Rubuhnya Panggung Drama Politik
Dakwah Media - Panggung drama politik telah disaksikan berjuta rakyat. Atas nama demokrasi dan supremasi hukum... elit politikus saling sikat, saling sesumbar saling sandera, dan keadilan berada di ruang gelap. Penguasa dan oposisi sekuler membuktikan bahwa mereka merupakan hambatan untuk maju dan membangun ekonomi telah bersalah karena menyesatkan negara. Sementara mereka saling menyalahkan satu sama lain.
Demokrasi adalah sebuah penipuan, dengan memberikan ilusi pengambilan keputusan secara lokal, padahal sesungguhnya,pihak penguasa dan pihak oposisi hanyalah menjadi stempel untuk rencana-rencana kolonialis. Mereka mampu bertindak sebagai stempel, karena dalam undang-undang Demokrasi dibuat sesuai dengan keinginan dan kemauan manusia, dengan mengabaikan perintah-perintah Islam secara mencolok.
Adapun kebijakan penguasa neolib, maka ia merupakan kebijakan yang didasarkan pada pemikiran kotor dan membawa rakyat menuju kemiskinan. Jika kita katakan tentang pemikiran ini, bahwa itu adalah seruan orang lemah yang muncul hanya untuk memelihara rezim atas rakyat yang lemah secara politik, niscaya itu menjadi pemikiran yang benar. Rakyat berada dalam kebijakan pendidikan dan pengajaran yang salah, dan di bawah tekanan politik yang menjadikan mereka tertipu oleh janji dan slogan pembangunan mereka, serta mereka hidup di bawah kebijakan ini, sehingga semangat aspirasi untuk kemajuan dan kebangkitan mereka sangat lemah.
Banyak yang mendamba kebangkitan. Kebangkitan masyarakat tidak akan terjadi kecuali dengan ideologi. Islam adalah ideologi yang memiliki solusi untuk kemiskinan di masyarakat, yang secara terperinci dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. Adapun para pengusaha dan pedagang, maka Islam memberi mereka kesempatan yang lebih luas, kondisi dan insentif. Islam melindungi mereka dari investor asing. Bahkan Islam membekali para pengusaha dalam negeri untuk memasuki pasar luar negeri dan melakukan hal-hal publikasinya.
Indonesia ingin bangkit? Maka pemerintah harus menghentikan segala bentuk kebijakan neo-liberal di Indonesia seperti privatisasi, pengurangan subsidi, perbankan ribawi dan pasar saham. Sebab, disamping diharamkan dalam Islam kebijakan ini telah menjadi pangkal krisis ekonomi yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah harus mengambil-alih kembali sumber-sumber kekayaan alam yang selama ini diserahkan kepada asing atas nama privatisasi. Sebab di dalam Islam kekayaan alam berupa barang tambang yang jumlah melimpah seperti tambang emas, minyak, gas, batu bara dan lainnya adalah milik umum yang menjadi milik rakyat, dan tidak boleh diberikan kepada swasta (apalagi asing). Kepemilikan umum ini seharusnya dikelola dengan baik oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kemashlahatan rakyat.
Sesungguhnya, satu-satunya cara untuk mengakhiri sandiwara politik di negeri ini termasik setiap intervensi Barat terhadap semua urusan adalah dengan mendirikan negara Khilafah Rasyidah kedua kalinya. Dengan Khilafah ini saja umat Islam akan mampu mengurus semua urusannya sendiri, dan umat Islam juga akan mampu merancang pandangan politik mereka sendiri.
Oleh: Mahfud Abdullah (Analis di PKDA)
Demokrasi adalah sebuah penipuan, dengan memberikan ilusi pengambilan keputusan secara lokal, padahal sesungguhnya,pihak penguasa dan pihak oposisi hanyalah menjadi stempel untuk rencana-rencana kolonialis. Mereka mampu bertindak sebagai stempel, karena dalam undang-undang Demokrasi dibuat sesuai dengan keinginan dan kemauan manusia, dengan mengabaikan perintah-perintah Islam secara mencolok.
Adapun kebijakan penguasa neolib, maka ia merupakan kebijakan yang didasarkan pada pemikiran kotor dan membawa rakyat menuju kemiskinan. Jika kita katakan tentang pemikiran ini, bahwa itu adalah seruan orang lemah yang muncul hanya untuk memelihara rezim atas rakyat yang lemah secara politik, niscaya itu menjadi pemikiran yang benar. Rakyat berada dalam kebijakan pendidikan dan pengajaran yang salah, dan di bawah tekanan politik yang menjadikan mereka tertipu oleh janji dan slogan pembangunan mereka, serta mereka hidup di bawah kebijakan ini, sehingga semangat aspirasi untuk kemajuan dan kebangkitan mereka sangat lemah.
Banyak yang mendamba kebangkitan. Kebangkitan masyarakat tidak akan terjadi kecuali dengan ideologi. Islam adalah ideologi yang memiliki solusi untuk kemiskinan di masyarakat, yang secara terperinci dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. Adapun para pengusaha dan pedagang, maka Islam memberi mereka kesempatan yang lebih luas, kondisi dan insentif. Islam melindungi mereka dari investor asing. Bahkan Islam membekali para pengusaha dalam negeri untuk memasuki pasar luar negeri dan melakukan hal-hal publikasinya.
Indonesia ingin bangkit? Maka pemerintah harus menghentikan segala bentuk kebijakan neo-liberal di Indonesia seperti privatisasi, pengurangan subsidi, perbankan ribawi dan pasar saham. Sebab, disamping diharamkan dalam Islam kebijakan ini telah menjadi pangkal krisis ekonomi yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah harus mengambil-alih kembali sumber-sumber kekayaan alam yang selama ini diserahkan kepada asing atas nama privatisasi. Sebab di dalam Islam kekayaan alam berupa barang tambang yang jumlah melimpah seperti tambang emas, minyak, gas, batu bara dan lainnya adalah milik umum yang menjadi milik rakyat, dan tidak boleh diberikan kepada swasta (apalagi asing). Kepemilikan umum ini seharusnya dikelola dengan baik oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kemashlahatan rakyat.
Sesungguhnya, satu-satunya cara untuk mengakhiri sandiwara politik di negeri ini termasik setiap intervensi Barat terhadap semua urusan adalah dengan mendirikan negara Khilafah Rasyidah kedua kalinya. Dengan Khilafah ini saja umat Islam akan mampu mengurus semua urusannya sendiri, dan umat Islam juga akan mampu merancang pandangan politik mereka sendiri.
Oleh: Mahfud Abdullah (Analis di PKDA)
0 Response to "Rubuhnya Panggung Drama Politik"
Post a Comment