Dia Belum Mengerti, Apa Masalah Aa
“HUH, kesel aa mah. Udahan ah mainnya,” dengan suara menggerutu Aa memasuki rumah.
Tak lama kemudian sang adik menyusulnya masuk. “Aa itu teman-teman nunggu, sekarang giliran Aa katanya,” tukas Adik.
“Nggak ah, Aa mah udahan mainnya. Kesel, temen-temennya nggak bisa,” jawab Aa.
Tak lama seorang teman Topan namanya bergabung main di dalam rumah. Tak lama mereka memulai sebuah permainan tiba-tiba Aa bersuara. “Ah Topan kamu bodoh. Udah gak usah main, liat aja disana.”
Saya mendekat, “Aa bicara yang baik, Topan tidak bodoh, dia belum mengerti apa masalah Aa,” seru saya.
“Silahkan bicarakan dengan jelas, bagaimana aturan mainnya supaya dia tahu,” lanjut saya kemudian.
”Iya lah,” jawab Aa
“Sekarang bagaimana Aa bicara kepada topan agar ia nyaman bermain disini?” tanya saya.
“Pan, aku minta maaf ya, jadi gini aturannya…” Akhirnya Aa menjelaskan aturan main, Topan pun mengerti.
Orang dewasa harus peka terhadap apa yang terjadi pada anak-anak disekitar kita. Baik anak sendiri maupun murid. Apa yang dilakukan oleh Aa terhadap Topan merupakan serangan secara verbal. Jika anak melakukan serangan secara verbal maka kita orang dewasa harus membantu menetralkannya. Kita tidak boleh membiarkan hal ini berlangsung tanpa diurus. Ini adalah masalah. Jika dibiarkan begitu saja,kelak hingga dia dewasa dia akan terus menyerang orang lain dengan serangan verbalnya.
Apa yang kita lihat hari-hari ini sungguh menyedihkan. Tak sedikit orang dewasa malah yang melakukan serangan verbal kepada anaknya sendiri atau muridnya. Kata-kata seperti ‘bodoh kamu,dasar nakal, gak tahu diri,gak becus,gak bisa diam, distroyer,anak bandel,anak cengeng,’ dan seabreg bahasa negatif lainnya.
Orang dewasa yang seharusnya membantu anak menetralkan malah memberi contoh yang tidak benar. Mengapa demikian? Orang dewasa semacam ini sejak kecil mendengar dan mendapat serangan verbal semacam itu dan tidak ada yang membantu menetralkan.
Jika anak laki-laki kita hari ini kita biarkan saja melakukan hal tersebut, maka kelak istrinya atau anaknya akan mengalami serangan verbal darinya. “Bikin kopi saja gak becus, dasar mama kamu memang bodoh,” seru nya kepada istri dihadapan anak-anaknya. Istri nya tidak boleh diam, bicara dan netralkan kalimat suaminya, “Saya tidak bodoh mas, silahkan jelaskan apa masalahmu, apa yang harus diperbaiki dengan kopinya.”
Semoga kelak anak-anak kita mampu menyelesaikan masalah jika menghadapi serangan secara verbal, karena kita orang tuanya sudah membekalinya sejak dini. []
Redaktur: Fatmah Hasan
0 Response to "Dia Belum Mengerti, Apa Masalah Aa"
Post a Comment