Bencana: Buah Maksiat dan Sistem Batil
Dakwah Media - Seorang perempuan bernama Novi Eka Mely Yana (31) meninggal dunia saat banjir melanda Jakarta, pagi tadi. Novi tewas di rumahnya Jalan Kemang Selatan X, RT 03 RW 02, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, diduga akibat tersengat listrik. "Korban ini meninggal di dalam rumahnya pada saat banjir dan diduga tersengat aliran listrik," ujar Kapolsek Mampang, Kompol Sya'fi (news.okezone.com, 21/2/2017).
Petikan di atas adalah salah satu di antara sekian banyak berita bencana banjir yang melanda Jakarta belakangan ini. Di tengah hiruk pikuk dunia perpolitikan Ibu kota, bencana datang mendera. Korban semakin terhitung bertambah, ketinggian air juga merambah. "Banjir di 54 titik sebabkan ribuan rumah terendam terendam banjir hingga ketinggian 1,5 meter di Jakarta," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya (news.detik.com, 21/2/2017).
Banjir : Bencana Rutin Jakarta
Dalam cacatan berita, Jakarta memang telah terbiasa dengan fenomena banjir. Hampir setiap tahun bencana itu datang menyapa. Dua tahun lalu, dampak banjir Ibukota dirasakan secara langsung oleh puluhan ribu warga. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total wilayah Jakarta yang terendam banjir selama Ahad (8/2) hingga Selasa (10/2) yaitu sebanyak 323 rukun warga (RW), 88 kelurahan, 33 kecamatan. Sementara masyarakat yang terdampak langsung banjir sebanyak 16.387 kepala keluarga (KK) atau 56.883 jiwa. (republika.co.id, 11/02/15). Menurut Ahadi (www.ilmusipil.com, 26/12/2012), beberapa penyebab banjir di Jakarta adalah; tumpukan sampah di sungai, penggunaan sebagian ruas sungai sebagai area hunian, budaya masyarakat atau pengusaha yang kurang peduli atau tidak cinta lingkungan, penebangan pohon atau berkurangnya area tanaman hijau, got atau saluran umum di pinggir jalan banyak yang tertutup di atasnya, dan sebagainya.
Buah Maksiat dan Sistem Batil
Berkaitan dengan bencana banjir dan semisalnya, Allah SWT tegas menyatakan bahwa berbagai kerusakan di darat dan laut lebih banyak dikarenakan kemaksiatan manusia. “Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan karena ulah (kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (TQS. Ar-Rum [30]:41).
Kemaksiatan paling besar adalah ketika manusia menelantarkan hukum-hukum Allah dalam kehidupan. Dengan kata lain, tidak menerapkan syariat Islam sebagai sistem kehidupan, dan justru sebaliknya menggunakan sistem kufur untuk mengatur kehidupan. Syariat Islam adalah pedoman hidup bagi umat manusia yang dapat mengantarkan kepada kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Siapa saja yang dalam hidupnya berpegang teguh pada syariat Islam, tak akan pernah tersesat. Sebaliknya, siapapun yang berani membangkang atas petunjuk syariat Islam, pasti akan celaka.
Solusi Syar’i
Pertama, terkait banjir Jakarta, pemerintah serta semua masyarakat harus bekerja sama memperbaiki sikap terhadap lingkungan. Kedua, pemerintah segera mengoreksi kebijakan pengelolaan alam di Jakarta khususnya dan negara secara umum yang ramah lingkungan dan sosial. Ketiga, pemerintah segera menarik kebijakan yang berpeluang meningkatkan bencana ekologis dan yang bersifat kontras dengan penduduk lokal. Lebih jauh, mesthi senantiasa dimengerti, bahwa ketakwaan adalah sumber keberkahan. Sebaliknya, kemaksiatan (termasuk pengabaian syariat Islam) akan menjadi faktor penyebab berbagai bencana yang menimpa umat manusia. Untuk itu, berbagai bencana yang hadir mesthinya menjadi motivasi para penguasa dan umay untuk segera meninggalkan kemaksiatan, kemudian bergegas menerapkan syariah-Nya secara keseluruhan dalam kehidupan. Ituah wujud ketakwaan sejati. Allah SWT berfirman, “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (TQS. al-A’raf [7]:96).
Wallahu a’lam bishshawab.
Oleh : Firdaus Bayu (Syabab HTI Jombang)
Related
Dalam cacatan berita, Jakarta memang telah terbiasa dengan fenomena banjir. Hampir setiap tahun bencana itu datang menyapa. Dua tahun lalu, dampak banjir Ibukota dirasakan secara langsung oleh puluhan ribu warga. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total wilayah Jakarta yang terendam banjir selama Ahad (8/2) hingga Selasa (10/2) yaitu sebanyak 323 rukun warga (RW), 88 kelurahan, 33 kecamatan. Sementara masyarakat yang terdampak langsung banjir sebanyak 16.387 kepala keluarga (KK) atau 56.883 jiwa. (republika.co.id, 11/02/15). Menurut Ahadi (www.ilmusipil.com, 26/12/2012), beberapa penyebab banjir di Jakarta adalah; tumpukan sampah di sungai, penggunaan sebagian ruas sungai sebagai area hunian, budaya masyarakat atau pengusaha yang kurang peduli atau tidak cinta lingkungan, penebangan pohon atau berkurangnya area tanaman hijau, got atau saluran umum di pinggir jalan banyak yang tertutup di atasnya, dan sebagainya.
Buah Maksiat dan Sistem Batil
Kemaksiatan paling besar adalah ketika manusia menelantarkan hukum-hukum Allah dalam kehidupan. Dengan kata lain, tidak menerapkan syariat Islam sebagai sistem kehidupan, dan justru sebaliknya menggunakan sistem kufur untuk mengatur kehidupan. Syariat Islam adalah pedoman hidup bagi umat manusia yang dapat mengantarkan kepada kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Siapa saja yang dalam hidupnya berpegang teguh pada syariat Islam, tak akan pernah tersesat. Sebaliknya, siapapun yang berani membangkang atas petunjuk syariat Islam, pasti akan celaka.
Solusi Syar’i
Pertama, terkait banjir Jakarta, pemerintah serta semua masyarakat harus bekerja sama memperbaiki sikap terhadap lingkungan. Kedua, pemerintah segera mengoreksi kebijakan pengelolaan alam di Jakarta khususnya dan negara secara umum yang ramah lingkungan dan sosial. Ketiga, pemerintah segera menarik kebijakan yang berpeluang meningkatkan bencana ekologis dan yang bersifat kontras dengan penduduk lokal. Lebih jauh, mesthi senantiasa dimengerti, bahwa ketakwaan adalah sumber keberkahan. Sebaliknya, kemaksiatan (termasuk pengabaian syariat Islam) akan menjadi faktor penyebab berbagai bencana yang menimpa umat manusia. Untuk itu, berbagai bencana yang hadir mesthinya menjadi motivasi para penguasa dan umay untuk segera meninggalkan kemaksiatan, kemudian bergegas menerapkan syariah-Nya secara keseluruhan dalam kehidupan. Ituah wujud ketakwaan sejati. Allah SWT berfirman, “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” (TQS. al-A’raf [7]:96).
Wallahu a’lam bishshawab.
Oleh : Firdaus Bayu (Syabab HTI Jombang)
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "Bencana: Buah Maksiat dan Sistem Batil"
Post a Comment