Ridwan Kamil Digoyang Video "Nasdem Punya Kejaksaan"
Dakwah Media -Pilgub Jawa Barat digelar tahun depan. Tapi panasnya persaingan sudah mulai terasa. Baru-baru ini, salah satu kandidat cagub Jabar, yang kini menjabat Walikota Bandung, Ridwan Kamil digoyang video "Nasdem punya Kejaksaan". Tak ingin disalahpahami dan mencegah agar dampaknya tak makin liar, Ridwan Kamil, buru-buru mengklarifikasi.
Video yang jadi perhatian warganet dan sempat viral itu muncul pertama kali di Youtube pada Kamis (11/5) lalu. Judulnya dikemas dalam nada provokatif, "Pengakuan Mengejutkan Ridwan Kamil: Saya Terima Nasdem karena Punya Media dan Kejaksaan". Video berdurasi 2 menit 32 detik itu pertama kali diunggah oleh akun D' Channel.
Dalam video itu tampak Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam balutan koko dan peci hitam sedang berbicara di depan hadirin. Emil menceritakan proses komunikasi politik dengan sejumlah partai untuk menjadi cagub. Dengan PKS, Gerindra, PKB, PDIP, dan Demokrat. Dengan PKS jalannya mandek, karena PKS akan mengusung kader sendiri. Dengan Gerindra, juga begitu. Karena Emil diminta menjadi kader partai. Demokrat dan PDIP diminta mendaftar dan menunggu keputusan SBY dan Megawati.
"Tiba-tiba Nasdem tak banyak mikir, di posisi yang sama itu, langsung mendeklarasikan. Nasdem ini, dia punya media dan kejaksaan. Kalau saya tolak, kemungkinan banyak mudaratnya kepada saya, pembangunan kota Bandung terganggu," kata Emil dalam video itu.
Sampai tadi malam, video sudah ditonton sebanyak 2.193 kali dengan 16 pengguna memberikan tanda jempol ke atas dan 12 lainnya memberikan tanda jempol ke bawah. Di kolom komentar, hanya ada satu pengguna yang menuliskan komentar. Video ini kemudian dikloning dan diunggah ulang ke Youtube oleh Gaiznet1 sehari kemudian. Di akun ini, video tersebut diberi judul "Nasdem Punya Media dan Kejaksaan", yang sampai tadi malam sudah ditonton 485 kali.
Tak mau disalahpahami, Kang Emil buru-buru mengklarifikasi. Dia menceritakan, video ini diambil saat berbicara dalam acara deklarasi dukungan komunitas Pesantren se-Jawa Barat, 23 April 2017, di Kabupaten Subang, Jabar. Hanya saja, menurut dia, video itu tak komplit alias sudah dipotong-potong. Dia bilang, saat itu sedang menjelaskan situasi dan posisi masing-masing partai besar kepada para ulama yang hadir. "Itu tuh mengedukasi para ulama terkait politik. Jadi, para ulama itu bertanya, masing-masing partai itu bagaimana, lalu saya jelaskan," kata Emil kepada wartawan, Ahad (14/5) malam.
Emil melanjutkan, para ulama banyak menanyakan posisi tawar partai yang berpotensi mengusung calon. Lalu, ia pun menjelaskan pada semua ulama kalau PDIP itu nasionalis, kadernya ada yang jadi menteri. Kalau Perindo, punya media. "Kalau PKS gini-gini. Jadi, posisinya itu sedang menerangkan semua partai," katanya. Emil pun menyayangkan video yang di-upload tersebut tidak berdurasi penuh. "Cuma kan dipotong, jadi kesannya hanya urusan itu," katanya.
Emil pun menjelaskan, dalam kesempatan itu, ia pun menjelaskan pada semua yang hadir bahwa Nasdem mengusung tanpa syarat dan tak minta mahar. Dia pun yakin dengan pilihan diusung oleh Nasdem. Menurut dia, setelah deklarasi oleh Nasdem, popularitasnya terus naik. "Tidak seperti yang beredar di media sosial, seolah-olah dukungan Nasdem menurunkan apresiasi dan popularitas saya," kata Ridwan.
Menurut Emil, hasil survei terbaru menyebut tingkat popularitasnya saat ini mencapai 65 persen jauh meningkat sejak dideklarasikan Nasdem pada 19 Maret lalu, yang hanya 22 persen.
Ketua DPW Nasdem Jabar Saan Mustopha pun menyampaikan hal serupa. Dia bilang, saat itu Emil sedang menjelaskan posisi networking dan kekuatan partai dan kenapa Emil memilih Nasdem. Saat itu, Emil menjelaskan memilih Nasdem karena tidak meminta mahar, tidak juga meminta untuk menjadi kader. Kalau terpilih jadi gubernur, Emil pun diminta tak menjadi anggota partai. "Nasdem tidak minta jabatan politik. Wakil pun diserahkan ke Emil. Secara politik dan ideologi sama-sama ingin menjadikan Jabar sebagai Banteng Pancasila dan menjaga NKRI. Itu yang utama disampaikan Emil memilih Nasdem," kata Saan, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Ada pun soal networking, Nasdem punya media dan kadernya punya jabatan-jabatan politis di pemerintahan. Antara lain ada yang menjadi Jaksa Agung. Saan curiga, video ini diunggah untuk membusukkan Emil. Seolah, Emil memilih Nasdem karena faktor pragmatis. "Jika niatnya baik tentu video akan diunggah secara utuh, tidak dipotong-potong seperti ini," ungkapnya.[rmol]
Video yang jadi perhatian warganet dan sempat viral itu muncul pertama kali di Youtube pada Kamis (11/5) lalu. Judulnya dikemas dalam nada provokatif, "Pengakuan Mengejutkan Ridwan Kamil: Saya Terima Nasdem karena Punya Media dan Kejaksaan". Video berdurasi 2 menit 32 detik itu pertama kali diunggah oleh akun D' Channel.
Dalam video itu tampak Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dalam balutan koko dan peci hitam sedang berbicara di depan hadirin. Emil menceritakan proses komunikasi politik dengan sejumlah partai untuk menjadi cagub. Dengan PKS, Gerindra, PKB, PDIP, dan Demokrat. Dengan PKS jalannya mandek, karena PKS akan mengusung kader sendiri. Dengan Gerindra, juga begitu. Karena Emil diminta menjadi kader partai. Demokrat dan PDIP diminta mendaftar dan menunggu keputusan SBY dan Megawati.
"Tiba-tiba Nasdem tak banyak mikir, di posisi yang sama itu, langsung mendeklarasikan. Nasdem ini, dia punya media dan kejaksaan. Kalau saya tolak, kemungkinan banyak mudaratnya kepada saya, pembangunan kota Bandung terganggu," kata Emil dalam video itu.
Sampai tadi malam, video sudah ditonton sebanyak 2.193 kali dengan 16 pengguna memberikan tanda jempol ke atas dan 12 lainnya memberikan tanda jempol ke bawah. Di kolom komentar, hanya ada satu pengguna yang menuliskan komentar. Video ini kemudian dikloning dan diunggah ulang ke Youtube oleh Gaiznet1 sehari kemudian. Di akun ini, video tersebut diberi judul "Nasdem Punya Media dan Kejaksaan", yang sampai tadi malam sudah ditonton 485 kali.
Tak mau disalahpahami, Kang Emil buru-buru mengklarifikasi. Dia menceritakan, video ini diambil saat berbicara dalam acara deklarasi dukungan komunitas Pesantren se-Jawa Barat, 23 April 2017, di Kabupaten Subang, Jabar. Hanya saja, menurut dia, video itu tak komplit alias sudah dipotong-potong. Dia bilang, saat itu sedang menjelaskan situasi dan posisi masing-masing partai besar kepada para ulama yang hadir. "Itu tuh mengedukasi para ulama terkait politik. Jadi, para ulama itu bertanya, masing-masing partai itu bagaimana, lalu saya jelaskan," kata Emil kepada wartawan, Ahad (14/5) malam.
Emil melanjutkan, para ulama banyak menanyakan posisi tawar partai yang berpotensi mengusung calon. Lalu, ia pun menjelaskan pada semua ulama kalau PDIP itu nasionalis, kadernya ada yang jadi menteri. Kalau Perindo, punya media. "Kalau PKS gini-gini. Jadi, posisinya itu sedang menerangkan semua partai," katanya. Emil pun menyayangkan video yang di-upload tersebut tidak berdurasi penuh. "Cuma kan dipotong, jadi kesannya hanya urusan itu," katanya.
Emil pun menjelaskan, dalam kesempatan itu, ia pun menjelaskan pada semua yang hadir bahwa Nasdem mengusung tanpa syarat dan tak minta mahar. Dia pun yakin dengan pilihan diusung oleh Nasdem. Menurut dia, setelah deklarasi oleh Nasdem, popularitasnya terus naik. "Tidak seperti yang beredar di media sosial, seolah-olah dukungan Nasdem menurunkan apresiasi dan popularitas saya," kata Ridwan.
Menurut Emil, hasil survei terbaru menyebut tingkat popularitasnya saat ini mencapai 65 persen jauh meningkat sejak dideklarasikan Nasdem pada 19 Maret lalu, yang hanya 22 persen.
Ketua DPW Nasdem Jabar Saan Mustopha pun menyampaikan hal serupa. Dia bilang, saat itu Emil sedang menjelaskan posisi networking dan kekuatan partai dan kenapa Emil memilih Nasdem. Saat itu, Emil menjelaskan memilih Nasdem karena tidak meminta mahar, tidak juga meminta untuk menjadi kader. Kalau terpilih jadi gubernur, Emil pun diminta tak menjadi anggota partai. "Nasdem tidak minta jabatan politik. Wakil pun diserahkan ke Emil. Secara politik dan ideologi sama-sama ingin menjadikan Jabar sebagai Banteng Pancasila dan menjaga NKRI. Itu yang utama disampaikan Emil memilih Nasdem," kata Saan, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Ada pun soal networking, Nasdem punya media dan kadernya punya jabatan-jabatan politis di pemerintahan. Antara lain ada yang menjadi Jaksa Agung. Saan curiga, video ini diunggah untuk membusukkan Emil. Seolah, Emil memilih Nasdem karena faktor pragmatis. "Jika niatnya baik tentu video akan diunggah secara utuh, tidak dipotong-potong seperti ini," ungkapnya.[rmol]
0 Response to "Ridwan Kamil Digoyang Video "Nasdem Punya Kejaksaan""
Post a Comment