DR. Dzakir Naik, Mapara HTI dan Masa Depan Islam
Dakwah Media - “Suatu negara ummah global mungkin akan muncul di masa yang akan datang, bukan hanya karena kaum Muslimin mengharapkannya, melainkan juga karena masa depan menentukannya “ (Ziauddin Sardar, Masa Depan Islam, hlm. 153)
The United of Ummah, kesatuan ummat menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditolak-tolak lagi. Dalam QS. An-Nur ayat 55, Allah SWT telah menyampaikan pesan penting berupa bisyarah, kabar gembira ummat Islam bahwasanya mereka akan kembali diberikan kekuasaan sebagaimana orang-orang sebelum mereka pernah berkuasa. Selain itu, hal-hal mengenai perintah kembali kepada tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya pun sudah banyak disampaikan baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Perintah beriman dan bertaqwa, ditampakkannya kerusakan-kerusakan (mafasid) agar manusia kembali ke jalan-Nya, dan ayat-ayat lainnya yang mengandung peringatan dan kabar gembira. Ini semua tidak lepas dari arah kita memandang the future of world, masa depan dunia yang akan dipimpin kembali oleh dien wa mabda’ Islam bi idznillah. Pertanyaannya kemudian, mengapa kita harus takut lalu menghalangi serta menghadang mereka yang sedang berusaha menyambut masa depan Islam yang pasti akan datang itu ?!?
Safari Dakwah Dr. Zakir Naik, Menyadarkan Kita !
Ceramah Dr. Zakir Naik di Grand Hotel Universal Bandung pada Sabtu 1 April 2017 membuat kita sadar bahwasanya masa depan ada di tangan Islam, yakni Khilafah pasti akan tegak karena itu janji Allah.
“… Mereka awalnya menyerang negeri Islam yang lemah satu persatu. Lalu mereka naik tingkat menyerang negeri Islam yang memiliki kekuatan menengah. Ketika semuanya telah lemah, maka mereka tinggal menyerang secara bersama-sama negeri Islam yang kuat. Itulah mengapa penting untuk mewujudkan persatuan di antara ummat Islam. Umat Islam bisa bangkit dengan Khilafah, dan Khilafah pasti akan tegak karena itu janji Allah”. (Dr. Zakir Naik)
Kembali kita bersyukur kepada Allah SWT karena telah memudahkan langkah Dr. Zakir Naik bersafari dakwah di bumi Indonesia. Mengapa demikian ? Karena beliau menyampaikan firman Allah SWT dan hadits Rasul tentang topik-topik yang dibahas selama safari dakwah di Indonesia. Kita juga menjadi sadar dengan pesan-pesan beliau dalam setiap momennya ber-tausiyah, non muslim yang bertanya mengenai masalah teologi dan faith (keimanan) akhirnya menjadi yakin terhadap Islam dan memutuskan diri menjadi muallaf. Kesadaran kita semakin memuncak ketika banyak dari mereka berpindah agama bukan karena paksaan, melainkan mereka mendapatkan taufiq dari Allah SWT melalui wasilah lisan Dr. Zakir Naik. Dari safari dakwah beliau yang berakhir di Universitas Hassanuddin Makassar Senin, 10 April lalu membuat kita sadar bahwa dakwah beliau menyadarkan ummat manusia di Indonesia. Bukan dengan paksaan. Namun, menyampaikan dengan dalil dan persuasi berpikir sehingga banyak dari peserta kemudian terbuka pikirannya dan menerima gagasan dengan baik dan tenang. Apakah ini buruk ? apakah ini tindakan berbahaya yang memecah kita ? Sepertinya kita saja yang terlalu berpandang skeptisme ala barat dan intoleran dengan mengatakan apa yang dilakukan beliau dapat menimbulkan perpecahan ummat. Apa yang pecah ???
Hadirnya MaPaRa HTI, Rindu Hidup Islami
Apa yang dilakukan kawan-kawan aktivis muslim di HTI misalnya, juga merupakan aktivitas untuk membangun nuansa Islami dan kebaikan. Bagaimana tidak ? Masyarakat diajak bersama-sama mencintai nabi dan sunnah-sunnahnya. Tujuan dari MaPaRa atau lengkapnya Masirah Panji Rasulullah yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia tidak lain adalah agar masyarakat mengenal panji Rasulullah SAW dan bisa mencintainya lalu memperjuangkannya. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto dalam kesempatannya,
“Tujuan kegiatan ini tak lain agar simbol-simbol dan ide-ide utama itu semakin dikenal secara luas oleh masyarakat selanjutnya bisa dipahami, diterima, dan diamalkan serta diperjuangkan sebagai jalan kebangkitan ummat menuju terwujudnya Islam rahmatan lilalamin” (Muhammad Ismail Yusanto)
Eksistensi MaPaRa HTI akhirnya semakin menjawab gambaran masa depan ummat Islam sebagaimana pernyataan Ziauddin Sardar yang menjadi lead tulisan ini. Bukan hanya kaum muslimin yang mengharapkan masa depan ada di tangan Islam, namun masa depan itu sudah ditentukan. Memang seharusnya ketika kita sudah ber-syahadat, mengatakan tiada Tuhan selain Allah SWT, menancapkan akidah uluhiyyah dan rububiyyah di dalam sanubari kita, pasti ada keyakinan dan rindu terhadap aktivitas-aktivitas kaum muslim dalam rangka menyambut janji Allah SWT sebagaimana Dr. Zakir Naik ucapkan bukan ? Tidak hanya yakin dan juga rindu, namun juga kita terlibat dalam menyemarakkan aktivitas-aktivitas itu. Bahkan mendukungnya dengan harta, jiwa, dan raga. Bukan kah kita diajarkan oleh Islam sikap ta’awun, saling tolong menolong dalam al-birru, kebaikan sesama muslim ? Bukan kah kita diingatkan untuk saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran ? Jangan sampai kita salah sikap, langkah, dan akhirnya ‘bermesraan’ dengan orang-orang yang belum mendaftarkan diri mereka di surganya Allah SWT !
Khatimah
Mari kita membaca ulang narasi QS At-Taubah ayat 32 :
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukainya”.
Allahu musta’an.
Oleh : Muhammad Alauddin Azzam (Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa HTI DIY)
Related
Ceramah Dr. Zakir Naik di Grand Hotel Universal Bandung pada Sabtu 1 April 2017 membuat kita sadar bahwasanya masa depan ada di tangan Islam, yakni Khilafah pasti akan tegak karena itu janji Allah.
“… Mereka awalnya menyerang negeri Islam yang lemah satu persatu. Lalu mereka naik tingkat menyerang negeri Islam yang memiliki kekuatan menengah. Ketika semuanya telah lemah, maka mereka tinggal menyerang secara bersama-sama negeri Islam yang kuat. Itulah mengapa penting untuk mewujudkan persatuan di antara ummat Islam. Umat Islam bisa bangkit dengan Khilafah, dan Khilafah pasti akan tegak karena itu janji Allah”. (Dr. Zakir Naik)
Hadirnya MaPaRa HTI, Rindu Hidup Islami
Apa yang dilakukan kawan-kawan aktivis muslim di HTI misalnya, juga merupakan aktivitas untuk membangun nuansa Islami dan kebaikan. Bagaimana tidak ? Masyarakat diajak bersama-sama mencintai nabi dan sunnah-sunnahnya. Tujuan dari MaPaRa atau lengkapnya Masirah Panji Rasulullah yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia tidak lain adalah agar masyarakat mengenal panji Rasulullah SAW dan bisa mencintainya lalu memperjuangkannya. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto dalam kesempatannya,
“Tujuan kegiatan ini tak lain agar simbol-simbol dan ide-ide utama itu semakin dikenal secara luas oleh masyarakat selanjutnya bisa dipahami, diterima, dan diamalkan serta diperjuangkan sebagai jalan kebangkitan ummat menuju terwujudnya Islam rahmatan lilalamin” (Muhammad Ismail Yusanto)
Eksistensi MaPaRa HTI akhirnya semakin menjawab gambaran masa depan ummat Islam sebagaimana pernyataan Ziauddin Sardar yang menjadi lead tulisan ini. Bukan hanya kaum muslimin yang mengharapkan masa depan ada di tangan Islam, namun masa depan itu sudah ditentukan. Memang seharusnya ketika kita sudah ber-syahadat, mengatakan tiada Tuhan selain Allah SWT, menancapkan akidah uluhiyyah dan rububiyyah di dalam sanubari kita, pasti ada keyakinan dan rindu terhadap aktivitas-aktivitas kaum muslim dalam rangka menyambut janji Allah SWT sebagaimana Dr. Zakir Naik ucapkan bukan ? Tidak hanya yakin dan juga rindu, namun juga kita terlibat dalam menyemarakkan aktivitas-aktivitas itu. Bahkan mendukungnya dengan harta, jiwa, dan raga. Bukan kah kita diajarkan oleh Islam sikap ta’awun, saling tolong menolong dalam al-birru, kebaikan sesama muslim ? Bukan kah kita diingatkan untuk saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran ? Jangan sampai kita salah sikap, langkah, dan akhirnya ‘bermesraan’ dengan orang-orang yang belum mendaftarkan diri mereka di surganya Allah SWT !
Khatimah
Mari kita membaca ulang narasi QS At-Taubah ayat 32 :
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukainya”.
Allahu musta’an.
Oleh : Muhammad Alauddin Azzam (Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa HTI DIY)
Plis Like Fanpage Kami ya
0 Response to "DR. Dzakir Naik, Mapara HTI dan Masa Depan Islam"
Post a Comment