Hormati, Kamu Akan Disayangi
TIDAK adil kalau keharmonisan organisasi terbebankan cuma pada pimpinan. Begitu pun dengan anggota. Persis seperti ungkapan Ali bin Abi Thalib ketika ditanya kenapa ada perbedaan antara kekhalifahan Abu Bakar dan Umar dengan kekhilafahan yang dipimpinnya. Beliau mengatakan, Ketika Abu Bakar dan Umar menjadi khalifah, aku dan orang-orang seperti kalian yang jadi bawahan. Tapi saat ini, ketika aku jadi pimpinan, orang-orang seperti mereka yang jadi bawahan.
Ada kunci lain yang mesti dipegang kuat para anggota atau bawahan organisasi: sabar untuk terus menghormati. Kata sabar menandakan keuletan dan kebijaksanaan. Perlu penilaian bijak ketika melihat kekurangan pemimpin. Selama masih di luar yang prinsip, kekurangan bisa ditolerir. Asal ada arah perbaikan.
Surah Al-Kahfi ayat 28 mengatakan, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja dengan mengharap keridhaan-Nya. Jangan kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Jangan kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya….”
Rasulullah saw. mengatakan, “Siapa yang tidak menyukai sesuatu dari tindakan pimpinan, maka hendaklah bersabar. Sesungguhnya orang yang meninggalkan (membelot) dari jamaah walaupun hanya sejengkal maka wafatnya tergolong jahiliyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Selama tidak maksiat kepada Allah, selama tidak menjual organisasi demi kepentingan pribadi; penghormatan sangat layak diberikan buat pimpinan. Berikan penghormatan, insya Allah akan ada sayang dan pengayoman.
Kebencian pun bisa luluh dengan penghormatan dan kasih sayang
Manusia tak bisa luput dengan salah dan khilaf. Siapa pun, sebagai anggota biasa atau pimpinan. Dan salah satu ciri mereka yang bertakwa adalah yang mampu mengendalikan marahnya menjadi pemberian maaf. “…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang berbuat kebajikan.” (QS. 3: 134)
Tentunya, pemaafan bukan dari yang lemah kepada yang kuat. Maaf bukan dari takut. Tapi, sebagai kearifan dari yang sebenarnya bisa membalas dan menghukum. Kearifan inilah yang lebih dahsyat pengaruhnya dari hukuman. Orang bukan sekadar jera. Tapi, malu dan sadar. Tak akan ada pengulangan kesalahan setelah itu.
Dari sudut pandang ini, semua kesalahan, ketidaksetujuan, ketidakcocokan; mesti bertemu dalam forum dialog. Saling terbuka, dan saling baik sangka. Jika ini tak muncul, yang semarak cuma prasangka. Bahkan tidak tertutup kemungkinan kebencian dan penjegalan.
Hormat dan kasih sayang adalah aliran jernih yang mengalir dari arah yang berbeda, tapi dari sumber yang sama: rahmat Allah. “Orang yang belas kasih akan dikasihi Arrahman. Karena itu, sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu disayangi mereka yang di langit.” (HR. Al-Bukhari). [M Nuh/islampos]
Redaktur: Saad Saefullah
0 Response to "Hormati, Kamu Akan Disayangi"
Post a Comment