-->

Stop Kenakalan, Remaja Butuh Pembinaan



Dakwah Media - Remaja adalah generasi yang memiliki semangat yang tinggi. Usia remaja merupakan usia produktif.. dipundak merekalah harapan umat dan bangsa. Namun apa yang kita lihat? kondisi remaja saat ini sangat jauh dari harapan. Harapan menjadikan mereka tampuk masa depan umat. Bagaimana tidak, kasus yang menimpa remaja saat ini memang memiris hati. Kenakalan remaja menjadi hal yang biasa dalam kehidupan sebagian remaja mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. Diantara kasus kenakalan remaja yang sudah tidak asing lagi di telinga kita diantaranya tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, kasus narkoba, aborsi, dan tindakan-tindakan amoral lainnya.

Kasus kenakalan remaja memang menjadi sorotan bagi berbagai kalangan yang peduli dengan kondisi remaja saat ini. Sehingga, berbagai upaya pun terus dilakukan untuk mengatasi problem yang menimpa remaja. Mulai dari sosialisasi di sekolah-sekolah, ancaman scorsing bagi siswa yang terlibat tawuran & narkoba seperti yang diterapkan oleh salah satu SMA negeri di kec. Donggo kabupaten Bima dalam satu pekan terakhir. Namun sayangnya, penyelesaian kasus kenakalan remaja belum sampai menyentuh akar masalah. Buktinya, kenakalan remaja terus mengalami peningkatan, bahkan memakan korban yang tidak sedikit.

Related

Sederet potret buram remaja menjadi bukti kegagalan sistem Kapitalisme yang diterapkan, di antaranya melalui sistem pendidikan generasi saat ini. Sistem pendidikan sekular kapitalis telah menyita sebagian besar waktu dan tenaga siswa untuk mengabaikan aspek pembentukan kepribadian yang kuat. Sekolah sebagai institusi pendidikan alih-alih mencetak remaja yang berkualitas yang memiliki kepribadian yang kuat sesuai dengan tujuan pendidikan, namun justru menghasilkan remaja yang menciptakan banyak masalah. Sekolah yang baik seharusnya mampu membentuk kepribadian yang baik.  Sebaliknya, sekolah yang buruk adalah yang abai terhadap hal-hal tersebut. Inilah realita yang terjadi kini.

Sebenarnya Pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa serta berkembangnya potensi diri secara optimal. Tentu, ini adalah sebuah tujuan yang sangat ideal, dan memang itulah yang diharapkan dari sebuah proses pendidikan. Pendidikan harus melahirkan sosok manusia yang mempunyai kepribadian khas yang muncul dari keimanan dan ketawaan yang tinggi serta memiliki kemampuan berbasis kompetensi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan diarahkan untuk menempa kepribadian siswa yang kuat dan mengembangkan potensi keterampilan secara optimal.

Hanya saja, apabila kita menengok realita kehidupan para pelajar saat ini, tujuan ini terasa sangat klise.  Kalangan remaja sebagai output pendidikan saat ini jauh dari sosok manusia muttaqin dalam makna hakikinya. Kini, alih-alih ada rasa bangga bila bertemu dengan gerombolan remaja berseragam sekolah, yang ada adalah rasa was-was, khawatir menjadi korban tingkah polahnya yang buruk, bak preman jalanan.

Sesungguhnya, jika kita mencermati secara mendalam problem kenakalan remaja, maka kita harus melihat persoalan ini secara komprehensif. Menyadari bahwa persoalan yang menimpa remaja akibat dari penerapan sistem Demokrasi yang menjamin kebebasan individu dalam berekspresi, sehingga melahirkan remaja-remaja yang apatis, individualis & pragmatis. Disamping itu juga, minimnya kontrol masyarakat serta tumpulnya peranan negara dalam menjaga aqidah & moral rakyatnya.

Membentuk remaja berkepribadian Islam membutuhkan peranan tiga unsur utama yakni keluarga, masyarakat & yang memiliki peranan yang paling besar adalah negara. Keluarga sebagai madrasah ula bagi anak melalui penanaman pendidikan agama dalam keluarga. Tidak bisa juga dilepaskan dari peranan masyarakat sebagai pengontrol dalam hal ini melakukan amal ma'ruf nahi munkar. Yang paling besar peranannya adalah negara sebagai pilar utama penjaga generasi melalui penerapan sistem pendidikan Islam dengan menjadikan aqidah Islam sebagai asas pendidikan. Sehingga melahirkan output yang berkepribadian Islam, memiliki tsaqofah Islam & menguasai IPTEK. Ketiga pilar ini harus saling bersinergi. Tentunya ini hanya akan terwujud melaui penerapan sistem Islam secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan. Penerapannya oleh negara yang menjadikan aqidah Islam sebagai asas. Wallahu a'lam bish shawab.

Oleh: Masniati (aktivis di MHTI BIMA)
Plis Like Fanpage Kami ya

Related Posts

0 Response to "Stop Kenakalan, Remaja Butuh Pembinaan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close