 2014 IKAPI DKI Jakarta
Hidayatullah.com–Budaya membaca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal ini mendorong Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta menggelar acara Konferensi Kerja Daerah dan Refleksi Akhir Tahun 2014.
Acara bertema “Budaya Membaca menuju Indonesia Unggul” ini digelar di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jl Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (17/12/2014). Dalam acara ini terungkap data kondisi memprihatinkan Indonesia dalam dunia literasi.
IKAPI mengungkap, di Asia Timur, tingkat terendah membaca dipegang oleh negara Indonesia dengan skor 51,7. Skor ini di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (74,0), dan Hongkong (75,5).
Data tersebut berdasarkan laporan Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi IEA (International Association for the Evaluation of Education Achievement) yang dikutip IKAPI.
“Kondisi memprihatinkan ini harus segera diatasi,” ujar Ketua IKAPI DKI HE Afrizal Sinaro dalam rilisnya yang diterima hidayatullah.com di lokasi acara.
Menurut IKAPI, situasi tersebut menimbulkan kesadaran akan pentingnya sinergi berbagai pihak untuk mewujudkan budaya membaca, baik oleh negara, institusi pendidikan berikut para pemangkunya, serta keluarga.
Jika sinergi mampu berlangsung dengan baik dan berkelanjutan, menurutnya, pada titik tertentu akan melahirkan Indonesia sebagai bangsa yang unggul.
“Sekolah harus menjadi awal mula yang baik untuk menyuburkan budaya membaca. Siswa harus didorong untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan (habit) yang sehat sekaligus produktif. Sebab, kegiatan membaca (literasi) akan membentuk tradisi intelektual yang kuat,” ujar Afrizal.
“Bagi guru, pengkondisian kegiatan membaca akan berpengaruh pada kualitas mengajar sekaligus memajukan mutu pendidikan,” lanjutnya.
Refleksi akhir tahun itu diisi tiga orang pembicara, yaitu Prof Dr Sapardi Djoko Damono (Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI), Dr Mohammad Abduhzen (Kepala Litbang Persatuan Guru Republik Indonesia/PGRI), dan Darmaningtyas (Dewan Penasihat Center for Betterment of Education/CBE).
Acara yang berlangsung mulai pukul 12.00-16.00 Wib ini dimoderatori adalah Glory Oyong, diikuti ratusan hadirin. Mayoritas para pelaku usaha penerbitan, tenaga pengajar, dan aktivis pendidikan.*
0 Response to "Kalah dari Filipina, Indonesia Posisi Terbawah di Asia Timur"
Post a Comment