Menohok, Akademisi ini bertanya "Apa Betul Negeri Ini Berbentuk Republik?"
Dakwah Media -Perbincangan seputar negeri ini bagi kalangan akademisi sudah bisa membuat mual-mual dan puyeng. Beberapa potret kehancuran hukum, kerancuan moral, kebiadaban penguasa, tengah berdiri sempoyongan dengan slogan setengah hati bernama NKRI.
Kecemasan atas ragam pengelolaan negeri yang salah urus memunculkan berbagai macam sentilan dari sana-sini. Sebuah konklusi yang wajar yang muncul dari sikap sadar akibat ketidakpuasan terhadap realitas yang rusak. Kali ini redaksi tapilkan sebuah sentilan cerdas dari seorang akademisi sekaligus ketua DPD I HTI Jawa Tengah, Ir. Abdullah IAR, M.T. Dalam status Facebook yang diunggah pada Minggu, beliau mengutarakan keresahan terhadap negeri ini lewat status pendek yang menyentil,
Apa betul negara kita ini berbentuk republik, yang kedaulatannya dan kekuasaannya di tangan rakyat? sekarang sepertinya sudah berubah kerajaan, kedaulatan dan kekuasaan tdk lagi di tangan rakyat, tapi di tangan raja dan keluarga besar raja. Ada raja tanah, ada raja minyak, ada raja media, ada raja uang, dsb. Maka apapun yang mereka kehendaki itulah yang terjadi, walau jutaan rakyatnya memaki, mereka tdk peduli.
Penyebutan istilah re-publik (kembali pada publik) menjadi kerajaan dalam hal ini memang hanya sebatas logika semantik saja, namun na'asnya realitas pun dengan jelas berbicara demikian. []
Editor: Aab
Kecemasan atas ragam pengelolaan negeri yang salah urus memunculkan berbagai macam sentilan dari sana-sini. Sebuah konklusi yang wajar yang muncul dari sikap sadar akibat ketidakpuasan terhadap realitas yang rusak. Kali ini redaksi tapilkan sebuah sentilan cerdas dari seorang akademisi sekaligus ketua DPD I HTI Jawa Tengah, Ir. Abdullah IAR, M.T. Dalam status Facebook yang diunggah pada Minggu, beliau mengutarakan keresahan terhadap negeri ini lewat status pendek yang menyentil,
Apa betul negara kita ini berbentuk republik, yang kedaulatannya dan kekuasaannya di tangan rakyat? sekarang sepertinya sudah berubah kerajaan, kedaulatan dan kekuasaan tdk lagi di tangan rakyat, tapi di tangan raja dan keluarga besar raja. Ada raja tanah, ada raja minyak, ada raja media, ada raja uang, dsb. Maka apapun yang mereka kehendaki itulah yang terjadi, walau jutaan rakyatnya memaki, mereka tdk peduli.
Penyebutan istilah re-publik (kembali pada publik) menjadi kerajaan dalam hal ini memang hanya sebatas logika semantik saja, namun na'asnya realitas pun dengan jelas berbicara demikian. []
Editor: Aab
0 Response to "Menohok, Akademisi ini bertanya "Apa Betul Negeri Ini Berbentuk Republik?""
Post a Comment