Ini Tiga Kunjungan Delegasi Indonesia ke Israel yang Picu Kontroversi
Dakwah Media - Kunjungan delegasi asal Indonesia ke Israel dan bertemu sejumlah pejabat Zionis bukanlah yang pertama kali. Berdasarkan catatan Republika.co.id, sejak 2013 hingga saat ini setidaknya ada tiga kunjungan kontroversial. Berikut ketiga kunjungan tersebut;
1. Kunjungan Politikus Partai Golkar
Pada 2013, sejumlah delegasi asal Indonesia, termasuk politikus Partai Golkar Tantowi berkunjung ke Israel. Tantowi Yahya mengakui kunjungannya itu, namun ia menyatakan permintaan maaf.
Dia menyesal karena kunjungannya itu telah melukai perasaan umat Islam di Indonesia.
"Kunjungan tersebut sudah melukai hati umat Islam di Indonesia. Untuk itu saya minta maaf," kata Tantowi kepada Republika.co.id di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/6).
Tantowi menyatakan tidak ada sedikitpun niat di hatinya mendukung pejajahan zionis Israel ke Palestina. Menurutnya, kunjungan ke Israel semata-mata karena dilandasi rasa ingin tahu soal prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Tidak ada niat untuk mendukung Israel. Di sana saya malah mengkritik keras pencaplokan tanah warga Palestina oleh Zionis Yahudi," ujar Tantowi.
Selama di Israel Tantowi mengaku mendapat gambaran yang jelas soal peta konflik Israel dan Palestina. Ia mengatakan Indonesia bisa memainkan peran penting dalam proses perdamaian kedua belah pihak.
Pasalnya, selama ini proses perdamaian hanya difasilitasi oleh Amerika Serikat. "Kita tahu Amerika tidak netral. Maka itu Indonesia mesti ambil peran sebagai juru damai alternatif," kata Tantowi.
Tantowi mengaku hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari khilaf. Dia tidak menyadari keinginannya mencari informasi penjajahan zionis Israel bakal menciptakan polemik yang melukai hati umat Islam.
2. Kunjungan Wartawan Indonesia
Lima wartawan senior dari sejumlah media asal Indonesia ke Israel dan bertemu secara langsung dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu di Tel Aviv pada 2016 lalu. Kunjungan itu memicu kontroversi mengingat dilakukan tak lama setelah Israel menolak rencana Menlu RI Retno P Marsudi mengunjungi Ramallah.
Salah satu peserta dalam rombongan jurnalis tersebut, Heri Triyanto, mengungkapkan, kunjungan itu merupakan program dari Kementerian Luar Negeri Israel dan program rutin yang digelar setiap tahun.
Tak hanya itu, sebenarnya tidak hanya Indonesia yang diundang. Menurut Heri, dalam satu bulan ini, setidaknya ada rombongan jurnalis dari negara lain antara lain dari Georgia dan Jerman.
Heri mengakui, paling tidak butuh waktu sebulan lebih dalam mengurus segala keperluan untuk berangkat ke Tel Aviv, Israel, termasuk soal visa. Semua kebutuhan ini, termasuk undangan, diurus dan diatur oleh Kedutaan Besar Israel yang berada di Singapura. ''Kantor kemungkinan besar mendapatkan undangan itu dua pekan sebelumnya, sekitar Desember atau Januari,'' ujar Heri kepada Republika.co.id, Kamis (31/3).
3. Kunjungan Delegasi Muslim
Media Israel pada Rabu (18/1) kemarin melaporkan pertemuan Presiden Israel Reuvan Rivlin dengan sejumlah delegasi Muslim Indonesia. Pertemuan digelar di kediaman presiden.
Majelis Ulama Indonesia mengonfirmasi salah satu anggotanya ikut dalam pertemuan itu. Namun menegaskan, keikutsertaan tersebut bersifat individu, bukan kelembagaan. MUI menentang keras kunjungan tersebut.
"MUI jelas mengutuk sekeras kerasnya kunjungan tersebut atas nama apa pun," kata Ketua MUI bidang Luar Negeri KH Muhyidin Junaidi kepada Republika.co.id, Kamis (19/1). [rci]
0 Response to "Ini Tiga Kunjungan Delegasi Indonesia ke Israel yang Picu Kontroversi"
Post a Comment