-->

Derita Calon Jemaah Umrah dan Lupa Bos First Travel



Dakwah Media - Polisi masih terus mengusut kasus penipuan dan dugaan pencucian uang jemaah umrah dengan tersangka bos First Travel Andika Surachman dan istrinya Anniesa Hasibuan. Saat diperiksa penyidik, bos First Travel itu kerap menjawab "lupa" tanpa memikirkan nasib para jemaah korban yang masih menunggu untuk mewujudkan mimpi ke Tanah Suci.

Hingga saat ini, laporan jemaah korban penipuan umrah First Travel ke polisi juga terus bertambah. Duka dan kekecewaan para jemaah tak terukir dalamnya.

Related

Uang hasil jerih payah yang mereka tabung untuk mewujudkan mimpi ke Tanah Suci menguap tak berbekas. Padahal banyak di antara jemaah yang harus berhutang atau menguras tabungan puluhan tahun demi membayar biaya umrah yang ditetapkan.

Tengok saja kisah Supriyati, warga Depok itu rencananya akan berangkat bersama suami dan ibu angkatnya. Dia dijanjikan akan diberangkatkan Mei 2017 dengan biaya Rp 14,3 juta per orang. Supriyati mengaku uang itu diperoleh dari uang tabungan pensiun suaminya, dan hasil berjualan sayur.

"Itu uang pensiunan suami saya karena dulu lama kerja jadi sopir di perusahaan swasta, dua tahun lalu bapak dapat uang 10 juta. Sisanya saya tabung sudah lama sekali, saya lupa ditambah juga sama anak saya biar bisa berangkat," kata di kantor Bareskrim gedung KKP, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (25/8).

Kisah senada juga disampaikan Emi Andriyani (58) dan suaminya Maman Warman (66) juga gagal umrah karena tertipu agen First Travel. Dari uang hasil pensiunan Maman sebagai guru SD, pasangan suami istri (pasutri) ini menabung selama enam tahun atau sejak 2011.

"Saya mulai menabung sejak suami pensiun," kata Emi saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Jabar, Senin (28/8).

Tak hanya mereka, ada pula kisah Nenek Martini asal Padang, Sumatera Barat yang mengumpulkan uang dari hasil jualan telur puyuh selama 10 tahun. Meski akhirnya ada donatur yang memberangkatkan Nenek Martini, toh tak semua jemaah seberuntung Nenek Martini.

Salah satu jemaah asal Garut, Jawa Barat, Kayah Rokayah atau Mak Ayah (69) sampai meninggal karena depresi. Syukuran di kampung halaman pun dinilai menjadi beban sendiri untuk Mak Ayah hingga akhirnya dia jatuh sakit.

"Yang menjadi catatan bibi saya Almarhumah dia di bulan November dia buat selametan, di Garut dari selametan itu bisa ke Jakarta karena asumsinya bulan Desember berangkat," kata keponakan Mak Ayah, Much Sirojudin Muslim, saat berbincang dengan detikcom, Minggu (27/8).

Berbekal tekad bulat segera berangkat ke Tanah Suci pada Desember 2016, Mak Ayah berangkat ke Jakarta pada November 2016. Namun kabar keberangkatan tak kunjung datang. Keberangkatan Mak Ayah bersama empat orang keluarganya malah ditunda dengan alasan yang tak jelas dari First Travel.

Janji tinggal janji, Mak Ayah tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci hingga ajal menjemputnya pada 24 Agustus 2017. "Ibu saya bercita-cita sekali pergi ke Tanah Suci. Sejak tahun 2015, dia mendaftar ke First Travel. Tapi kemarin dengar kabar kasusnya dia langsung ngedrop. Dia nggak mau pulang ke Garut juga karena sepertinya dia malu sama tetangga di Garut," ungkap Rahmat, putra Mak Ayah di rumah duka di Kampung Tegal Jambu, Kelurahan Pananjung,Tarogong Kaler, Garut.

Tak hanya itu, kesedihan juga diungkapkan sejumlah jemaah korban First Travel yang akhirnya dilarutkan melalui doa bersama di Masjid Al-Hidayah, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu, 27 Agustus 2017 lalu. Beberapa dari jemaah terlihat melantunkan ayat-ayat suci sambil menyeka air mata. Jemaah seakan melampiaskan kesedihan di dalam doanya.

"Saya cuma ibu rumah tangga, saya orang susah. Pengorbanan sekali saya mengumpulkan uang untuk umrah itu karena saya sangat ingin pergi umrah," kata Sutimah sambil meneteskan air mata. Sutimah mendaftar umrah melalui First Travel pada Januari 2016 dan dijanjikan akan berangkat pada Maret 2017.

Begitu dekat dengan tanggal keberangkatan, hampir seluruh korban harus gigit jari karena ditunda berangkat. Malahan, mereka kembali ditagih tambahan duit setoran agar segera berangkat.

Air mata korban penipuan First TravelAir mata korban penipuan First Travel Foto: Parastiti Kharisma Putri/detikcom

Sementara itu, saat diperiksa penyidik bos First Travel mengaku uangnya sudah habis. Belakangan ini, bos First Travel kerap menjawab "lupa" saat ditanya soal aset.

"Saya banyak mendapatkan laporan kalau dia banyak menyatakan lupa-lupa ya. Jadi ini perlu dicek kembali, " kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Bareskrim Polri gedung KKP, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (8/9/2017).

Hingga saat ini polisi masih kesulitan melacak aliran dana jemaah First Travel yang diduga disalahgunakan. Terkait aliran dana ini, Bareskrim sudah bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Kalau kooperatif kan dia seharusnya menyebutkan penggunaan dananya sekian, penerimaan dana sekian," sambungnya.

Dari penyidikan sementara, aset bos First Travel yang terlacak yakni 8 perusahaan, 5 mobil dan 13 rekening. Dalam perkara ini, PPATK menelusuri transaksi aliran dana dan ditemukan duit total Rp 7 miliar dalam 51 rekening. Ada juga transaksi aliran dana ke luar negeri. [dc]
Plis Like Fanpage Kami ya

Related Posts

0 Response to "Derita Calon Jemaah Umrah dan Lupa Bos First Travel"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

close