-->

TIRANI OTORITER DEMI PENJAJAHAN


Dakwah Media - Kawan-kawan seperjuangan, hari-hari ini kita rasanya semakin sesak dengan sikap represif dan paranoid penguasa.

Para khotib akan disertifikasi karena dianggap khotbah-khotbah jum’at erasa panas berisi kritik keras pada kedzaliman. Kriminalisasi dan intimidasi ulama terus berlanjut. Dongkol rasanya melihat indikasi bocoran informasi dan intervensi pemegang kekuasaan pada persidangan si penista. Acara ngumpul-ngumpul anak punk untuk mengaji pun dicurigai sesat dan membahayakan penguasa. Kritik pada penguasa dicurigai makar.
Sikap represif dan paranoid penguasa ini wajar bila diindikasikan memendam kebencian kepada umat Islam dan gerakannya. Umat Islam serasa dipojokkan, dikebiri semangatnya, diseret-seret harga dirinya, dikepung dengan ketidakadilan yang serasa direkayasa.

Hari-hari ini penguasa membungkus demokrasi dengan pola tirani otoriter demi meneruskan penjajahan ekonomi kapitalime liberal dari asing dan aseng. Penguasa ingin menarik pola Lee Kuan Yew ke negeri ini. Mereka siap berkuasa dengan tirani otoriter berbungkus setia pada NKRI, membabat semua pihak yang menganggu, demi melempengkan penjajahan ekonomi di negeri ini.

Ya, mungkin mereka ingin pongah dengan aksioma dari The End of History nya Francis Fukuyama. Penguasa mungkin ingin menunjukkan bahwa kapitalisme liberal adalah titik akhir dari evolusi ideologi. Rezim berasumsi dengan kesombongan bahwa setelah runtuhnya ideologi sosialisme maka tak kan ada sejarah lain lagi kecuali kemenangan kegemilangan ideologi kapitalime liberal. Pola inilah yang menyebabkan penguasa yakin untuk menjadi pengasong dari penjajah kapitalis liberal asing dan aseng.

Para penguasa dan penjajah asing aseng mungkin lupa, pada tahun 2005 terbit buku The Clash of Civilization karya Samuel P Huntington. Huntington menulis “Masyarakat-masyarakat yang menganggap bahwa sejarah mereka telah berakhir biasanya adalah masyarakat yang sedang berada di ambang keruntuhan”. Tulisan Huntington ini akhirnya menemukan buktinya hari ini, Amerika sebagai mbahnya kapitalisme liberal ditimpa krisis tak berkesudahan, Eropa pun krisis yang merobek kestabilan ekonomi mereka. Cina sebagai kapitalis timur (aseng) saat ini juga telah melambat dan di ambang krisis. Indonesia sebagai negara jajahan mereka pun ikut goyah ekonominya. Kapitalisme liberal sudah tak mampu lagi menyelesaikan problem rakyat. Kapitalisme liberal malah mejadi biang kerusakan, ketidakadilan, kesenjangan sosial, kemiskinan dan kehancuran lingkungan. Kapitalisme liberal sudah tua, sudah renta, diambang keruntuhannya.

Huntington membuat tambah gusar para penjajah asing aseng dan pengasongnya dengan ungkapan berikut ini : 

“Islam adalah satu-satunya peradaban yang mampu membuat Barat selalu berada dalam keraguan antara hidup dan mati...”

Ya, mungkin inilah yang menyebabkan penjajah kapitalis liberal asing aseng dan para rezim pengasongnya paranoid dan tidak bisa tidur nyenyak, saat Islam menunjukkan kebangkitannya.
Ingatlah kawan, ideologi Islam tak pernah mati walau kekuasaannya telah hilang lama. Ideologi Islam mengalir dalam pribadi-pribadi semangat muda yang menggelegak. Ideologi Islam telah mulai menemukan awal kebangkitannya. Raksasa baru itu akan bangkit kembali kawan, mengganti total kapitalisme liberal yang sudah renta.

Ini adalah keniscayaan bagai fenomena bola salju yang menggelinding kencang, tak kan ada siapapun yang dapat menghalanginya. Kalaulah para tirani otoriter akan menghalanginya maka mereka akan terlindas tak punya harga.

HIDUP PERJUANGAN...!!!
HIDUP IDEOLOGI ISLAM...!!!

05/02/2017
Fanspage FB : Agung Wisnuwardana
Twitter : @MasAgungWisnu

sumber: Agung Wisnuwardana

0 Response to "TIRANI OTORITER DEMI PENJAJAHAN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close