Isu Muazin Dibacok Umat Kristiani di Riau Hanya Hoax, Begini Kronologis Sebenarnya!
Rokan Hilir – Beberapa waktu lalu tersiar kabar pembunuhan seorang muazin masjid di Rokan Hilir, Riau. Bersamaan dengan menyebarnya berita tersebut, beredar isu bahwa pelaku pembunuhan itu adalah umat Kristiani. Hasil penelusuran Kiblat.net menemukan fakta bahwa isu tersebut tidak benar.
Setelah beredar informasi pembunuhan seorang nazir (pengurus) masjid di Rokan Hilir, Kiblat.net mencoba menelusuri kabar tersebut, dan berhasil menghubungi Rifai Siregar (55 tahun). Rifai merupakan satu-satunya saksi peristiwa pembacokan terhadap nazir (pengurus) Masjid Nurul Yakin, Darwin Lubis.
Menurut keterangan Rifai, selama ini Darwin tinggal di kompleks masjid yang terletak di Jalan Lintas Sumatra Riau Km 28, Balam Sempurna, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir. Sementara, rumah Rifai sendiri berada tepat di sebelah masjid itu.
Rifai menuturkan bahwa kejadian bermula saat memasuki waktu shalat subuh, Rabu (16/12). Tak lama setelah terdengar kumandang adzan dari Masjid Nurul Yakin, dia mendengar suara serak-serak minta tolong dari dalam masjid. Dia pun seketika berlari menuju ke arah datangnya suara, dan menemukan tubuh Darwin tergeletak di dekat pintu masjid.
“Saya jumpai dia sudah terkapar di situ bersimbah darah,” ungkap Rifai kepada Kiblat.net, Selasa (22/12).
Saat itu dia tak menemukan siapa pun selain Darwin yang bersimbah darah akibat luka bacok di bagian rahang. Seketika dia memanggil seorang tetangganya dan melarikan korban ke rumah sakit umum Rantau Prapat. Saat itu Darwin masih sadarkan diri.
Sesampainya di rumah sakit dan mendapatkan perawatan, lanjut Rifai, Darwin pun sempat menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada keluarganya. Dengan menggunakan bahasa isyarat di mengungkapkan bahwa setelah mengumandangkan adzan dia segera melakukan shalat sunnah. Saat sedang shalat itulah dia kemudian dibacok dari belakang.
Setelah peristiwa itu warga pun melaporkan kejadian yang yang menimpa Darwin ke Polsek Bagan Sinembah. Pihak berwajib pun segera melakukan penyelidikan dan menetapkan tersangkanya. “Sekarang pelakunya sudah dapat, namanya Irwanto,” ujar Rifai.
Rumah Irwanto sendiri, terang Rifai, berada tak jauh dari masjid Nurul Yakin. Dia memberikan patokan jarak antara masjid dengan rumah tersangka hanya berjarak tiga tiang listrik.
Bersama masyarakat pihak kepolisian kemudian melakukan pencarian terhadap tersangka. Rifai menuturkan bahwa pengejaran dilakukan hingga ke kawasan kebun kelapa sawit yang banyak terdapat di daerah itu. Namun, upaya mereka tak membuahkan hasil.
Keesokan harinya, tersangka justru kembali kerumah dengan sendirinya. Ternyata dia kembali karena kelaparan. Saat itulah, Kamis (17/12) siang, dia kemudian diamankan oleh pihak berwajib. “Karena dia lapar terus di kasih makan sama keluarganya, terus ditangkap,” terang Rifai.
Tak diketahui apa motif tersangka melakukan aksinya. Warga dan polisi pun kesulitan menggali informasi darinya. “Kata keluarganya dia gangguan jiwa,” ujar Rifai.
Rifai juga mengungkapkan bahwa pelaku beragama Islam. Hal itu mematahkan informasi yang beredar di media sosial selama ini yang menyebut bahwa aksi pembacokan dilakukan oleh umat kristiani.
Informasi yang diperoleh Rifai menyebutkan bahwa tersangka akhirnya dibawa ke Pekanbaru pada keesokan harinya. Sementara kasus tersebut saat ini tengah ditangani oleh pihak Polres Rokan Hilir. Rifai mengungkapkan bahwa dia telah diperiksa untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Sementara, Darwin Lubis pun mendapatkan perawatan intensif setelah berada di rumah sakit. Berdasarkan informasi yang didapatkan Rifai dari keluarga Darwin, dokter menerangkan bahwa sedikitnya ada lima luka pada tubuh korban. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa rahang korban pun pecah.
Darwin pun dikabarkan sempat menjalani operasi. Namun, upaya itu tak berhasil menyelamatkan nyawanya. “Dia menghembuskan nafas terakhir jam 10 hari Jumat,” kata Rifai.
sumber: kiblat.net
0 Response to "Isu Muazin Dibacok Umat Kristiani di Riau Hanya Hoax, Begini Kronologis Sebenarnya!"
Post a Comment