Sistem Islam Harus Tegak, Laa Raiba Fiih
Dakwah Media - Tahun 2016 wajah dunia Islam diliputi penjajahan. Umat Islam menjadi obyek penindasan, pembunuhan, pemerkosaan dan pengusiran oleh negara-negara yang memusuhi Islam dibawah komando Amerika Serikat. Keadaan ini serasa sulit berubah karena para penguasa yang ada di negeri-negeri muslim menjadi kaki tangan para penjajah. Apalagi sistem rusak kapitalis sekuler yang mencengkeram kuat dunia tentu melanggengkan,menjaga dan menyebarkan prinsip-prinsip dasar kapitalisme. Akibatnya negeri-negeri muslim dipaksa menerapkan sistem tersebut atau bahkan dengan sukarela menerapkannya melalui antek-anteknya.
Tragedi kemanusian masih terjadi di Suriah.Pada bulan Desember kemarin kita disuguhi serangan membabi buta di kota Aleppo. Rumah sakit diserang,pasien yang seharusnya dirawat malah dibunuh. Dokter yang menjalankan tugas sucinya pun di bunuh. Diperkirakan saat kejatuhan Aleppo jumlah dokter hanya tinggal 35. Di beritakan oleh the Guardian yang mengutip Pusat Kebijakan Suriah 400 ribu warga suriah telah terbunuh akibat perang,70 ribu lainnya terbunuh akibat minimnya sarana sanitasi dan kesehatan. Apa yang terjadi di Suriah tidak lepas dari ketakutan Amerika Serikat akan tegaknya lagi Khilafah ‘Ala minhajin nubuwah yang diinginkan oleh warga Suriah. Revolusi yang terjadi si Suriah berbeda dengan Arab Spring, rakyat bukan hanya menuntut pergantian rejim tetapi juga pergantian sistem untuk menerapkan Syariah dalam bingkai Khilafah.
Upaya Amerika merebut kota Mosul pada 17 Oktober 2016 dari ISIS, merupakan skenario Amerika untuk memecah belah Irak berdasarkan sektarian: wilayah Suni,Syiah dan Kurdi. Melalui al-Maliki mereka berupaya memprovokasi suni agar tercipta permusuhan antara Suni-Syiah. ISIS pun seolah dibiarkan secara leluasa untuk semakin meningkatakan keretakan antara Suni-Syiah. Deklarasi Khilafah yang dilakukan ISIS di kota Mosul dimanfaatkan oleh Amerika untuk men-Stigmasi negatif tentang Khilafah. Mereka mem-blow up aksi-aksi ISIS dalam bentuk pembunuhan,pembakaran, dan pengusiran warga sipil dan Amerika berusaha mengkaitkan aksi-aksi ini dengan Khilafah.
Turki sendiri telah memainkan peran sentral dalam memberikan tempat dan membangun strategi Amerika dengan membawa wajah-wajah baru yang setia untuk bernegosiasi dengan rezim. Turki melatih para pembelot dari Tentara Suriah di wilayahnya. Sejak Juli 2011 kelompok mereka mengumumkan lahirnya Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army) di bawah pengawasan intelijen militer Turki. Turki telah menempatkan para pimpinan FSA. Wilayah Turki Selatan telah digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Suriah. Peran Turki di dunia jelas diuraikan oleh Erdogan pada pertemuan Partai AKP, “Hari ini Turki tertarik pada sebagian besar masalah di dunia di mana Amerika Serikat juga tertarik. Kami memiliki visi yang sama dalam spektrum yang sangat luas dari Afganistan hingga Irak, Palestina dan Balkan. Namun, yang paling penting kami berada dalam kerjasama yang konkrit. Sebagaimana yang dikatakan oleh Obama dalam kunjungannya, kami telah memasuki fase model kemitraan dan kami bertindak sesuai dengan model ini. Ada beberapa hal yang kami bisa umumkan ke publik dan ada beberapa hal yang tidak dapat diumumkan. Mereka yang ingin merintangi hubungan Turki-Amerika mengabaikan kualitas multidimensi dan kedalaman hubungan ini.”
Menurut koordinator bantuan kemanusian PBB Jamie McGoldrick, sejak Maret 2015 konflik di Yaman telah menewaskan sedikitnya 10 ribu orang. Konflik yang telah berlangsung kurang lebih 18 bulan juga menyebabkan 3 juta orang mengungsi dari rumahnya. Lagi-lagi perang yang terjadi di Yaman tidak bisa dilepaskan dari campur tangan Inggris dan Amerika. Yang sesungguhnya terjadi di Yaman adalah perang proxy antara pengikut Amerika dan Inggris. Amerika menggunakan Houthi dan pengikutnya yang di dukung oleh Iran. Sementara Inggris menggunakan pengikut setianya Hadi dan Saleh serta kelompok-kelompok pendukungnya. Ikut campurnya Arab Saudi hanya akan memuluskan kepentingan Amerika untuk menciptakan kondisi kedua belah pihak yang bertikai harus menerima jalan kompromi yang akan dikendalikan oleh Amerika.
Aksi kekerasan yang dilakukan di wilayah Rakhine atau Arakan, Burma oleh ekstimis Budha hingga kini masih terjadi.Padahal muslim Arakan sejak abad ke-8 sudah menempati wilayah tersebut. Aksi brutal tersebut dibiarkan oleh pemerintah Burma. Bahkan Aung San Suu Kyi membela penganan yang dilakukan oleh pemerintah dalam masalah ini dan menuduh komunitas internasional mengobarkan kebencian. Nasib Muslim di Xinjiang/Turkistan timur yang diduduki Cina masih menyedihkan. Rezim komunis Cina berusaha untuk mencabut identintas Islam dari muslim Xinjiang. Di Asia tengah umat Islam harus menghadapi rejim yang sangat represif terhadap Islam. Kematian sang penjagal Karimov pada bulan September 2016 tidak menghentikan kejahatan penguasa untuk terus menindas umat Islam.
Aksi umat dengan jumlah masa yang cukup besar terjadi pada tanggal 4 Nopember dan 2 Desember. Aksi ini menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menistakan Alquran dengan kalimatnya yang terkenal’”Jangan mau dibohongi pakai Al-Maidah 51”. Sementara itu Cina semakin kuat mencekeram ekonomi di Indonesia. Banyak produk Cina makin membanjir. Investasi dan pemberian utang dari Cina makin meningkat. Lolosnya proyek reklamasi juga patut diduga bagian dari dominasi Cina itu. Puluhan ribu tenaga kerja Cina—termasuk buruh kasar—masuk ke sini. Banyak juga yang ilegal seperti yang terungkap dalam beberapa penindakan. Padahal rakyat negeri ini masih banyak yang menganggur. Sebetulnya maasih banyak problem lainnya seperti LGBT yang makin berani unjuk gigi, ancaman narkoba yang makin ngeri, kekerasan terhadap anak dan wanita yang terus mencuat di sana-sini, tekanan dan beban hidup makin berat dirasakan oleh rakyat akibat penerapan neoliberalisme, dll.
Kegagalan Harokah? Jawabannya Adalah...
Ketika berkuasa, partai-partai Islam gagal menerapkan Islam, mereka percaya bahwa Islam hanya bisa diterapkan secara bertahap. Berbagai langkah perubahan dilakukan oleh umat, hal ini dengan cepat dibajak oleh Barat yang ditopang oleh kelompok-kelompok alternatif, individu-individu dan organisasi-organisasi untuk memastikan tidak terjadinya perubahan yang nyata. Perubahan di dunia Muslim tidak dapat terjadi jika kurang dari 100% (tidak menyeluruh). Kalau perubahan itu tidak menyeluruh, sistem yang korup masih akan tetap di tempat.
Sebagai serangan balik terhadap IM di Mesir dan An-Nahda di Tunisia adalah karena ketidakmampuan mereka untuk meningkatkan standar hidup, inflasi dan kemakmuran; bukan karena mereka meninggalkan Islam. Pasalnya, An-Nahda secara terbuka sudah meninggalkan Islam, sementara IM di Mesir mencoba untuk membenarkan pengabaian mereka atas Islam dengan mengklaim bahwa Islam harus diterapkan secara bertahap. Semua ini menunjukkan bahwa masih adanya opini publik untuk perubahan dan juga untuk Islam, namun bentuk dan wujud pemerintahan Islam masih samar-samar dalam pikiran masyarakat.
Bicara upaya pembangkitan, kitab at-takattul al-hizbi yang ditulis Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani telah menjelaskan secara cemerlang. Kebangkitan umat mutlak membutuhkan sebuah partai politik Islam sejati yang benar-benar mampu mengantarkan umat meraih kemuliaannya. Adanya partai politik Islam yang sahih merupakan jaminan bagi tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah, serta jaminan bagi penjagaan eksistensinya. Tegak dan terjaganya Daulah Khilafah Islamiyah bergantung pada partai politik Islam sejati itu. Maka memahami bagaimana membentuk partai politik Islam yang sahih merupakan keharusan bagi kaum muslimin.
Kitab al-Takattul ini memang tak bisa dilepaskan dari kitab-kitab sebelumnya yaitu kitab Nizham al-Islam yang menjelaskan Islam sebagai sistem kehidupan dan kitab Mafahim Hizbut Tahrir menjelaskan pokok-pokok pikiran HT yang biasanya dikaji dalam pembinaan internal HT. Sebab setelah seseorang memahami Islam sebagai sebuah sistem kehidupan (nizham al-hayah), dimungkinkan dia akan bertanya,“Lalu bagaimana mewujudkannya dalam realitas kehidupan?” Kitab al-Takattul ini berusaha menjawab pertanyaan tsb. Sehingga, untuk mewujudkan Islam sebagai sistem kehidupan, mutlak diperlukan negara (Khilafah). Dan untuk mengembalikan Khilafah itu, mutlak diperlukan sebuah partai politik Islam yang sahih.
Kalau kita mau jujur hancurnya umat itu diawali runtuhnya Kekhilafahan Turki Utsmani. Tragedi demi tragedi terus menerus menerpa umat Islam. Memang umat Islam memiliki jumlah dan potensi yang banyak tetapi tidak bisa digunakan untuk menjadikan umat ini unggul diatas umat yang lain. Sebab-sebab kemunduran dunia Islam ini dapat kita
kembalikan kepada satu hal, yaitu lemahnya pemahaman umat terhadap Islam yang amat parah, yang merasuk ke dalam pikiran kaum Muslim secara tiba-tiba. Ini berawal tatkala bahasa Arab mulai diremehkan peranannya untuk memahami Islam sejak awal abad VII Hijriyah, sehingga kekuatan yang dimiliki bahasa Arab dengan kharisma menjadi terpisah.
Umat Islam sebetulnya sadar akan keterpurukan dan berausaha bangkit tapi masih belum berhasil. Kegagalan berbagai upaya untuk membangkitkan kaum Muslim dapat dikembalikan pada tiga sebab.Pertama, tidak adanya pemahaman yang mendalam mengenai fikrah Islamiyah di kalangan para aktivis kebangkitan Islam. Kedua, tidak adanya gambaran yang jelas mengenai thariqah Islamiyah dalam menerapkan fikrah. Ketiga, tidak adanya usaha untuk menjalin fikrah Islamiyah dengan thariqah Islamiyah sebagai satu hubungan yang solid, yang tidak mungkin terpisahkan.
Kelompok atau gerakan Islam pun muncul sebagai upaya untuk membangkitkan umat. Namun ternyata upaya tersebut masih gagal juga. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan ditinjau dari aspek keorganisasiannya diantaranya adalah :
Mabda Islam Itu
Mabda adalah aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud akidah adalah pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup; serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan sebelum dan sesudah alam kehidupan. Sedangkan peraturan yang lahir dari akidah tidak lain berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi berbagai problematika hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pelaksanaan pemecahannya, memelihara akidah serta untuk mengemban mabda. Penjelasan tentang cara pelaksanaan, pemeliharaan akidah, dan penyebaran risalah dakwah inilah yang dinamakan thariqah. Sedangkan yang selian itu, yaitu akidah dan berbagai pemecahan masalah hidup tercakup dalam fikrah. Jadi mabda mencakup dua bagian, yaitu fikrah dan thariqah.
Jika ditelusuri maka hanya ada tiga ideologi yang ada di dunia ini,yaitu Islam, Komunisme/Sosialisme dan Kapitalisme.Ketiga Ideologi tersebut memiliki asas dasar yang digunankan untuk berfikir,berpendapat dan memecahkan permasalahan yang ada di dunia ini. Ada tiga indikator yang bisa digunakan untuk memilih idiologi yang paling benar. Pertama idiologi harus sesuai fitrah manusia. Manusia sudah memiliki kodrat sejak ia lahir.Kodrat yang dimaksud adalah naluri dan kebutuhan jasmani.Kedua harus mampu memuaskan akal. Akal bisa menerima idiologi jika konsep idiologi tersebut sinkron dengan kenyataan atau fakta. Ketiga mampu untuk menentramkan jiwa. Maka dari 3 indikator tersebut hanya idiologi Islam-lah yang paling benar.
Islam merupakan ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril yang berfungsi untuk mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan manusia lain. inilah Islam yang sempurna itu. kesempurnaanya juga meliputi Ide (Fikroh) dan metode (Thoriqoh).ini lah yang dikatakan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat Al Maidah ayat 3 :Ayat di atas menjadi bukti akan kesempurnaan Islam, sehingga tidak ada lagi alasan manusia untuk tidak setuju untuk mengatakan bahwa islam adalah sebuah ideologi.“Hari ini telah Aku sempurnakan agama kamu dan telah Aku cukupkan nikmatKu untukmu, serta Aku ridlai Islam sebagai agama bagimu.”(QS Al Maidah: 3)
Syariah merupakan fikroh Islam. Sehingga kita sebagai muslim wajib untuk menerapkannya. Syariah memiliki tiga dimensi. Dimensi pertama mengatur hubungan manusia dengan sang khalik. Yang termasuk di dalam dimensi pertama ini hal-hal yang berkaitan dengan masalah akidah dan ibadah individu. Dimensi yang kedua adalah mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Ini berkaitan dengan makanan,minuman serta akhlak. Dimensi yang ketiga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya.cakupannya sangat luas yaitu berkaitan dengan Sosial,politik,budaya, ekonomi,pertahanan serta keamanan. Maka untuk bisa melaksanakan,memelihara dan memelihara butuh institusi Islam yang tidak lain adalah Khilafah.
Ketika Mabda Islam diterapkan
Saat ini belum ada satu negarapun yang menerapkan ideologi Islam. Umat Islam masih banyak yang belum faham bahwa Islam bukan hanya agama tetapi juga memiliki pandangan hidup. Mereka mencukupkan dirinya hanya pada masalah ibadah. Dengan kata lain pengaruh sekulerisme sudah sebegitu kuatnya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa politik itu najis, bukan urusan kita, bukan berkaitan dengan akhirat dan khilafah tidak pentingTapi satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perintah Allah bukan hanya mengatur urusan manusia dengan Tuhannya tapi juga mengatur hubungan dengan sesamanya. Sehingga jika ada perintah untuk melaksanakan hukum rajam maka kedudukannya sama dengan perintah berpuasa yaitu wajib.
Bertolak dari penjelasan ini maka sudah seharusnya terdapat sebuah gerakan yang memahami Islam, baik dalam aspek fikrah (konsep) maupun thariqah (metoda penerapan)-nya, lalu mengkaitkan keduanya dan berusaha melangsungkan kembali kehidupan Islam di salah satu wilayah diantara wilayah-wilayah Islam, sehingga wilayah ini menjadi titik awal pergerakan yang memancarkan sinar dakwah Islam, dan kemudian menjadi titik tolak penyebaran dakwah Islam. Sehingga menumbuhkan kesadaran umum yang merupakan hasil dari sosialisasi Idiologi Islam.
Tidak boleh dikatakan bahwa sistem Islam adalah sistem Republik. Juga tidak boleh dikatakan Republik Islam, karena adanya pertentangan besar di antara sistem Islam dengan sistem Republik pada asas, pilar-pilar, bentuk, dan rinciannya. Sementara itu sistem Islam tegak di atas akidah Islam dan hukum-hukum syara’. Kedaulatan di dalam sistem Islam ada di tangan syara’, bukan di tangan umat. Di dalam sistem Islam, umat maupun khalifah tidak memiliki hak membuat hukum. Pihak yang berhak membuat hukum hanyalah Allah semata. Khalifah hanya memiliki hak mengadopsi hukum-hukum dari al-Kitab dan as-Sunah sehingga menjadi konstitusi. Umat juga tidak memiliki hak memberhentikan Khalifah. Pihak yang berhak memberhentikan Khalifah adalah syara’ yang diatur di dalam hukum-hukum tertentu. Umat memiliki hak mengangkat Khalifah melalui pemilihan dan baiat berdasarkan pilihan dan kerelaan bukan dengan paksaan, tekanan, dan pemalsuan kehendak rakyat seperti yang dilakukan oleh sistem Republik. Karena Islam telah menetapkan kekuasaan dan pemerintahan adalah milik umat, sehingga umat berhak mewakilkan kepada orang-orang yang mereka pilih dan mereka baiat. Khalifah adalah wakil umat bukan pegawai umat seperti dalam sistem Republik. Di dalam sistem Republik, para kapitalis dan orang-orang yang berpengaruh, mempekerjakan seseorang untuk merealisasi kepentingan-kepentingan mereka dan menerapkan kebijakan-kebijakan mereka, bukan untuk menerapkan kebijakan syara’ atau kebijakan rakyat atau umat sekalipun.
Di dalam sistem khilafah, seorang Khalifah bertanggung jawab atas urusan umat dan ia akan dikoreksi oleh umat. Akan tetapi umat tidak memiliki hak untuk mencopot khalifah. Yang memiliki hak mencopot khalifah adalah syara’. Yaitu jika khalifah menyalahi hukum syara’ yang mengharuskan ia dicopot. Pihak yang memutuskan pencopotan khalifah itu adalah Mahkamah Mazhalim. Mahkamah ini tidak ada di dalam sistem kapitalisme dan Republik.
Dan terakhir kami katakan bahwa semua solusi yang ditawarkan itu menyalahi syariah Allah SWT. Allah SWT mengharamkan kita berhukum kepada selain Islam. Karena itu, kami menyeru Anda wahai penduduk Yaman untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan negara yang haq dan adil, negara kebaikan, negara cahaya, yaitu negara Khilafah Rasyidah yang kedua, untuk menyatukan Anda semua di bawah panji Islam dan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan Anda dan permasalahan umat Islam seluruhnya.
Allah SWT berfirman:
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS an-Nisâ’ [4]: 59)
Oleh: Yuli Sarwanto (Syabab HTI Kediri)
Tragedi kemanusian masih terjadi di Suriah.Pada bulan Desember kemarin kita disuguhi serangan membabi buta di kota Aleppo. Rumah sakit diserang,pasien yang seharusnya dirawat malah dibunuh. Dokter yang menjalankan tugas sucinya pun di bunuh. Diperkirakan saat kejatuhan Aleppo jumlah dokter hanya tinggal 35. Di beritakan oleh the Guardian yang mengutip Pusat Kebijakan Suriah 400 ribu warga suriah telah terbunuh akibat perang,70 ribu lainnya terbunuh akibat minimnya sarana sanitasi dan kesehatan. Apa yang terjadi di Suriah tidak lepas dari ketakutan Amerika Serikat akan tegaknya lagi Khilafah ‘Ala minhajin nubuwah yang diinginkan oleh warga Suriah. Revolusi yang terjadi si Suriah berbeda dengan Arab Spring, rakyat bukan hanya menuntut pergantian rejim tetapi juga pergantian sistem untuk menerapkan Syariah dalam bingkai Khilafah.
Upaya Amerika merebut kota Mosul pada 17 Oktober 2016 dari ISIS, merupakan skenario Amerika untuk memecah belah Irak berdasarkan sektarian: wilayah Suni,Syiah dan Kurdi. Melalui al-Maliki mereka berupaya memprovokasi suni agar tercipta permusuhan antara Suni-Syiah. ISIS pun seolah dibiarkan secara leluasa untuk semakin meningkatakan keretakan antara Suni-Syiah. Deklarasi Khilafah yang dilakukan ISIS di kota Mosul dimanfaatkan oleh Amerika untuk men-Stigmasi negatif tentang Khilafah. Mereka mem-blow up aksi-aksi ISIS dalam bentuk pembunuhan,pembakaran, dan pengusiran warga sipil dan Amerika berusaha mengkaitkan aksi-aksi ini dengan Khilafah.
Turki sendiri telah memainkan peran sentral dalam memberikan tempat dan membangun strategi Amerika dengan membawa wajah-wajah baru yang setia untuk bernegosiasi dengan rezim. Turki melatih para pembelot dari Tentara Suriah di wilayahnya. Sejak Juli 2011 kelompok mereka mengumumkan lahirnya Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army) di bawah pengawasan intelijen militer Turki. Turki telah menempatkan para pimpinan FSA. Wilayah Turki Selatan telah digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Suriah. Peran Turki di dunia jelas diuraikan oleh Erdogan pada pertemuan Partai AKP, “Hari ini Turki tertarik pada sebagian besar masalah di dunia di mana Amerika Serikat juga tertarik. Kami memiliki visi yang sama dalam spektrum yang sangat luas dari Afganistan hingga Irak, Palestina dan Balkan. Namun, yang paling penting kami berada dalam kerjasama yang konkrit. Sebagaimana yang dikatakan oleh Obama dalam kunjungannya, kami telah memasuki fase model kemitraan dan kami bertindak sesuai dengan model ini. Ada beberapa hal yang kami bisa umumkan ke publik dan ada beberapa hal yang tidak dapat diumumkan. Mereka yang ingin merintangi hubungan Turki-Amerika mengabaikan kualitas multidimensi dan kedalaman hubungan ini.”
Menurut koordinator bantuan kemanusian PBB Jamie McGoldrick, sejak Maret 2015 konflik di Yaman telah menewaskan sedikitnya 10 ribu orang. Konflik yang telah berlangsung kurang lebih 18 bulan juga menyebabkan 3 juta orang mengungsi dari rumahnya. Lagi-lagi perang yang terjadi di Yaman tidak bisa dilepaskan dari campur tangan Inggris dan Amerika. Yang sesungguhnya terjadi di Yaman adalah perang proxy antara pengikut Amerika dan Inggris. Amerika menggunakan Houthi dan pengikutnya yang di dukung oleh Iran. Sementara Inggris menggunakan pengikut setianya Hadi dan Saleh serta kelompok-kelompok pendukungnya. Ikut campurnya Arab Saudi hanya akan memuluskan kepentingan Amerika untuk menciptakan kondisi kedua belah pihak yang bertikai harus menerima jalan kompromi yang akan dikendalikan oleh Amerika.
Aksi kekerasan yang dilakukan di wilayah Rakhine atau Arakan, Burma oleh ekstimis Budha hingga kini masih terjadi.Padahal muslim Arakan sejak abad ke-8 sudah menempati wilayah tersebut. Aksi brutal tersebut dibiarkan oleh pemerintah Burma. Bahkan Aung San Suu Kyi membela penganan yang dilakukan oleh pemerintah dalam masalah ini dan menuduh komunitas internasional mengobarkan kebencian. Nasib Muslim di Xinjiang/Turkistan timur yang diduduki Cina masih menyedihkan. Rezim komunis Cina berusaha untuk mencabut identintas Islam dari muslim Xinjiang. Di Asia tengah umat Islam harus menghadapi rejim yang sangat represif terhadap Islam. Kematian sang penjagal Karimov pada bulan September 2016 tidak menghentikan kejahatan penguasa untuk terus menindas umat Islam.
Aksi umat dengan jumlah masa yang cukup besar terjadi pada tanggal 4 Nopember dan 2 Desember. Aksi ini menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menistakan Alquran dengan kalimatnya yang terkenal’”Jangan mau dibohongi pakai Al-Maidah 51”. Sementara itu Cina semakin kuat mencekeram ekonomi di Indonesia. Banyak produk Cina makin membanjir. Investasi dan pemberian utang dari Cina makin meningkat. Lolosnya proyek reklamasi juga patut diduga bagian dari dominasi Cina itu. Puluhan ribu tenaga kerja Cina—termasuk buruh kasar—masuk ke sini. Banyak juga yang ilegal seperti yang terungkap dalam beberapa penindakan. Padahal rakyat negeri ini masih banyak yang menganggur. Sebetulnya maasih banyak problem lainnya seperti LGBT yang makin berani unjuk gigi, ancaman narkoba yang makin ngeri, kekerasan terhadap anak dan wanita yang terus mencuat di sana-sini, tekanan dan beban hidup makin berat dirasakan oleh rakyat akibat penerapan neoliberalisme, dll.
Kegagalan Harokah? Jawabannya Adalah...
Ketika berkuasa, partai-partai Islam gagal menerapkan Islam, mereka percaya bahwa Islam hanya bisa diterapkan secara bertahap. Berbagai langkah perubahan dilakukan oleh umat, hal ini dengan cepat dibajak oleh Barat yang ditopang oleh kelompok-kelompok alternatif, individu-individu dan organisasi-organisasi untuk memastikan tidak terjadinya perubahan yang nyata. Perubahan di dunia Muslim tidak dapat terjadi jika kurang dari 100% (tidak menyeluruh). Kalau perubahan itu tidak menyeluruh, sistem yang korup masih akan tetap di tempat.
Sebagai serangan balik terhadap IM di Mesir dan An-Nahda di Tunisia adalah karena ketidakmampuan mereka untuk meningkatkan standar hidup, inflasi dan kemakmuran; bukan karena mereka meninggalkan Islam. Pasalnya, An-Nahda secara terbuka sudah meninggalkan Islam, sementara IM di Mesir mencoba untuk membenarkan pengabaian mereka atas Islam dengan mengklaim bahwa Islam harus diterapkan secara bertahap. Semua ini menunjukkan bahwa masih adanya opini publik untuk perubahan dan juga untuk Islam, namun bentuk dan wujud pemerintahan Islam masih samar-samar dalam pikiran masyarakat.
Bicara upaya pembangkitan, kitab at-takattul al-hizbi yang ditulis Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani telah menjelaskan secara cemerlang. Kebangkitan umat mutlak membutuhkan sebuah partai politik Islam sejati yang benar-benar mampu mengantarkan umat meraih kemuliaannya. Adanya partai politik Islam yang sahih merupakan jaminan bagi tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah, serta jaminan bagi penjagaan eksistensinya. Tegak dan terjaganya Daulah Khilafah Islamiyah bergantung pada partai politik Islam sejati itu. Maka memahami bagaimana membentuk partai politik Islam yang sahih merupakan keharusan bagi kaum muslimin.
Kitab al-Takattul ini memang tak bisa dilepaskan dari kitab-kitab sebelumnya yaitu kitab Nizham al-Islam yang menjelaskan Islam sebagai sistem kehidupan dan kitab Mafahim Hizbut Tahrir menjelaskan pokok-pokok pikiran HT yang biasanya dikaji dalam pembinaan internal HT. Sebab setelah seseorang memahami Islam sebagai sebuah sistem kehidupan (nizham al-hayah), dimungkinkan dia akan bertanya,“Lalu bagaimana mewujudkannya dalam realitas kehidupan?” Kitab al-Takattul ini berusaha menjawab pertanyaan tsb. Sehingga, untuk mewujudkan Islam sebagai sistem kehidupan, mutlak diperlukan negara (Khilafah). Dan untuk mengembalikan Khilafah itu, mutlak diperlukan sebuah partai politik Islam yang sahih.
Kalau kita mau jujur hancurnya umat itu diawali runtuhnya Kekhilafahan Turki Utsmani. Tragedi demi tragedi terus menerus menerpa umat Islam. Memang umat Islam memiliki jumlah dan potensi yang banyak tetapi tidak bisa digunakan untuk menjadikan umat ini unggul diatas umat yang lain. Sebab-sebab kemunduran dunia Islam ini dapat kita
kembalikan kepada satu hal, yaitu lemahnya pemahaman umat terhadap Islam yang amat parah, yang merasuk ke dalam pikiran kaum Muslim secara tiba-tiba. Ini berawal tatkala bahasa Arab mulai diremehkan peranannya untuk memahami Islam sejak awal abad VII Hijriyah, sehingga kekuatan yang dimiliki bahasa Arab dengan kharisma menjadi terpisah.
Umat Islam sebetulnya sadar akan keterpurukan dan berausaha bangkit tapi masih belum berhasil. Kegagalan berbagai upaya untuk membangkitkan kaum Muslim dapat dikembalikan pada tiga sebab.Pertama, tidak adanya pemahaman yang mendalam mengenai fikrah Islamiyah di kalangan para aktivis kebangkitan Islam. Kedua, tidak adanya gambaran yang jelas mengenai thariqah Islamiyah dalam menerapkan fikrah. Ketiga, tidak adanya usaha untuk menjalin fikrah Islamiyah dengan thariqah Islamiyah sebagai satu hubungan yang solid, yang tidak mungkin terpisahkan.
Kelompok atau gerakan Islam pun muncul sebagai upaya untuk membangkitkan umat. Namun ternyata upaya tersebut masih gagal juga. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan ditinjau dari aspek keorganisasiannya diantaranya adalah :
- Gerakan-gerakan tersebut berdiri di atas dasar fikrah (pemikiran) yang masih umum tanpa batasan yang jelas, sehingga muncul kekaburan atau pembiasan. Lebih dari itu, fikrah tersebut tidak cemerlang, tidak jernih, dan tidak murni.
- Gerakan-gerakan tersebut tidak mengetahui thariqah (metode) bagi penerapan fikrahnya. Bahkan fikrahnya diterapkan dengan cara-cara yang menunjukkan ketidak-siapan gerakan tersebut dan penuh dengan kesimpang-siuran. Lebih dari itu, thariqah gerakan-gerakan tersebut tersebut telah diliputi kekaburan dan ketidakjelasan.
- Gerakan-gerakan tersebut bertumpu kepada orang-orang yang belum sepenuhnya mempunyai kesadaran yang benar. Mereka pun belum mempunyai niat yang benar. Bahkan mereka hanyalah orang-orang yang berbekal keinginan dan semangat belaka
- Orang-orang yang menjalankan tugas gerakan-gerakan tersebut tidak mempunyai ikatan yang benar. Ikatan yang ada hanya struktur organisasi itu sendiri, disertai dengan sejumlah deskripsi mengenai tugas-tugas organisasi, dan sejumlah slogan-slogan organisasi.
Mabda Islam Itu
Mabda adalah aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud akidah adalah pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup; serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan sebelum dan sesudah alam kehidupan. Sedangkan peraturan yang lahir dari akidah tidak lain berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi berbagai problematika hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pelaksanaan pemecahannya, memelihara akidah serta untuk mengemban mabda. Penjelasan tentang cara pelaksanaan, pemeliharaan akidah, dan penyebaran risalah dakwah inilah yang dinamakan thariqah. Sedangkan yang selian itu, yaitu akidah dan berbagai pemecahan masalah hidup tercakup dalam fikrah. Jadi mabda mencakup dua bagian, yaitu fikrah dan thariqah.
Jika ditelusuri maka hanya ada tiga ideologi yang ada di dunia ini,yaitu Islam, Komunisme/Sosialisme dan Kapitalisme.Ketiga Ideologi tersebut memiliki asas dasar yang digunankan untuk berfikir,berpendapat dan memecahkan permasalahan yang ada di dunia ini. Ada tiga indikator yang bisa digunakan untuk memilih idiologi yang paling benar. Pertama idiologi harus sesuai fitrah manusia. Manusia sudah memiliki kodrat sejak ia lahir.Kodrat yang dimaksud adalah naluri dan kebutuhan jasmani.Kedua harus mampu memuaskan akal. Akal bisa menerima idiologi jika konsep idiologi tersebut sinkron dengan kenyataan atau fakta. Ketiga mampu untuk menentramkan jiwa. Maka dari 3 indikator tersebut hanya idiologi Islam-lah yang paling benar.
Islam merupakan ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril yang berfungsi untuk mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan manusia lain. inilah Islam yang sempurna itu. kesempurnaanya juga meliputi Ide (Fikroh) dan metode (Thoriqoh).ini lah yang dikatakan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat Al Maidah ayat 3 :Ayat di atas menjadi bukti akan kesempurnaan Islam, sehingga tidak ada lagi alasan manusia untuk tidak setuju untuk mengatakan bahwa islam adalah sebuah ideologi.“Hari ini telah Aku sempurnakan agama kamu dan telah Aku cukupkan nikmatKu untukmu, serta Aku ridlai Islam sebagai agama bagimu.”(QS Al Maidah: 3)
Syariah merupakan fikroh Islam. Sehingga kita sebagai muslim wajib untuk menerapkannya. Syariah memiliki tiga dimensi. Dimensi pertama mengatur hubungan manusia dengan sang khalik. Yang termasuk di dalam dimensi pertama ini hal-hal yang berkaitan dengan masalah akidah dan ibadah individu. Dimensi yang kedua adalah mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Ini berkaitan dengan makanan,minuman serta akhlak. Dimensi yang ketiga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya.cakupannya sangat luas yaitu berkaitan dengan Sosial,politik,budaya, ekonomi,pertahanan serta keamanan. Maka untuk bisa melaksanakan,memelihara dan memelihara butuh institusi Islam yang tidak lain adalah Khilafah.
Ketika Mabda Islam diterapkan
Saat ini belum ada satu negarapun yang menerapkan ideologi Islam. Umat Islam masih banyak yang belum faham bahwa Islam bukan hanya agama tetapi juga memiliki pandangan hidup. Mereka mencukupkan dirinya hanya pada masalah ibadah. Dengan kata lain pengaruh sekulerisme sudah sebegitu kuatnya. Bahkan ada yang berpendapat bahwa politik itu najis, bukan urusan kita, bukan berkaitan dengan akhirat dan khilafah tidak pentingTapi satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa perintah Allah bukan hanya mengatur urusan manusia dengan Tuhannya tapi juga mengatur hubungan dengan sesamanya. Sehingga jika ada perintah untuk melaksanakan hukum rajam maka kedudukannya sama dengan perintah berpuasa yaitu wajib.
Bertolak dari penjelasan ini maka sudah seharusnya terdapat sebuah gerakan yang memahami Islam, baik dalam aspek fikrah (konsep) maupun thariqah (metoda penerapan)-nya, lalu mengkaitkan keduanya dan berusaha melangsungkan kembali kehidupan Islam di salah satu wilayah diantara wilayah-wilayah Islam, sehingga wilayah ini menjadi titik awal pergerakan yang memancarkan sinar dakwah Islam, dan kemudian menjadi titik tolak penyebaran dakwah Islam. Sehingga menumbuhkan kesadaran umum yang merupakan hasil dari sosialisasi Idiologi Islam.
Tidak boleh dikatakan bahwa sistem Islam adalah sistem Republik. Juga tidak boleh dikatakan Republik Islam, karena adanya pertentangan besar di antara sistem Islam dengan sistem Republik pada asas, pilar-pilar, bentuk, dan rinciannya. Sementara itu sistem Islam tegak di atas akidah Islam dan hukum-hukum syara’. Kedaulatan di dalam sistem Islam ada di tangan syara’, bukan di tangan umat. Di dalam sistem Islam, umat maupun khalifah tidak memiliki hak membuat hukum. Pihak yang berhak membuat hukum hanyalah Allah semata. Khalifah hanya memiliki hak mengadopsi hukum-hukum dari al-Kitab dan as-Sunah sehingga menjadi konstitusi. Umat juga tidak memiliki hak memberhentikan Khalifah. Pihak yang berhak memberhentikan Khalifah adalah syara’ yang diatur di dalam hukum-hukum tertentu. Umat memiliki hak mengangkat Khalifah melalui pemilihan dan baiat berdasarkan pilihan dan kerelaan bukan dengan paksaan, tekanan, dan pemalsuan kehendak rakyat seperti yang dilakukan oleh sistem Republik. Karena Islam telah menetapkan kekuasaan dan pemerintahan adalah milik umat, sehingga umat berhak mewakilkan kepada orang-orang yang mereka pilih dan mereka baiat. Khalifah adalah wakil umat bukan pegawai umat seperti dalam sistem Republik. Di dalam sistem Republik, para kapitalis dan orang-orang yang berpengaruh, mempekerjakan seseorang untuk merealisasi kepentingan-kepentingan mereka dan menerapkan kebijakan-kebijakan mereka, bukan untuk menerapkan kebijakan syara’ atau kebijakan rakyat atau umat sekalipun.
Di dalam sistem khilafah, seorang Khalifah bertanggung jawab atas urusan umat dan ia akan dikoreksi oleh umat. Akan tetapi umat tidak memiliki hak untuk mencopot khalifah. Yang memiliki hak mencopot khalifah adalah syara’. Yaitu jika khalifah menyalahi hukum syara’ yang mengharuskan ia dicopot. Pihak yang memutuskan pencopotan khalifah itu adalah Mahkamah Mazhalim. Mahkamah ini tidak ada di dalam sistem kapitalisme dan Republik.
Dan terakhir kami katakan bahwa semua solusi yang ditawarkan itu menyalahi syariah Allah SWT. Allah SWT mengharamkan kita berhukum kepada selain Islam. Karena itu, kami menyeru Anda wahai penduduk Yaman untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan negara yang haq dan adil, negara kebaikan, negara cahaya, yaitu negara Khilafah Rasyidah yang kedua, untuk menyatukan Anda semua di bawah panji Islam dan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan Anda dan permasalahan umat Islam seluruhnya.
Allah SWT berfirman:
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS an-Nisâ’ [4]: 59)
Oleh: Yuli Sarwanto (Syabab HTI Kediri)
0 Response to "Sistem Islam Harus Tegak, Laa Raiba Fiih"
Post a Comment