-->

Sayangi, Kau Akan Dihormati

tangan Sayangi, Kau Akan Dihormati


“Siapa yang tidak mengasihi dan menyayangi manusia, dia tidak dikasihi dan disayangi Allah.” (HR. Al-Bukhari)


INDAHNYA suasana Madinah di awal kehadiran Rasulullah. Tak ada keistimewaan antara yang tiba dari hijrah dan yang asli Madinah. Tak ada keutamaan antara yang senior dan junior. Semua sama di hadapan Islam. Kecuali, takwa mereka di sisi Allah swt.


Ungkapan sayang biasa tertuang dari yang lebih kuat kepada yang lemah. Dari yang menguasai kepada yang dikuasai. Dari ungkapan sayang inilah terbangun jembatan penghubung antara satu hati di satu tempat dengan hati lain di tempat yang juga lain.


Secara posisi, seorang pemimpin berada di satu tempat yang jauh dari bawahannya. Orang menyebutnya atas. Para pemimpin bisa melihat perilaku bawahannya secara massal, tapi tidak begitu sebaliknya. Bawahan cuma bisa melihat titik-titik yang bergerak lambat. Persis seperti orang yang melihat gerak pesawat. Cuma suara menggaung yang bisa memastikan kalau titik yang bergerak itu sebuah pesawat.


Kalau jarak antara anggota organisasi dengan pimpinannya sejauh itu, sulit bisa lahir hubungan harmonis. Apalagi kompak dan solid. Pimpinan bergerak ke utara, anggota bergerak ke arah lain. Lebih parah jika anggota tidak merasa kalau geraknya atas arahan pimpinan. Dan lebih parah lagi, kalau anggota berusaha menjegal laju gerak pimpinan.


Sah-sah saja seorang pimpinan merasa berada di atas anggotanya. Ia bisa memerintah, meminta, memaksa, bahkan menghukum. Sebuah kepemimpinan yang Islami mengambil sudut pandang lain. Ia bukan sekadar berada di atas. Tapi juga sebagai ayah yang wajib menaungi, melindungi.


Rasulullah saw. mengatakan, “Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) kaumnya.” (HR. Abu Na’im) Dalam hadits lain, Rasul sangat mencela pemimpin yang tega menjual organisasinya buat kepentingan pribadi. “Khianat paling besar adalah bila seorang pimpinan memperdagangkan rakyatnya.” (HR. Athabrani)


Sulit menumbuhkan ketulusan untuk menaungi, melindungi, apalagi melayani jika semata-mata karena tuntutan tugas seorang pemimpin. Karena hal-hal formal hanya akan menghasilkan yang formal. Perhatian formalitas cuma akan berbalas kepatuhan yang juga formalitas.


Ada hal lain yang bisa menjiwai sebuah kepemimpinan. Itulah ungkapan sayang. Persis seperti ayah terhadap anak-anaknya. Tulus tanpa mengharap imbalan. Dan dari sayang yang tulus ini, akan ada penghormatan yang juga bersih dari anak-anak. Tanpa sedikit pun ada firasat untuk bisa menjatuhkan. [M Nuh/islampos]


Redaktur: Saad Saefullah


0 Response to "Sayangi, Kau Akan Dihormati"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Plis Like Fanpage Kami ya
close