Malaikat Pun Berkata Lewat Lisan Mujahid Saat Negosiasi dengan Pasukan Musuh
Dakwah Media - Di awal tahun 16 H, Sa’ad bin Abi Waqash menyerang kota Nahrasyir. Kota Nahrasyir adalah salah satu kota di Kisra dan terletak di sebelah barat sungai Dajlah. Penduduk Nahrasyir kala itu menghadang Sa’ad dengan perlawanan yang gigih. Kemudian Sa’ad mengepung mereka sampai-sampai para penduduk kota tersebut memakan anjing dan kucing.
Datanglah seorang utusan menghampiri pasukan kaum Muslimin.
“Raja menyampaikan pesan kepada kalian. Apakah kalian mau membuat perjanjian damai dengan perjanjian bahwa daerah yang berada di tepi sungai Dajlah sampai gunung adalah daerah kekuasaan kami, sedangkan daerah yang lain hingga gunung menjadi kekuasaan kalian? Apakah kalian sepakat? Semoga Allah tidak mengenyangkan perut-perut kalian,” katanya.
Dari kalangan kaum Muslimin muncullah Abu Muqrin Al-Aswad bin Athiyyah. Ia berbicara dengan bahasa yang sulit dipahami oleh orang-orang di sekitarnya. Utusan itu pun kembali.
Beberapa saat kemudian penduduk Nahrasyir melarikan diri ke Mada’in. Ketika ditanya apa yang sebenarnya ia katakan, ia menjawab,
“Demi Zat yang mengutus Muhammad dengan kebenaran, aku tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya tenang dan mengharap agar Allah membuatku bicara dengan bahasa yang baik.”
Ketika ditanya oleh Sa’ad bin Abi Waqash, ia pun bersumpah bahwa ia tidak tahu.
Setelah itu Sa’ad berteriak dan bangkit bersama pasukannya ke kota. Alat pelontar peluru dilemparkan ke kota itu. Kemudian Sa’ad memerintahkan untuk mengosongkan kota. Pasukan pun memanjat pagar kota dan ternyata kota telah kosong. Penduduk kota telah melarikan diri ke Mada’in.
Kaum muslimin pun menanyakan kepada orang yang meminta perlindungan dan beberapa tawanan mengenai alasan mengapa mereka lari. “Ketika raja kami mengirimkan utusan kepada kalian, kalian mengatakan bahwa tidak akan pernah ada perjanjian selamanya sampai kalian memakan manisan madu Ifridzin yang dicampur dengan buah utruj (semacam jeruk),” jawab tawanan tadi.
“Raja berkata, ‘Sial, para malaikat telah berbicara melalui lisan-lisan mereka. Mereka (para malaikat) merespons kita dan membela kita dari orang-orang Arab.’ Kemudian ia memerintahkan orang-orang untuk pindah ke Mada’in,” lanjut pria tadi. [kn]
Datanglah seorang utusan menghampiri pasukan kaum Muslimin.
“Raja menyampaikan pesan kepada kalian. Apakah kalian mau membuat perjanjian damai dengan perjanjian bahwa daerah yang berada di tepi sungai Dajlah sampai gunung adalah daerah kekuasaan kami, sedangkan daerah yang lain hingga gunung menjadi kekuasaan kalian? Apakah kalian sepakat? Semoga Allah tidak mengenyangkan perut-perut kalian,” katanya.
Dari kalangan kaum Muslimin muncullah Abu Muqrin Al-Aswad bin Athiyyah. Ia berbicara dengan bahasa yang sulit dipahami oleh orang-orang di sekitarnya. Utusan itu pun kembali.
Beberapa saat kemudian penduduk Nahrasyir melarikan diri ke Mada’in. Ketika ditanya apa yang sebenarnya ia katakan, ia menjawab,
“Demi Zat yang mengutus Muhammad dengan kebenaran, aku tidak mengatakan apa-apa. Aku hanya tenang dan mengharap agar Allah membuatku bicara dengan bahasa yang baik.”
Ketika ditanya oleh Sa’ad bin Abi Waqash, ia pun bersumpah bahwa ia tidak tahu.
Setelah itu Sa’ad berteriak dan bangkit bersama pasukannya ke kota. Alat pelontar peluru dilemparkan ke kota itu. Kemudian Sa’ad memerintahkan untuk mengosongkan kota. Pasukan pun memanjat pagar kota dan ternyata kota telah kosong. Penduduk kota telah melarikan diri ke Mada’in.
Kaum muslimin pun menanyakan kepada orang yang meminta perlindungan dan beberapa tawanan mengenai alasan mengapa mereka lari. “Ketika raja kami mengirimkan utusan kepada kalian, kalian mengatakan bahwa tidak akan pernah ada perjanjian selamanya sampai kalian memakan manisan madu Ifridzin yang dicampur dengan buah utruj (semacam jeruk),” jawab tawanan tadi.
“Raja berkata, ‘Sial, para malaikat telah berbicara melalui lisan-lisan mereka. Mereka (para malaikat) merespons kita dan membela kita dari orang-orang Arab.’ Kemudian ia memerintahkan orang-orang untuk pindah ke Mada’in,” lanjut pria tadi. [kn]
0 Response to "Malaikat Pun Berkata Lewat Lisan Mujahid Saat Negosiasi dengan Pasukan Musuh"
Post a Comment