Menggugat Sekulerisasi Pendidikan di Indonesia
Dakwah Media - Sekularisme telah menyerang kurikulum pendidikan di negeri-negeri muslim, terutama Indonesia, dengan dalih modernisasi, memajukan pendidikan dan mengikuti perkembangan IPTEK. Semua ini tak lepas dari campur tangan barat untuk menghancurkan Islam lewat pendidikan.
Program-program sekulerisasi yang merasuk dan menyasar para pemuda Muslim seluruh dunia; sekularisasi kurikulum pendidikan dan lingkungan sekolah di dunia Muslim; regulasi madrasah; dan promosi besar-besaran industri periklanan, media, dan hiburan berkiblat ke Barat di negeri-negeri Muslim yang mengagung-agungkan budaya dan gaya hidup liberal sekaligus mengikis nilai-nilai Islam. Bahkan secara khusus, keyakinan-keyakinan Islam tertentu sedang ditampilkan secara buruk di mata anak-anak muda Muslim oleh pemerintah dan lembaga-lembaga sekuler dalam upaya untuk menggoyahkan kepercayaan diri akan Dien mereka.
Pada saat yang sama upaya sekulerisasi memaksa mereka untuk menerima reformasi Islam yang sesungguhnya malah sejalan dengan garis sekulerisme, atau memaksa mereka untuk meninggalkan cita-cita dan praktik keislaman tertentu dengan cara mengaitkan mereka dengan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme. Cita-cita ini termasuk tentang keyakinan bahwa Islam sebagai agama spiritual sekaligus politik; hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan perempuan; konsep persatuan umat global; dan penolakan terhadap demokrasi, sekularisme, dan nilai-nilai liberal; serta dukungan terhadap konsep Jihad dalam Islam; implementasi Syariah; dan penegakkan kembali negara Khilafah berdasarkan metode kenabian.
Tantangan kita saat ini harus kita hadapi dengan serius. Oleh karena itu, umat Islam harus melawan agenda global yang berupaya untuk melakukan sekulerisasi kepada pemuda Muslim, menghapus dampak yang sangat merugikan dari jalan hidup dan sistem liberal kapitalis pada generasi Muslim, dan akhirnya menghadirkan visi Islam untuk anak-anak muda kita dan bagaimana kita sebagai umat dapat menjadikan mereka memeluk Islam dengan teguh, menanamkan dengan keyakinan untuk membela Dien mereka dari berbagai serangan, dan mewujudkan kualitas untuk menjadi pelopor perubahan hakiki di dunia ini.
Kontrol dari publik sangat penting. Juga betapa penting dan strategisnya aktivitas mengoreksi penguasa sehinga harus terus dilakukan oleh umat Islam. Semua itu mestinya makin memotivasi umat untuk terus melakukan amar makruf nahi mungkar dan mengoreksi penguasa. Jika umat tidak melaksanakannya maka bencana akan menimpa umat seluruhnya, sebagaimana sabda Rasul SAW: “Tidak, Demi Allah, sungguh kalian harus memerintahkan yang makruf dan sungguh kalian melarang yang mungkar dan sungguh kalian menindak orang yang zalim dan sungguh kalian membelokkannya menuju kebenaran dan sungguh kalian menahannya dia di atas kebenaran, atau Allah membuat hati kalian saling membenci satu sama lain kemudian sungguh Dia melaknat kalian seperti Dia telah melaknat Bani Israil” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Amar makruf nahi mungkar, mengoreksi penguasa dan menghentikan kemungkaran dan kezaliman itu pada dasarnya merupakan bentuk kasih sayang dan untuk membantu pihak yang zalim agar menghentikan tindakan zalimnya dan pihak yang dizalimi agar terbebas dari kezaliman.
Tujuannya, untuk menyelamatkan semuanya dari kehancuran. Pada hakikatnya, aktivitas itu merupakan aktivitas menyelamatkan masyarakat dari kebinasaan. Rasul saw melukiskan itu: “Perumpamaan orang yang menegakkan ketentuan Allah dan orang yang melanggarnya ibarat satu kaum yang sama-sama naik perahu, sebagian di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Mereka yang di bawah jika ingin mengambil air melewati orang yang diatas. Lalu mereka berkata, “andai kita lubangi tempat kita dan kita tidak menyusahkan orang diatas kita”. Maka jika mereka membiarkan mereka dan apa yang mereka inginkan itu maka niscaya mereka binasa seluruhnya dan jika mereka menindak mereka, niscaya mereka selamat dan selamatkan mereka seluruhnya” (HR al-Bukhari)
Oleh: Dian Mariyana (MHTIKediri)
Program-program sekulerisasi yang merasuk dan menyasar para pemuda Muslim seluruh dunia; sekularisasi kurikulum pendidikan dan lingkungan sekolah di dunia Muslim; regulasi madrasah; dan promosi besar-besaran industri periklanan, media, dan hiburan berkiblat ke Barat di negeri-negeri Muslim yang mengagung-agungkan budaya dan gaya hidup liberal sekaligus mengikis nilai-nilai Islam. Bahkan secara khusus, keyakinan-keyakinan Islam tertentu sedang ditampilkan secara buruk di mata anak-anak muda Muslim oleh pemerintah dan lembaga-lembaga sekuler dalam upaya untuk menggoyahkan kepercayaan diri akan Dien mereka.
Pada saat yang sama upaya sekulerisasi memaksa mereka untuk menerima reformasi Islam yang sesungguhnya malah sejalan dengan garis sekulerisme, atau memaksa mereka untuk meninggalkan cita-cita dan praktik keislaman tertentu dengan cara mengaitkan mereka dengan ekstremisme, radikalisme, dan terorisme. Cita-cita ini termasuk tentang keyakinan bahwa Islam sebagai agama spiritual sekaligus politik; hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan perempuan; konsep persatuan umat global; dan penolakan terhadap demokrasi, sekularisme, dan nilai-nilai liberal; serta dukungan terhadap konsep Jihad dalam Islam; implementasi Syariah; dan penegakkan kembali negara Khilafah berdasarkan metode kenabian.
Tantangan kita saat ini harus kita hadapi dengan serius. Oleh karena itu, umat Islam harus melawan agenda global yang berupaya untuk melakukan sekulerisasi kepada pemuda Muslim, menghapus dampak yang sangat merugikan dari jalan hidup dan sistem liberal kapitalis pada generasi Muslim, dan akhirnya menghadirkan visi Islam untuk anak-anak muda kita dan bagaimana kita sebagai umat dapat menjadikan mereka memeluk Islam dengan teguh, menanamkan dengan keyakinan untuk membela Dien mereka dari berbagai serangan, dan mewujudkan kualitas untuk menjadi pelopor perubahan hakiki di dunia ini.
Kontrol dari publik sangat penting. Juga betapa penting dan strategisnya aktivitas mengoreksi penguasa sehinga harus terus dilakukan oleh umat Islam. Semua itu mestinya makin memotivasi umat untuk terus melakukan amar makruf nahi mungkar dan mengoreksi penguasa. Jika umat tidak melaksanakannya maka bencana akan menimpa umat seluruhnya, sebagaimana sabda Rasul SAW: “Tidak, Demi Allah, sungguh kalian harus memerintahkan yang makruf dan sungguh kalian melarang yang mungkar dan sungguh kalian menindak orang yang zalim dan sungguh kalian membelokkannya menuju kebenaran dan sungguh kalian menahannya dia di atas kebenaran, atau Allah membuat hati kalian saling membenci satu sama lain kemudian sungguh Dia melaknat kalian seperti Dia telah melaknat Bani Israil” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Amar makruf nahi mungkar, mengoreksi penguasa dan menghentikan kemungkaran dan kezaliman itu pada dasarnya merupakan bentuk kasih sayang dan untuk membantu pihak yang zalim agar menghentikan tindakan zalimnya dan pihak yang dizalimi agar terbebas dari kezaliman.
Tujuannya, untuk menyelamatkan semuanya dari kehancuran. Pada hakikatnya, aktivitas itu merupakan aktivitas menyelamatkan masyarakat dari kebinasaan. Rasul saw melukiskan itu: “Perumpamaan orang yang menegakkan ketentuan Allah dan orang yang melanggarnya ibarat satu kaum yang sama-sama naik perahu, sebagian di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Mereka yang di bawah jika ingin mengambil air melewati orang yang diatas. Lalu mereka berkata, “andai kita lubangi tempat kita dan kita tidak menyusahkan orang diatas kita”. Maka jika mereka membiarkan mereka dan apa yang mereka inginkan itu maka niscaya mereka binasa seluruhnya dan jika mereka menindak mereka, niscaya mereka selamat dan selamatkan mereka seluruhnya” (HR al-Bukhari)
Oleh: Dian Mariyana (MHTIKediri)
0 Response to "Menggugat Sekulerisasi Pendidikan di Indonesia"
Post a Comment