Baru 10 hari, jembatan darurat di Sungai Saba Buleleng ambrol
Dakwah Media - Keceriaan para siswa dan guru SDN 5 Ringdikit, Buleleng, Bali tak berlangsung lama. Baru 10 hari menikmati fasilitas jembatan darurat, kini kembali harus mengerut alis lantaran jembatan yang dibangun Pemprov Bali ambrol dihantam arus sungai yang deras.
"Memang sejak beberapa hari ini curah hujan cukup deras, akibatnya debit air sungai di tukad (sungai) Saba meningkat. Jembatannya hanyut, setelah ambrol. Saya perintahkan untuk mengantar anak-anak dengan mobil patroli ke sekolah. Sangat risiko kalau menyeberangi sungai," kata Kapolsek Seririt Kompol Anak Agung Wiranta Kusuma, Selasa (31/1).
Untuk menuju ke sekolah para siswa sebenarnya bisa melalui jalur darat. Hanya saja harus memutar melewati beberapa desa, diperkirakan butuh waktu hampir setengah jam ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Informasi yang diterima, jembatan darurat yang sejak 10 hari lalu mulai dilintasi, sebanyak 26 gorong gorong yang dipasang kini tinggal tersisa 19 dan tujuh lainnya hanyut tergerus air.
"Untuk sementara ini kita akan antar anak-anak sekolah dan pulang sekolah. Dari koordinasi dengan kepala sekolah, sepakat tidak kami inginkan anak-anak seberangi sungai sampai ada perbaikan kembali," Tegas Kapolsek.
Hal tersebut dilakukan, kata dia agar pendidikan anak-anak tidak terganggu dan pihak orang tua siswa juga agar tidak merasa khawatir keselamatan anak anaknya.
Namun demikian Kapolsek juga mendesak agar semua pihak terutama Pemkab Buleleng bisa memperhatikan kondisi tersebut dan segera mencarikan solusi cepat.
"Saya mohon khususnya pemerintah di Kabupaten Buleleng bisa carikan solusi agar anak-anak bisa sekolah di Ringdikit," teriak Kusuma berharap jembatan bisa dibangun lebih permanen dan kokoh. [mdk]
"Memang sejak beberapa hari ini curah hujan cukup deras, akibatnya debit air sungai di tukad (sungai) Saba meningkat. Jembatannya hanyut, setelah ambrol. Saya perintahkan untuk mengantar anak-anak dengan mobil patroli ke sekolah. Sangat risiko kalau menyeberangi sungai," kata Kapolsek Seririt Kompol Anak Agung Wiranta Kusuma, Selasa (31/1).
Untuk menuju ke sekolah para siswa sebenarnya bisa melalui jalur darat. Hanya saja harus memutar melewati beberapa desa, diperkirakan butuh waktu hampir setengah jam ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Informasi yang diterima, jembatan darurat yang sejak 10 hari lalu mulai dilintasi, sebanyak 26 gorong gorong yang dipasang kini tinggal tersisa 19 dan tujuh lainnya hanyut tergerus air.
"Untuk sementara ini kita akan antar anak-anak sekolah dan pulang sekolah. Dari koordinasi dengan kepala sekolah, sepakat tidak kami inginkan anak-anak seberangi sungai sampai ada perbaikan kembali," Tegas Kapolsek.
Hal tersebut dilakukan, kata dia agar pendidikan anak-anak tidak terganggu dan pihak orang tua siswa juga agar tidak merasa khawatir keselamatan anak anaknya.
Namun demikian Kapolsek juga mendesak agar semua pihak terutama Pemkab Buleleng bisa memperhatikan kondisi tersebut dan segera mencarikan solusi cepat.
"Saya mohon khususnya pemerintah di Kabupaten Buleleng bisa carikan solusi agar anak-anak bisa sekolah di Ringdikit," teriak Kusuma berharap jembatan bisa dibangun lebih permanen dan kokoh. [mdk]
0 Response to "Baru 10 hari, jembatan darurat di Sungai Saba Buleleng ambrol"
Post a Comment