Wahai Para Guru…
Dakwah Media - Hari ini baca koran Jawa Pos. Refleks langsung istighfar, bisa-bisanya, bocah SD memperkosa siswi SMP di kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Di awali kenalan di FB, lalu tukar no hp. Semakin hari hubungan semakin dekat, kemudian janjian kopdar di suatu tempat. di tempat kopdar itulah sang siwi diperkosa. Yang memprihatinkan, sebelum memperkosa, siswa SD itu memberi minuman yang sudah diberi obat penenang ke si siswi. Wow, dari mana dia belajar tentang ini? ngeriiii...
Sedemikian parah kah mental anak-anak didik kita? wahai guru, mengapa nasihat-nasihat kita tidak membekas di hati mereka? Jadi guru itu tugas yang berat. Gimana pun juga seorang guru selain harus menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan ke murid-muridnya, seorang guru juga dituntut untuk bisa mendidik dan membimbing murid-muridnya. Meski saat ini tugas yang kedua tak sepenuhnya dijalani para guru atau semua guru bisa melakukannya. Ini bisa dimaklumi karena kondisi saat ini yang tidak ideal. Ya, nggak ideal dalam sistem pendidikan, sekaligus tentunya nggak ideal sistem kehidupannya. Apa sebab? Karena saat ini sistem kehidupan yang diterapkan oleh negara adalah sistem kapitalisme-sekularisme. So, untuk sistem pendidikan pun pastinya ngikutin arah kebijakan dalam sistem kapitalisme-sekularisme.
Bagi seorang guru muslim, pasti tugas ini tambah berat karena juga harus memikirkan masa depan murid-muridnya untuk memastikan mereka tidak saja menyerap ilmu dari seorang guru, tetapi juga memanfaatkan ilmu itu untuk bekal di akhirat kelak yang mengantarkannya ke surga. Hmm.. berat banget kan? Apalagi kalo gurunya nggak ngerti masalah ini. Ditambah pula gurunya sering mengalami “andilau”, khawatir tugas beratnya tambah nggak bisa dikerjakan.
Sobat, sebagai murid harusnya memahami juga bahwa menjadi seorang guru itu sebenarnya bebannya berat karena tugas ideal yang dilakukannya juga nggak ringan. Namun demikian, para guru nggak boleh mudah mengeluh lalu putus asa. Nggak banget lah. Sebaliknya seorang guru harus bisa menjadikan murid-muridnya jauh lebih baik darinya. Maka, supaya guru bisa mengemban tugas beratnya dengan benar dan baik, maka perlu perhatian berlebih dari pemerintah, khususnya pihak berwenang yang bertanggung-jawab menangani sistem pendidikan.
Bapak dan ibu guru, mohon maaf ini bukan menggurui, hanya sekadar memotivasi bahwa dalam kondisi apapun, Tetaplah para guru bisa menunjukkan performa terbaiknya dalam mengajar, membimbing dan mendidik. Memang, kita juga harus memaklumi bahwa tak semua guru bisa melakukan semua tugas itu. Namun setidaknya, selain mata pelajaran utama yang diajarkan terserap murid, juga bisa membantu membimbing murid ke jalan yang benar menurut Islam. Ini super sekali. Sebagaimana murid, tetap ada yang bisa menghadapi kehidupannya dengan tenang dan bahkan berprestasi meski di sekelilingnya berpotensi bikin hidup mereka menjadi galau. Mereka tetap bersabar meski hadapi dilema dan galau.
Jangan lupa, Negara harus memberikan pelayanan kesejahteraan yang memadai kepada para guru, juga harus dibuatkan sistem pendidikan yang benar baik. Ya, sistem yang bukan saja memudahkan siswa bisa menyerap materi pelajaran, tetapi siswa wajib mengerti ilmu agama (Islam), memahaminya, dan yang terpenting mengamalkannya. Nah, ini hanya bisa diterapkan dalam sistem kehidupan Islam, bukan yang lain. Maka, buanglah kapitalisme-sekularisme, ganti dengan ideologi Islam. Jangan sampe menyesal kelak di akhirat ketika punya kesempatan untuk mengubah, kita tak melakukannya.
# kota tape dan republik kopi, 09022017
Oleh: febry suprapto
Related
Sobat, sebagai murid harusnya memahami juga bahwa menjadi seorang guru itu sebenarnya bebannya berat karena tugas ideal yang dilakukannya juga nggak ringan. Namun demikian, para guru nggak boleh mudah mengeluh lalu putus asa. Nggak banget lah. Sebaliknya seorang guru harus bisa menjadikan murid-muridnya jauh lebih baik darinya. Maka, supaya guru bisa mengemban tugas beratnya dengan benar dan baik, maka perlu perhatian berlebih dari pemerintah, khususnya pihak berwenang yang bertanggung-jawab menangani sistem pendidikan.
Bapak dan ibu guru, mohon maaf ini bukan menggurui, hanya sekadar memotivasi bahwa dalam kondisi apapun, Tetaplah para guru bisa menunjukkan performa terbaiknya dalam mengajar, membimbing dan mendidik. Memang, kita juga harus memaklumi bahwa tak semua guru bisa melakukan semua tugas itu. Namun setidaknya, selain mata pelajaran utama yang diajarkan terserap murid, juga bisa membantu membimbing murid ke jalan yang benar menurut Islam. Ini super sekali. Sebagaimana murid, tetap ada yang bisa menghadapi kehidupannya dengan tenang dan bahkan berprestasi meski di sekelilingnya berpotensi bikin hidup mereka menjadi galau. Mereka tetap bersabar meski hadapi dilema dan galau.
# kota tape dan republik kopi, 09022017
Oleh: febry suprapto
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to " Wahai Para Guru…"
Post a Comment